Chapter 29 : PERNYATAAN

1.8K 227 10
                                    

Author pov

"JINJAA??", seru Haneul. Dia hampir saja menjatuhkan buku-bukunya.

Yonna menganggukan kepalanya dengan cepat. "Aku merasa kalau aku punya harapan", ujarnya sambil tersipu.

"WHOAA DAEBAK YONNA. Chukae nee. Kapan-kapan kita bisa double date nih", goda Haneul sambil menyikut Yonna.

Pipi Yonna menjadi merah padam. Dia melihat sekelilingnya lalu mengisyaratkan agar Haneul bisa lebih tenang.

"Yak. Kenapa tidak sekalian saja kau umumkan di depan sekolah. Lagipula belum tentu aku bakal diterima. Ckckck", Yonna mendecakkan lidahnya.

"Optimis dong!", ujar Haneul riang.

Inilah yang Yonna suka dari Haneul. Sifatnya yang optimis dan riang. Mereka sudah berteman sejak SD. Haneul selalu ada di saat terbahagia ataupun saat dimana Yonna sangat terpuruk. Haneul bukan hanyalah seorang teman untuk Yonna. Dia sudah dianggap seperti saudaranya sendiri. Kepribadiannya yang kuat membuat Yonna kaget ketika Haneul sempat murung karena masalahnya dengan Inho dulu. Namun untunglah kesalahpahaman mereka sudah selesai dan mereka bahkan berpacaran sekarang.

Haneul mengambil kedua tangan Yonna dan menatap Yonna."Jadi apa kau akan menyatakan perasaanmu?", tanya Haneul dengan mata berbinar.

Yonna menjadi tersipu dengan bayangan dirinya menyatakan perasaannya di depan Jaehwa."M-mungkin. Aku masih tidak tahu", jawab Yonna.

Wajah Haneul jadi cemberut. "Jawaban nya antara iya atau tidak. Tidak ada pilihan mungkin", balas Haneul.

Dia terdiam sejenak. Kemudian matanya mulai berbinar lagi. "Ya sudah ayok kita cari Jaehwa sunbae saja sekarang", ujar Haneul sambil menarik tangan Yonna.

"Yakkkk", jerit Yonna sambil ditarik Haneul.

.
.
.

Haneul dan Yonna bersembunyi di balik rak buku. "Itu tuh Jaehwa sunbae lagi di sana", ujar Haneul sambil menunjuk ke arah Jaehwa sunbae yang sedang duduk di perpustakaan.

Inho baru saja memberi tahu mereka berdua bahwa Jaehwa sedang berada di perpustakaan. Inho sempat terlihat cemburu ketika Haneul terus menerus bersikeras ingin mencari Jaehwa.

Haneul mendorong Yonna pelan, membuatnya sedikit terkesiap. "Yonna hwaiting", bisiknya sambil mengepalkan kedua tangannya.

Yonna melototkan matanya ke arah Haneul kemudian membalikkan badannya dan dengan ragu ia berjalan mendekati Jaehwa.

Jaehwa menyadari kedatangan Yonna, lalu mendonggakkan kepalanya dan menyapa Yonna dengan senyum ramahnya.

"Annyeong Yonna", ujar Jaehwa sambil meletak buku yang sedang dibacanya.

"A-annyeong sunbae", jawab Yonna malu-malu.

"Ada yang bisa kubantu?", tanya Jaehwa.

Yonna mulai memainkan tangannya. "Err.. sunbae mau tidak pergi ke taman bermain bersamaku Minggu ini?", tanya Yonna sambil menutup matanya.

Jaehwa terlihat sedikit kaget, kemudian ia tersenyum. "Boleh saja", jawab Jaehwa.

"Jinja?", mata Yonna mulai berbinar dan bibirnya tersenyum dengan lebar.

.
.
.

"Haishh aku tidak bisa dengar apa yang sedang mereka bicarakan", gerutu  Haneul sambil mengintip ke arah Jaehwa dan Yonna yang sedang ngobrol dengan seru.

Tiba-tiba Hoseok berdiri di sebelahnya dan ikut mengintip. "Hey kau sedang lihat apa?", tanya Hoseok dengan polos.

Haneul sedikit tersentak. "Ahh kkamjjagiya (kau mengagetkanku)", seru Haneul.

Hoseok melihat ke dalam perpustakaan. Dia melihat Yonna dan Jaehwa sedang tertawa bersama. Air mukanya pun berubah.

"Kenapa kau sedang mengintip mereka", tanya Hoseok pelan.

Haneul kembali ke posisi semulanya. "Ssttt.. Jangan berisik sunbae. Sekarang Yonna ingin mengajak Jaehwa sunbae kencan. Dia ingin menyatakan perasaannya", ujar Haneul sambil meletakkan jari telunjuk di bibirnya, mengisyaratkan Hoseok untuk diam.

Hoseok melihat Haneul dengan tidak percaya. "Menyatakan perasaan?", tanya Hoseok.

Mata Haneul jadi melebar. Dia hanya menggigit bibir bawahnya dan terus merutuki dirinya sendiri karena keceplosan.

Hoseok mengalihkan pandangannya ke arah Jaehwa dan Yonna, dan ia bisa merasakan hatinya jadi tersayat karenanya.

.

.

.

"Kau terlihat senang sekali sekarang", ujar Hoseok. Matanya masih terpaku pada jalan raya di depannya.

Yonna mengeluarkan hmm kecil kemudian bersenandung mengikuti lagu di radio.

Dia membalikkan kepalanya lalu tersenyum pada Hoseok. "Sunbae, terima kasih atas bantuanmu selama ini", ujar Yonna.

Hoseok mengeriyitkan dahinya sambil sekali-kali melirik ke arah Yonna. "Kenapa?", tanya Hoseok.

"Aku akan menyatakan perasaanku pada Jaehwa sunbae". Yonna bersenandung sambil melihat ke arah jendelanya.

Hoseok terdiam. Tiba-tiba dia tidak bisa berpikir apa pun lagi. Dia menelan ludahnya. "Kenapa tiba-tiba kau ingin menyatakan perasaan?", tanya Hoseok.

"Aku rasa kesempatanku lumayan besar sekarang", jawab Yonna dengan mata berbinar. Dia memutar kepalanya ke arah Hoseok. "Apalagi dengan peristiwa bersih-bersih kemarin", sambungnya.

Hoseok terdiam mendengarnya.

Yonna mulai membicarakan rencananya dengan Jaehwa. "Rencananya kami mau ke taman bermain", ujar Yonna.

Hoseok tidak merespon.

"Kemudian kami akan pergi makan malam. Mungkin di tempat BBQ yang baru itu", ujar Yonna.

Hoseok mengeratkan pegangannya pada stir mobil."Padahal waktu itu dia mengajakku makan bersama di sana", pikir Hoseok.

"Sunbae, ada tempat makan baru nih. Kapan-kapan kita ke sana yuk", ajak Yonna sambil menyodorkan sebuah pamflet tempat BBQ.

"Kemudian ketika kami pulang, aku akan menyatakan perasaanku. Astaga aku senang sekali sekarang", seru Yonna sambil mengepalkan kedua tangannya di depan dadanya.

Hoseok mendecakkan lidahnya. "Taman bermain? Hari Minggu itu ramai sekali tahu!", ujar Hoseok sambil tertawa mengejek.

Yonna mengerinyitkan dahinya. "Ya gapapalah kalau rame. Toh juga enggak seru kalau terlalu sepi".

"Lalu BBQ? Kau tahu kan kalau bajumu akan bau asap. Masa mau makannya disana", timpal Hoseok dengan dingin.

Yonna menatap Hoseok dengan sinis. "Ya sudah ntar aku tinggal makan di tempat lain. Ah males ah ngomong sama sunbae", Yonna membuang mukanya.

"Ya sudah. Kalau gitu dari awal mending kamu gak usah kasih tahu aku. Nembak? Emang kamu yakin kalau orang itu bukan Eunha? Kamu terlalu percaya diri!", ujar Hoseok.

Yonna melihat Hoseok dengan tampang tidak percaya. Dia mengepalkan kedua tangannya. Kebetulan sekali mereka sudah sampai di rumah. Yonna melepaskan sabuk pengamannya lalu membanting pintu mobil Hoseok.

Terbesit di pandangan Hoseok bahwa mata Yonna sedikit berair. Melihat punggung Yonna menghilang ke dalam rumah, di saar itulah Hoseok sadar bahwa dia sudah agak keterlaluan.

Dia mengacak-acak rambutnya. "Astaga. Apa yang terjadi padaku?", gumam Hoseok sambil menyenderkan dahinya di setir mobil.

Fake Marriage j.h.s✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang