⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇👌
Suasana kembali seperti semula. Taehyung berbaring di sofa dengan ponselnya dan Chun Hi duduk di lantai dengan laptopnya.
"Sebulan lagi, ayah keluar"
"Benarkah? Itu bagus, kan?"
"Menyebalkan! Kenapa pria itu tidak membusuk saja di penjara"
"TAE-"
"Taehyung. Jaga bicaramu!" Taehyung mendahului kata-kata kakaknya. Chun Hi hanya mendengus kesal.
"Tapi, Tae. Bukankah seharusnya masih 3 tahun lagi?" Chun Hi mengalihkan pandangannya pada Taehyung. Tapi, Taehyung hanya diam.
|
"SIAL!" Umpat Taehyung tiba-tiba.
Chun Hi terlonjak. "Kenapa, Tae?!"
"10% saham perusahaan telah di akui sisi"
"Lalu? Kenapa?"
Taehyung mengacak rambutnya frustasi dengan kolotnya pertanyaan sang kakak.
"Itu sebabnya ayah sudah bebas"
Chun Hi semakin bingung. Keningnya pun berkerut. Membuat Taehyung benar-benar geram.
"Apa kau benar-benar tidak tahu dunia bisnis sama sekali?"
"Mana ku tahu, Tae. Aku tidak pernah mempelajarinya. Lagi pula aku bukan dari keluarga pebisnis"
Taehyung menarik nafas dan membuangnya kasar. "Baiklah. Mungkin kau bingung. Akan ku ceritakan semua"
Taehyung mengambil aba-aba. "Kemarin aku bertemu istri ayah di apartemen. Dia ingin aku pulang"
"Itu memang yang harusnya kau lakukan, Tae"
"Dia mengancamku. Jika aku tidak pulang, aku akan di jodohkan agar aku mau pulang. Dan sudah ku pastikan, orang itu pasti anak dari pembeli saham itu. Itu artinya aku di jadikan jaminan oleh pria sialan itu lagi. Kau mengerti tidak?" Jengah Taehyung.
"Dari mana kau dapat pemikiran seperti itu? Lagi pula, kenapa harus ada perjodohan konyol seperti itu?"
Lagi, Taehyung harus menghembuskan napas kekesalan. "Begini, perusahaan menjual sahamnya 10%. Dana untuk perusahaan akan mengucur. Dan dana itu di gunakan untuk mengeluarkan ayah dari penjara. Sebagai gantinya, aku di jodohkan sebagai jaminan"
"Lalu apa rencanamu?"
"Noona, kau bisa membantuku?"
Chun Hi mendekati Taehyung. Menunggu rencana yang akan terlontar dari mulut bocah keras kepala itu.
|
"Ayo, kawin lari denganku"
Takk!
Jitakan keras mendarat di kening mulus Taehyung. Hingga dia berteriak.
"Dasar gila! Itu bukan strategi, Tae. Sungguh, itu hanya candaan yang tidak berkelas sama sekali"
"Tapi, aku sungguh-sungguh. Setelah itu kita pergi ke tempat yang jauh"
"Begini, Tae. Sebaiknya kau ambil sikat toilet lalu bersihkan otak kotormu itu"
"Yang benar saja? Aku di jodohkan? Aku tidak mau mengurus perusahaan. Sia-sia aku mengikuti les vocal"
"Tidak ada yang sia-sia. Kau bisa melakukan keduanya. Bahkan 3 atau 4"
Taehyung menatap tidak percaya. Dua insan yang duduk berhadapan ini saling menatap.
"Pertama, kau bisa berbakti pada orang tuamu. Kedua, kau bisa menjadi penyanyi. Ketiga, kau bisa mengurus perusahaan. Keempat, kau tetap bisa bersekolah"
Entah kenapa mata Chun Hi berubah memerah. Air matanya mulai terkumpul. Tangannya menyentuh pundak sang adik.
"Uang, tahta, kedudukan, semua bisa kau dapatkan. Kau bisa jadi orang hebat dalam sekali waktu. Jika itu yang terbaik. Lakukan, Tae. Kau tidak perlu tinggal di tempat seperti ini lagi. Kau bisa makan yang enak. Tidur di tempat yang nyaman. Kau bisa mendapatkan semuanya tanpa keterbatasan biaya"
Perlahan air mata itu mengalir. Taehyung hanya bisa menatap sayu mata basah itu.
Chun Hi segera menghapus pipi basahnya lalu segera bangkit dan melangkah. "Sudah, Tae! Aku mau tidur. Kau juga segeralah tidur"
"Kenapa kau selalu ingin aku pergi?!" Tanya Taehyung datar. "Apa aku begitu menyusahkanmu?"
"KARENA AKU MENYAYANGIMU! APA KAU TIDAK PAHAM JUGA?!" Sontak Chun Hi berbalik. "Aku hanya tidak ingin kau sepertiku, Tae. Aku hanya ingin kau berhasil dan sukses. Kau berada di tempat yang seharusnya. Aku takut, aku menjauhkanmu dari keluarga dan jadi penghalang keberhasilanmu"
"Kau mengusirku dan bilang kau menyayangiku?"
"Tae, mengertilah! Aku tidak pernah mengusirmu. Selama apapun kau tinggal denganku. Pada akhirnya kau juga akan kembali pada keluargamu. Jadi, untuk apa berlama-lama lagi?"
"Bahkan aku lebih suka tinggal di tempat ini di banding di rumah besar itu. Aku lebih suka makanan yang kau buat di banding makanan di sana. Aku lebih suka naik bus dan jalan kaki denganmu di banding naik mobil mewah itu. Bahkan, aku lebih menganggapmu orangtuaku dari pada mereka" tanpa sadar cairan bening sudah mengalir di wajah tampannya.
"Bahkan jadi kekasihmu jika itu mungkin" Batin sesak Taehyung.
Hanya pandangan kosong. Ya, mereka saling menatap kosong dengan air mata yang mengalir di pipi masing-masing.
.
.
.
TBC...
Nyesek. Sumvrit gue ampe nahan air mata nulisnya.
Mungkin bagi kalian ini gak ngefil sama sekali. Tapi, sebagai seorang kakak gue juga pengen adik gue sukses. Selama nulis ini, yg gue inget ya adek gue.
Panjang beut ini.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
SMUT (SENYUM MANIS UNTUK TAEHYUNG) (END)
Fanfictionkenapa harus senyum pada Taehyung? Taehyung itu,,,,,, Taehyung itu..... 30 Desember 2017 - 13 April 2018