R : Kacau

433 66 14
                                    

Udah berantakan kacau pula. Cem yg buat cerita. Hop yu laik dis lah ya.




|•|

Krek!

Pintu terbuka. Menampakkan sosok orang asing yang tidak biasa. Ada dua pria di belakangnya.

"Jadi ini rumahnya?" Gumam sang wanita dengan angkuhnya.

"Maaf! Nyonya cari siapa, ya?" Sapa Chun Hi.

"Siapa?" Seru Taehyung berjalan menghampiri kakaknya.

"Boleh aku masuk?"

"Si-silakan!"

Degh!

Taehyung berhenti di tempat. Sang wanita juga menatap lekat bocah di depannya. Sementara, Chun Hi tampak bingung.

Ya, mungkin di antara kalian benar. Ibu tiri Taehyung. Dialah nyonya angkuh yang datang ke rumah Chun Hi.

"Silakan duduk. Saya akan buatkan min-"

"Tidak perlu. Saya kesini hanya ingin menjemput Tae-"

"Aku tidak mau ikut denganmu" sela Taehyung cepat.

..

Setelah dengan berbagai sindiran dan hinaan, Chun Hi berdiri dari duduknya. "Tae, aku harus bicara denganmu"

"Apa yang harus kita bicarakan?" Kesal Taehyung dengan perasaan gelisah.

Tak ingin berdebat, Chun Hi langsung melangkah menuju kamarnya di susul Taehyung yang tampak cemas.

"Tae-"

"Apa yang ingin kau katakan?!"

Chun Hi sedikit menarik napas. "Pulanglah. Kau harus kembali ke rumahmu. Jangan keras kepala. Selesaikan masalahmu. Kau tidak bisa terus berlari dan menghindar"

Sesungguhnya, ada perasaan tidak rela di hati Chun Hi. Bahkan dia hampir melelehkan cairan di matanya. Terbukti dari suara seraknya. Tapi, apalah Chun Hi. Dia hanya tempat singgah Taehyung yang notabenenya anak konglomerat.

"Aku tidak mau. Aku akan tinggal di sini"

"Ini bukan rumahmu-"

"Kalau begitu akan ku beli rumah ini" sahut Taehyung cepat.

"Jika kau membelinya, aku tinggal di mana?"

"Kau tinggal denganku"

"Itu berarti aku yang menumpang padamu. Apa bedanya, Tae? Sama saja"

"Aku tidak mau kembali"

"Tae, jangan bercanda. Ini bukan saat yang tepat untuk bercanda"

Chun Hi mendekat. Meletakkan tangan kirinya di bahu kanan Taehyung. Sementara tangan kanannya, membelai lembut pipi kanan Taehyung.

"Tae, dengar baik-baik. Aku menyayangimu, sangat menyayangimu. Dua tahun lebih kau tinggal denganku. Sekarang, saatnya kau pulang. Tinggallah dengan baik di sana. Demi apapun aku tidak sedikitpun mengusirmu. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Seperti yang pernah ku katakan padamu"

Chun Hi mengerjapkan matanya. Air matanya sudah mengalir sebelum kata-katanya terlontar. "Sekarang, kemasi barang-barangmu dan cepat pulang. Ibumu sudah menunggu"

"Jadi, kau benar-benar ingin aku pergi? Tidak bisakah kau menahanku? Lalu bagaimana? Bagaimana aku menjalani hari-hariku di rumah itu? Tidak bisakah-" Untuk pertama kalinya Taehyung mengeluarkan air mata di depan kakaknya. Chun Hi semakin resah. Tapi, dia juga tidak boleh keras kepala. Chun Hi sadar, dia bukan siapa-siapa.

"Ayo! Akan ku bantu mengemasi barang-barangmu" sahut Chun Hi dengan air mata yang terus mengalir.

Selang beberapa lama, semua barang telah di kemas rapi. Chun Hi mengantar mereka sampai di depan rumah.

"Jaga diri baik-baik. Jangan berbuat jahat. Belajar yang baik. Makan yang teratur. Sebentar lagi kau ujian, jangan malas. Jangan pikirkan apapun semua baik-baik saja. Aku akan baik-baik saja" pesannya dengan mata berkaca-kaca.

"Sudah selesai? Tidak perlu repot. Jika hanya nasihat seperti itu, aku juga bisa" sela sang nyonya dengan seringaian angkuhnya.

"Aku tidak butuh nasihatmu, sialan!" Pekik Taehyung.

"Taehyung,,," Chun Hi langsung menatap tajam adik di depannya. "Pergilah! Sudah malam"

Chun Hi hanya bisa menatap sedih kepergian adiknya. Melihat Taehyung yang hampir masuk ke mobil, Chun Hi segera berbalik untuk kembali ke dalam.

"Tuan, silakan naik!" Kata salah satu penjaga.

Taehyung memutar kepalanya, melihat sang kakak yang hampir masuk ke rumah.

"Tidak. Aku tidak mau"

"Cepat naik, Tae" ketus sang ibu tiri.

"Tidak. Aku tidak mau"

"Paksa dia masuk"

Taehyung langsung memberontak ketika kedua tangannya di cekal dan di dorong masuk.

Chun Hi sontak berbalik, mendengar keributan itu.

Taehyung berhasil lepas dan segera menghampiri kakaknya.

"Kau gila?! Rumah itu neraka. Kau ingin aku tinggal di neraka?! Hanya di sini aku merasa memiliki keluarga. Merasa punya adik, kakak. Hanya di sini aku belajar semua. Dan sekarang kau menyuruhku masuk ke neraka? Kau gila. Benar-benar gila" bentaknya, menggebu-gebu.

Apa yang bisa dilakukan Chun Hi?

Menangis. Ya, hanya menangis dan tidak bisa berkata-kata.

"Aku tidak mau. Aku tidak mau tinggal di sana" dengan air mata yang mengalir Taehyung jatuh di pelukan sang kakak. Keduanya sama-sama terisak.

"Maafkan aku, Tae! Maaf! Berjanjilah, kau akan menjadi anak yang baik dan mendapat nilai yang baik saat ujian. Kau harus melanjutkan pendidikanmu. Kau berhak atas itu semua. Maafkan aku!"

Taehyung melepas pelukannya dengan kasar. Menatap benci pada orang di depannya. "Jadi, kau benar-benar mengusirku? Baik. Baik. Aku pergi. Menjadi anak baik?" Taehyung menyeringai. "Akan ku pikirkan"

Kata terakhir Taehyung sebelum berlalu.

Chun Hi langsung menutup pintu dan terjatuh di sana. Terisak hebat dalam tangisnya.






|

TBC

Yeaa panjang untung kelar.

Lama kali aku menanti momen ini.

H-1 maluv syuga.

HBD bang. Lavyu eper en eper.

SMUT (SENYUM MANIS UNTUK TAEHYUNG) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang