L : Ancaman

488 71 13
                                    

👇👇👇👇👇

Hari ini Chun Hi pergi ke kantor penerbit. Memanfaatkan waktu istirahat jam kerjanya. Dan sekarang dia sedang berhadapan dengan pihak produksi.

"Bisa kau ubah sedikit alurnya? Jika kau bisa mengubahnya lebih menarik, kami akan menerima tulisanmu. Ku berikan kesempatan, karena aku suka bagian awalnya"

"Ba-baik. Akan saya coba. Berapa lama saya harus menyelesaikannya?"

"Secepatnya jika bisa. Jika berhasil kami pun akan segera menerbitkannya"

"Benarkah?"

"Ya, tentu"

Itu tadi produser Kim. Lebih tepatnya Kim Namjoon. Pria tinggi, muda, kaya, bijaksana dan tentunya idaman setiap wanita.

.

Sepulang sekolah Taehyung bermaksud mampir ke apartemen ibunya. Mungkin di sana dia bisa menenangkan diri.

Niatnya ingin menenangkan diri. Tapi, sepertinya tidak jadi. Seorang wanita paruh baya sudah menunggunya di depan pintu.

"Ada apa kau kemari?"

"Tae?"

"Sepertinya aku salah waktu datang ke mari" Taehyung ingin berbalik arah. Tapi tangannya di tahan oleh sang wanita.

"Ada apa? Kau ingin minta sandinya?" Ucap Taehyung sinis.

"Bukan. Tae, pulanglah!"

"Pulang kemana? Rumahku di sini"

"Tae, ku mohon" ucapnya memohon.

"Wow! Rupanya kau sudah menjadi orang baik sekarang?" Sindir Taehyung

"Jika bukan karena ayahmu, aku tidak akan melakukannya" mendengar penuturan sang anak. Lebih tepatnya anak tiri. Ibu tiri itu langsung merubah nada bicaranya menjadi mengerikan. Tapi, tidak mampu menakuti seorang Kim Taehyung.

"Heh! Sudah ku duga. Pulanglah dan lepaskan tanganku. Bisa-bisa kotor tanganmu itu" sindirnya lagi.

"Aahh! Benar juga"

Taehyung segera melangkah. Tapi, lagi-lagi langkahnya terhenti.

"Satu bulan lagi ayahmu bebas" seru ibu tiri. "Jika kau tidak segera pulang, ayahmu akan menjodohkanmu dengan anak koleganya. Agar kau bisa pulang"

Taehyung terpaku di tempatnya. Menahan amarah dan kekalutan ancaman ayahnya.

.

.

.

Hari yang cukup melelahkan dan menyenangkan. Kini Chun Hi harus memutar otak kembali merangkai kata dan ide supaya karyanya bisa di terima.

Chun Hi di ruang tengah sendiri. Tidak di temani Taehyung seperti biasa. Anak itu memilih di kamar sejak pulang tadi. Jika keluar hanya ke kamar mandi, toilet, atau sekedar mengambil minum.

Chun Hi masih marah padanya. Sementara Taehyung anak keras kepala. Mana mungkin akan minta maaf atas kesalahannya. Apalagi itu hanya kakaknya.

Di kamar Taehyung kesal sendiri. Antara ingat kakaknya yang mendiamkannya, kalah bermain game, juga ucapan ibu tirinya.

"Sial!" Umpatnya.

...

....

TBC

Ini pendek dulu ya. Sumvah di part ini gue mentok. Ngadat mendadak.

Lavyu rider semuah.

Ryeozka.

SMUT (SENYUM MANIS UNTUK TAEHYUNG) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang