W : Ujian

410 62 10
                                    

Selamat ujian yang sedang ujian ya...






Bukan hanya ujian kelulusan yang harus di jalani Taehyung. Tapi, juga ujian hidup yang menimpanya.

Kenapa?

Karena setelah kelulusan, Taehyung harus segera melangsungkan pertunangan. Itu yang di bahas pada pertemuan keluarga Beberapa hari lalu. Benar-benar muak. Taehyung sudah muak.

Sampai detik ini memang Taehyung masih diam. Tapi, bagaimana jika acara tiba? Akankah dia diam saja? Entahlah. Taehyung benar-benar tidak bisa berpikir sekarang.

Karena masa ujian, Taehyung pulang lebih awal dari biasanya. Taehyung langsung ke dapur dan di dapatinya bibi Hong yang masih sibuk bersih-bersih.

"Ayah pulang pukul berapa, bi?"

"Tidak tahu, tuan. Jika tidak lembur mungkin seperti biasanya"

Taehyung menenggak satu gelas air putih yang telah di tuangnya. Kemudian, segera ke kamar lalu kembali lagi dengan pakaian yang sudah berbeda.

"Tuan mau kemana?"

"Aku akan pergi sebentar, bi"

"Tapi, tuan? Tuan tidak boleh pergi kemanapun"

"Jika sampai malam aku belum pulang. Bilang saja aku di kamar sedang tidur. Kamar akan ku kunci"

"Tapi, tu-"

"Aku pergi, bi"

Taehyung bergegas meninggalkan dapur. Tidak peduli dengan bibinya yang nampak khawatir.



Sampailah Taehyung di suatu tempat dengan sedikit acak-acakan. Mungkin dia berlari?

Mungkin saja. Karena peluhnya membasahi rambut dan napasnya sedikit tersengal.

Taehyung baru akan membuka pintu. Tapi, pintu terbuka lebih dulu dari dalam. Menampakkan sosok yang sangat Taehyung kenal.

"Taehyung?" Orang di depannya menautkan kedua alisnya.

"Hyung? Bantu aku"






--

Chun Hi keluar dari gedung tinggi. Wajahnya tampak cerah dengan senyum simpul yang mekar di bibirnya.

"Kau langsung pulang?" Tanya seorang pria dari dalam mobil.

"Oh, Produser? Tidak. Aku kembali ke tempat kerja"

"Masuklah! Akan ku antar"

"Tidak perlu. Di depan akan ada bus"







--

Dua makhluk beda usia dan beda jenis kelamin itu duduk di depan rumah menunggu sang pemilik rumah datang.

"Oppa, aku merindukan Tae Oppa"

"Baru minggu lalu kita bertemu"

"Itu hanya sebentar. Itupun hanya ribut dengan oppa"

"Aku bahkan punya hutang dengannya" Hanbin menghembuskan napasnya.

"Hutang apa?" Antusias Hwiyoon.

"Bukan apa-apa. Dia juga tidak memikirkan itu. Hanya saja aku merasa tidak enak"

"Aku kasian pada Chun Hi eonni. Dia seperti tidak punya semangat. Eonni jadi tampak kesepian. Apa mungkin eonni mencintai Tae oppa?"

"Anak kecil sepertimu tahu apa tentang cinta?" Hanbin tersenyum.

"Aku tahu. Aku pernah dengar ayah bilang pada ibu 'aku mencintaimu. Aku kesepian tanpamu' begitu"

Hanbin mengacak rambut Hwiyoon. "Dasar bocah"

"Bukankah oppa juga mencintai Chun Hi eonni?"

"Apa?!" Hanbin hampir terjungkal ke belakang.

"Hei! Kalian membicarakanku?"

"Noona/Eonni?"

Chun Hi mendekati mereka. "Aku punya kabar gembira" semangat Chun Hi.

Dua anak ini menunggu dengan antusias.









--

Taehyung mengendap-endap lewat pintu belakang. Sebisa mungkin tidak membunyikan apapun. Dia sadar sekarang sudah lebih dari pukul tujuh malam. Jelas sang ayah sudah pulang. Karena di depan sudah ada mobilnya.

"Sial! Kenapa sialan itu sudah pulang? Biasanya juga malam?" Kesal Taehyung dalam hati.

"Dari mana kau?"

Sial!

Taehyung segera menegakkan badannya berusaha biasa saja.

"Apa pedulimu?" Balasnya dingin.

"Aku tanya, kau dari mana?" Mata pria paruh baya itu seolah ingin melompat.

"Dari kamar bibi. Kenapa? Kau cemburu? Kau sudah punya jalang itu" ejeknya.

"Jaga bicaramu, Tae! Apa kau tidak punya rasa hormat sedikitpun pada ayahmu ini?"

Taehyung mengeluarkan seringainya. "Aku akan menghormatimu. Jika kau bisa bersikap layaknya seorang ayah"

Taehyung meninggalkan sang ayah begitu saja menuju kamarnya.

"Akan ku tunjukkan aku bisa mendapat nilai yang bagus. Demi kau. Kau tidak akan menyesal padaku"

Batin Taehyung setiba di kamar dan memutuskan belajar.








|

TBC

Huft

Lavyu

Ryeozka

SMUT (SENYUM MANIS UNTUK TAEHYUNG) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang