Y : Hari Kelulusan

453 62 33
                                    

2 part terakhir.

Warning!
Feel berantakan.

Udah itu aja.


°°

Perseteruan Taehyung dengan sang ayah memang belum reda sepenuhnya. Karena, sang ayah belum memberikan pernyataan pertunangan akan di batalkan atau tidak. Tapi, dengan penuh harap Taehyung ingin ayahnya datang di hari kelulusan ini. Tak terkecuali sang kakak.

Taehyung duduk di kursinya dengan gelisah. Matanya mengedar ke penjuru ruangan. Banyak dari mereka yang tengah bercengkrama dengan orang tuanya. Entah dengan ayah atau ibunya. Atau bahkan dua-duanya. Ada juga yang tampak d peluk sang ibu saking takutnya dengan hasil nilai yang akan di dapatkannya.

Tapi, Taehyung?

Anak itu sendiri. Perasaan gelisah, panik dan cemasnya hanya ia rasakan sendiri. Acara di mulai sebentar lagi. Tapi, tak ada satupun dari keluarganya yang datang.

Kim Taehyung yang malang.



--

Bukan hanya Taehyung yang gelisah. Chun Hi yang duduk di antara banyak orang pun tampak tidak tenang.

Ya, hari ini adalah hari peluncuran buku pertama Chun Hi. Buku dengan berkali-kali revisi.

"Taehyung, tunggu sebentar. Aku akan datang" batinnya di sela menjawab pertanyaan yang di berikan padanya.




-

"Aku harus segera pergi" pamit Chun Hi setelah acara selesai. Meninggalkan sang produser dan beberapa staf di sana.

Kakinya melangkah cepat seperti di kejar teroris. "Tae, sabarlah sebentar" gumamnya pelan sepanjang jalan.



°°

Taehyung semakin gelisah, pasalnya sang ayah juga belum muncul. Lalu jika di panggil nanti, siapa yang akan mendampinginya?

Sang kakak, orang yang sangat dia harapkan bahkan tidak menampakkan diri. Semenyedihkan inikah dirinya?

Andai sang ibu masih ada. Mungkin tidak akan seperti ini jadinya.

"Kim Taehyung!" Seruan itu menandakan dia harus maju ke depan.

"Kakak, ayah, kalian sungguh keterlaluan"

Taehyung melangkah ke depan dengan lesu. Hanya senyum miris yang dia tunjukkan.

"Taehyung, selamat nilaimu sempurna! Berikan sedikit sambutan karena nilaimu sangat baik" pinta sang guru yang berdiri di sana.

Memberi sambutan?

Siapa yang harus di sambut? Tapi, Taehyung tetap berdiri di depan podium.

"Jujur, aku tidak tahu harus ku katakan. Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya. Terima kasih untuk semua guru yang sudah membimbingku sejauh ini, terima kasih untuk semua teman yang mau berteman denganku. Meski, setiap kali aku membuat kalian kesal, marah atau benci. Dan terima kasih-" Taehyung menjeda ucapannya. Harus berterima kasih pada siapa lagi sekarang?

Taehyung mengedarkan pandangannya. Adakah salah satu sosok yang dia harapkan?

"Ayah?"

Taehyung melihat sosok ayahnya berdiri di belakang sana. Beliau baru saja tiba. Dengan senyum yang terukir di bibirnya. Benarkah?

"Untuk ayah yang telah meluangkan waktu untuk hadir. Ayah, lihatlah! Aku mendapat nilai yang baik. Ayah ini usahaku. Aku juga bisa berhasil dengan usahaku sendiri. Dan terima kasih pula untuk ibuku. Kau pasti selalu mendoakanku di atas sana. Ibu, aku merindukanmu" ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Banyak pula di antara mereka yang terharu hanya dengan kata-kata Taehyung yang sederhana. Mereka tahu Taehyung sosok seperti apa. Taehyung yang tertutup dan tak pernah menyebut orang tuanya. Kini berani menyebut keduanya.

"Dan terima kasih, untuk orang yang tidak hadir disini. Mungkin dia tidak ada waktu sekarang"

Semua jadi berbisik. Siapa orang yang di maksud?





-

Setelah acara haru berlalu, kini saatnya bersenang-senang. Para siswa bersorak gembira. Apalagi mengetahui Bright Voice dan Light Tone akan segera tampil. Dua kubu yang sempat bermusuhan ini telah damai dan melakukan kolaborasi. Sayang, Taehyung tidak mau bergabung dan memilih caranya sendiri. Padahal jika bergabung dia mendapat posisi vokalis utama di Light Tone.

Taehyung kembali gelisah di belakang panggung. Setega itukah sampai seorang Moon Chun Hi tidak datang?




°°

"Pak, ku mohon cepat sedikit. Aku bisa telat nanti" Pinta Chun Hi pada sopir taksi yang ditumpanginya.

"Baik, nona"

Selang beberapa menit Chun Hi sampai. Dia terburu-buru berlari ke tempat acara.

"Tae, maafkan aku" gumam hatinya.

Di panggung, Taehyung sudah berdiri. "Aku memiliki lagu yang ku tulis sendiri. Lagu ini untuk orang yang tetap tidak muncul sampai saat ini"

Chun Hi masuk ke ruang acara. Berdiri di bagian paling belakang.

"Yoongi Oppa?" Sapa Chun Hi.

"Ya, aku baru saja sampai. Dia sudah menantimu"

"Taehyung?" Gumamnya pelan.

"Noona, Ini untukmu. Kau yang telah mengikutkanku les vocal dan ini hasilnya" mata mereka saling bertemu. "Dan Hyung, terimakasih telah membantuku menyelesaikan lagu ini"

"Maaf!" Ucap Chun Hi Tanpa suara ke arah Taehyung dengan berkaca-kaca yang di sambut senyum tipis oleh sang adik.

Musik mulai mengalun.

🎵🎵🔊 4 o'clock.

Anggep ae itu lagu ciptaan Tae sendiri.

"Ini lagu untukmu" Kata Yoongi pada Chun Hi. "Hampir setiap hari dia kabur hanya untuk menemuiku membuat lagu ini"

Chun Hi tersenyum. "Taehyung punya suara sebagus ini?"

"Ya. Makanya aku menyuruhnya masuk agensi"

Sang ayah yang sedari tadi ada di sana ikut menghayati lagunya. Anaknya punya bakat sebesar ini. Pantaskah dia menghancurkannya?





TBC

Ide dadakan beneran kan? Mana jempol sakit gegara kuku yang udah panjang patah dari pangkalnya.

Duhh numpuk agenda.

Oh ya ini teh si adek tae sm mbak enchun mau cinta2an ato ttp kakak adek.an aja atuh?

Kehabisan kuota beneran gua...

Lavyu

Ryeozka

SMUT (SENYUM MANIS UNTUK TAEHYUNG) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang