Rinnai berjalan di sepanjang koridor sekolah. Pipi bulatnya sama sekali tak membentuk lingkar senyuman. Dan pandangannya hanya tertuju pada satu arah. Kedepan.
"Rin, lama banget sih lo datengnya. Kantin yuk" Keeran menggenggam tangan Rinnai. Namun Rinnai langsung melepaskan genggaman tangan Keeran.
Rinnai tersenyum, berusaha untuk tidak menyakiti hati Keeran.
"Lo aja. Gue udah makan tadi dirumah"
Keeran mengangguk pelan dan berlalu.
Rinnai melanjutkan jalannya dan pada saat ia sampai di depan kelasnya, langkahnya terhenti ketika ia melihat dua kaki yang menghalangi jalannya untuk masuk.
Ia mendongakkan kepalanya ke dan mendapati sesosok pria tampan dengan poni yang menutupi sebagian keningnya sedang berdiri di ambang pintu kelasnya.
Pria itu adalah Vaarez.
Vaarez menatap Rinnai dengan tatapan datar Namun sepertinya Rinnai sedang tidak berminat untuk berkelahi.
"Bisa permisi gak?"
"Apa kata lo?"
"Gue mau lewat"
Vaarez tersenyum miring, "ada ya orang yang ngelakuin kesalahan tapi gak nyadar gitu sama kesalahannya".
Rinnai memutar bola matanya. Ada apa dengan pria ini, apa dia masih waras. Disaat pagi pagi begini bisa bisanya dia membuat hati Rinnai menjadi kesal.
Wajah Rinnai mulai memerah. Dan pipinya mengembung.
"Mau lo apa sih. Pagi pagi juga udah cari gara gara"
Rinnai masuk melewati celah kecil yang berada disamping sebelah kiri Vaarez. Dan Vaarez, pria itu hanya diam dan mengerutkan keningnya.
Dibalik sifatku yang tak menghiraukan mu. Tersimpan kasih sayang yang berlimpah didalam hatiku.
Dan itu untuk kamu.
***
Rinnai berdecak kesal. Bagaimana bisa buku diarynya hilang begitu saja. Sepertinya ada yang sengaja menyembunyikan diary nya. ia menunduk untuk melihat di kolong mejanya. Namun tidak ada diarynya di sana.
"Cari apa?"
Gadis itu mencari sumber suara dan menemukan Keeran yang tengah memegang sebuah buku berwarna biru dengan corak tetesan hujan.
"Lagi cari buku diary Ran, Ran lo dapat buku itu dari mana?"
"Dari Vaarez, tadi pas dia dipanggil guru tiba tiba aja dia suruh gue megang buku ini sebentar. Tapi sampai sekarang dia belum datang datang tuh"
"Coba gue lihat"
Keeran memberikan buku itu kepada Rinnai. Rinnai membolak balikan buku itu dan melihat sebuah tulisan yang berada di belakang buku diary itu.
Rinnai cantik ulala.
Rinnai membulatkan matanya.
"Ran, ini kan buku diary yang gue cari tadi"
"Masa? Ya gue gak tau Rin, mungkin aja Vaarez mau sembunyiin buku diary lo"
"Rese banget sih tu cowok" gerutunya dalam hati.
Rinnai berjalan melewati Keeran, berniat untuk mendatangi Vaarez dan memukul kepala Vaarez dengan buku diary miliknya. Namun langkah nya terhenti ketika Keeran menahan tangannya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain with you
Teen FictionRinnai dan Vaarez. Mereka berdua bagaikan bayangan, selalu bersama tetapi tidak bisa bersatu. Hanya ada satu cara yang bisa membuat mereka menjadi bersatu, yaitu ketika hujan turun. Namun jika hujan menjadi pemersatu dan penghalang mereka berdua, a...