Rinnai terus mengguncangi tubuh Vaarez yang sudah dingin. Baju mereka berdua kini telah basah oleh hujan yang semakin deras.
Gadis itu melihat ke kanan dan kekiri berharap ada seseorang yang bisa menolong mereka.
Tapi jalan itu terlalu sepi, tidak ada orang sama sekali yang berlalu lalang disitu.
"Vaarez bangun Vaarez"
Rinnai menggenggam tangan Vaarez, tak ada satu reaksi pun dari diri Vaarez. Gadis itu mulai panik. Namun setelah itu jari jemari Rinnai mulai bergerak di kantong celana Vaarez, gadis itu mengambil ponsel Vaarez dan berusaha untuk mengetik layarnya. Namun, Rinnai sedikit bingung, apa yang harus ia lakukan di hp Vaarez.
"Telpon seseorang"
Seketika jemari Rinnai mulai menari nari di layar ponsel Vaarez. Meski kadang Rinnai harus beberapa kali menekan nekan layar ponsel pria itu karena hujan yang membuat layar ponsel Vaarez menjadi licin.
"Duh gue telpon siapa lagi?"
"Ayo Rinnai, berpikir.. lo harus telpon siapa"
Rinnai mengetuk ngetuk dahinya, "mungkin telpon mamanya aja kali ya"
"Yah, kok gak ada sih" keluhnya.
"Terus gue telpon siapa lagi nih? Duh.. Vaarez kenapa lo harus pingsan pada saat yang gak tepat sih?" Ucapnya sambil sesekali mengguncang guncang lengan Vaarez dengan sebelah tangannya.
"Gue tau.."
"Telpon Danta"
Ya, mungkin menelpon Danta adalah pilihan yang tepat. Tak lama setelah itu suara seseorang mulai terdengar dari handphone yang sudah Rinnai letakkan di telinganya.
"Halo Rez?"
"A.. halo, ini gue, Rinnai"
"Rinnai?"
"Iya"
"Kenapa ya?"
"Lo bisa dateng di cafe dekat sekolah kita gak?"
"Kenapa?"
"Vaarez tiba tiba pingsan"
"Pingsan? Kok bisa?"
"Aduh, pokoknya lo dateng aja kesini dulu, bisakan?"
"Pliss bantuin gue" lanjut Rinnai.
"Iya iya, gue langsung kesana"
Terdengar nada terputus dari handphone pria itu. Raut wajah lega sedikit terlihat di wajah Rinnai, "Vaarez lo bertahan ya".
***
"Duh Vaarez, badan lo makin dingin" keluh Rinnai.
"Danta lama lagi" lanjutnya.
Tak lama setelah itu, Danta datang dengan mobilnya dan menghampiri Rinnai dan Vaarez yang sedari tadi terguyur hujan ditengah jalan.
"Lo minggir dulu Rin, biar gue gotong Vaarez nya"
Rinnai menaruh pelan pelan kepala Vaarez yang sedari tadi berada di pahanya.
"Lo masuk aja duluan ke mobil gue"
"Tapi gue basah"
"Gak papa"
Danta menggotong Vaarez dengan susah payah, mereka melarikan Vaarez ke rumah sakit terdekat karena badan Vaarez yang sudah sangat mendingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain with you
Teen FictionRinnai dan Vaarez. Mereka berdua bagaikan bayangan, selalu bersama tetapi tidak bisa bersatu. Hanya ada satu cara yang bisa membuat mereka menjadi bersatu, yaitu ketika hujan turun. Namun jika hujan menjadi pemersatu dan penghalang mereka berdua, a...