15.30
Sudah setengah jam Rinnai berdiri di depan cermin. Menatap dirinya dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Gadis itu tersenyum sendiri sembari memainkan dress berwarna biru langitnya.
Rambut yang terurai dengan poni yang dibiarkan menutupi keningnya membuat kesan cantik dan sederhana pada diri Rinnai.
"Pakai baju yang ini cocok kali ya"
Namun tiba tiba senyum dibibir Rinnai mulai memudar.
"Ngapain ya gue pakai baju dress kayak gini? Emang gue mau pergi ke pesta apa?"
Rinnai menggelengkan kepalanya saat menatap kaca dan gadis itu mulai melangkahkan kakinya untuk menuju ke lemari baju.
Gadis itu mengambil sweater bermotif awan biru dengan celana jeans putih sebagai pasangannya.
"Pakai ini aja kan cocok, ngapain cantik cantik kalau dekat tuh cowok" ucapnya. Namun separuh hatinya berkata lain dari yang barusan gadis itu katakan.
Gadis itu menguncir kuda rambut nya dan meletakkan bando pita diatas rambut berponinya itu.
Gadis itu menatap cermin untuk yang kesekian kalinya, ia sedikit mengangguk, "oke, saatnya berangkat"
Lalu suara dering telepon terdengar dari handphone Rinnai. Rinnai segera mengangkatnya.
"Halo Rez, gue udah selesai nih"
"Mau ketemuan dimana?"
"Di cafe andalan aja deh"
"Gue udah siapin tempat biasa kita duduk" lanjutnya.
"Oke, sebentar lagi gue berangkat"
"Gue jemput ya"
"Gak usah, gue bisa sendiri"
"Yaudah, hati hati dijalan"
"Iya, sok perhatian"
Rinnai menutup teleponnya. Gadis itu membuka pintu kamarnya dan melangkah tergesa gesa untuk menemui kakaknya.
"Kak Ray"
"Kak..."
"Kakak, kakak dimana?"
"Ka.."
"Apa sih Rinnai? Berisik aja"
Ray turun dari tangga dan mendatangi adiknya itu.
"Kakak antarin aku ke cafe dekat sekolahku ya kak"
"Aduh kakak banyak tugas dek"
"Yah kakak, sebentar aja kok. Emang kakak tega biarin adek kakak yang udah dandan cantik cantik kayak gini pergi naik angkot?"
Ray menyelidiki adiknya dari kepala sampai kaki. Pria itu mendekatkan hidungnya ke bahu adikknya.
"Apa sih kak?"
"wangi banget adek kakak, mau kemana cantik cantik kayak gini? Udah mulai punya gebetan ya? Baru aja tinggal di Indonesia udah punya gebetan aja"
"Ih, kakak kalau ngomong tu asal aja, aku tu mau makan di cafe, jadi harus wangi lah. Emang kalau wangi sama dandan cantik cantik itu harus pas ketemu sama gebetan?"
"Duh, ngejawabnya pintar" Ray mencolek hidung mancung Rinnai.
"Ih, ayok cepat anterin aku kak" Rinnai menarik lengan Ray.
"Iya iya"
***
Vaarez melirik jam nya, raut wajahnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain with you
Teen FictionRinnai dan Vaarez. Mereka berdua bagaikan bayangan, selalu bersama tetapi tidak bisa bersatu. Hanya ada satu cara yang bisa membuat mereka menjadi bersatu, yaitu ketika hujan turun. Namun jika hujan menjadi pemersatu dan penghalang mereka berdua, a...