5

98 42 10
                                    

Hai.. maaf typo masih bertebaran. Happy reading guys..

Sejarah. Nama mata pelajaran itu bagaikan hantu bagi anak kelas X-3. Setiap pelajaran sejarah dimulai seluruh murid kelas X-3 akan memutuskan untuk melakukan kegiatan masing masing.

Contohnya seperti Rinnai. Pelajaran sejarah membuatnya bingung dan pusing. Mengingat dulu saat di jepang ia tidak pernah mempelajari pelajaran sejarah seperti ini.

Gadis itu bingung tentang ini semua. Jadi ia hanya memainkan pulpennya dengan cara memutar mutarkan pulpennya.

Gadis itu melirik ke arah Vaarez yang tengah mencatat catatan di papan tulis.

Ternyata Vaarez anak yang rajin

Itulah kata pujian pertama yang keluar dari mulutnya untuk Vaarez. Lalu gadis itu beralih pandang pada sahabatnya, Keeran.

Sepertinya Keeran tidak berminat untuk mengikuti pelajaran sejarah. Karena sedari tadi disaat guru sedang menjelaskan, Keeran malah memutuskan untuk tidur.

Rinnai kembali menatap pulpennya yang sedari tadi masih berputar. Ia terus memainkan pulpennya hingga pulpennya terguling guling dan terjatuh tepat dibawah meja Vaarez.

Rinnai memutar badannya menjadi menghadap ke arah Vaarez.

"Vaarez" panggilnya pelan. Hampir seperti bisikan.

Vaarez menoleh, "apa?"

"Lo bisa ambilin pena gue gak? Itu dibawah kaki lo"

Vaarez menghela nafas. Ia mengambil pulpen milik Rinnai dan memberikannya kepada gadis itu.

Namun apa yang terjadi selanjutnya?

"Cie cie.."

'Cie Vaarez ngebet murid baru ya.."

"Cie.. Vaarez nih yeee"

Sorakan itu terdengar memenuhi seisi kelas X-3.

Rinnai dan Vaarez yang melihat kejadian itu hanya diam dengan tatapan bingung.

"Nih tutup pulpennya juga jatuh tadi"

Rinnai mengambil tutup pulpen itu, "makasih"

"Cie Vaarez.. tembak aja langsung"

Sorakan itu bertambah banyak dan membuat telinga Rinnai menjadi tidak nyaman.

Vaarez dan Rinnai saling menatap. Ditengah sorakan teman temannya mereka masih saling menatap. Tak perduli tentang sorakan pada siswa lain.

Praakk

Sekejap suasana yang ricuh tadi kembali diam ketika guru sejarah mengetuk papan tulis dengan keras.

Vaarez dan Rinnai juga berhenti untuk saling menatap dan fokus kepada bu Aini.

"Kalian tadi disuruh dengarkan pembahasan ibu kan, kenapa malah ribut sendiri?"

Hening.

"Sebagai hukumannya, kalian kerjakan soal dari halaman 10-15, hari ini juga harus selesai"

Rain with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang