Hari ini adalah hari yang sial bagi Vaarez.
Pertama, bu guru sejarah memberikan seluruh siswa dikelasnya soal yang banyak.
Kedua, ia dihukum membersihkan taman belakang sampai benar benar bersih hanya karena permasalahan yang sepele.
Ketiga, ia harus dihukum bersamaan dengan Rinnai.
Gadis yang dibencinya.
Rinnai, gadis itu sedang sibuk mengambil sampah plastik menggunakan tangan kirinya. Ia sudah banyak mengambil sampah. Tetapi berbeda dengan Vaarez, justru sedari tadi Vaarez hanya duduk sambil memperhatikan Rinnai.
Rinnai menoleh ke arah Vaarez yang sedang duduk di batu besar taman.
"Bantuin dong, keenakan banget sih kerjaannya cuma duduk doang"
"Gue gak mau munggut sampah barengan sama lo"
"Yaudah kalau gak mau-"
Rinnai berdiri dan membuang sampah plastik yang tadi berada ditangannya kembali ke atas rumput.
"Nih, lo kerjain sendiri. Gue gak akan bantu"
"Enak aja"
"Ya bantuin dong, masa gue sendiri sih"
"Ya itu emang udah nasib lo"
Rinnai mencabut segenggam besar rumput di taman lalu melemparkan rumput itu ke wajah Vaarez.
"Rese lo. Lihat ni"
Vaarez yang tak mau kalah mengambil plastik yang sudah berada di tong sampah tadi dan melemparkannya ke wajah Rinnai.
"Ih kotor tau gak"
"Gue gak bakalan mau kalah" lanjutnya.
Kejadian lempar melempar. Mereka melakukan itu hingga taman yang tadinya sedikit bersih kini kembali kotor seperti semula. Bahkan lebih buruk daripada semula.
Kejadian itu berlangsung selama beberapa menit setelah bu Zilla yang sedari tadi mengintip dari balik ruang guru menghampiri mereka berdua.
Rinnai yang menyadari kehadiran bu Zilla langsung menjatuhkan rumput yang ia genggam.
Gadis itu menunduk.
"Gue tau kok lo takut sama gue. Nyerah ya?"
Rinnai menunduk dan tak menghiraukan perkataan Vaarez.
"Lo kenapa sih? Kesurupan tiba tiba?"
Rinnai menunjuk bu Zilla dengan tatapan matanya yang diikuti oleh Vaarez.
Vaarez yang membelakangi bu Zilla langsung berbalik badan dan menemukan bu Zilla yang sedang berkacak pinggang.
"Eh bu Zilla"
Bu Zilla menggelengkan kepalanya, "mau kalian tu apa sih? Disuruh bersihin tanaman kok malah main lempar lemparan. Ibu gak mau tau ya. Pokoknya kalian harus bersihkan ini semua. Kalau enggak, kalian gak akan boleh pulang-"
"Walaupun sampai malam hari" lanjut bu Zilla dan tak lama setelah itu beliau berlalu meninggalkan Vaarez dan Rinnai.
Vaarez dan Rinnai saling tatap menatap.
"Apa lo lihat lihat"
Rinnai yang terlambat menyadari bahwa ia sedang menatap Vaarez langsung mengerjap ngerjapkan matanya.
"Ini semua gara gara lo"
"Gue? Kenapa?"
"Gara gara lo gak mau bantuin gue bersihin taman, kita jadi gak boleh pulang kan sampai tamannya benar benar bersih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain with you
Teen FictionRinnai dan Vaarez. Mereka berdua bagaikan bayangan, selalu bersama tetapi tidak bisa bersatu. Hanya ada satu cara yang bisa membuat mereka menjadi bersatu, yaitu ketika hujan turun. Namun jika hujan menjadi pemersatu dan penghalang mereka berdua, a...