"Gue suka sama Keeran, Rin"
"A..apa?"
Mata Rinnai memerah, kulit putihnya juga terlihat memerah.
Sebelumnya Rinnai tidak pernah seperti ini, tapi perasaan apa ini?
Vaarez yang sedari tadi berdiri kini duduk di ranjang rumah sakit sambil tertawa, hal itu membuat Rinnai bingung.
"Kenapa ketawa idiot?"
"Gue bohong"
"Vaarez gak lucu"
Air mata Rinnai tumpah seketika, kepalanya tertunduk dan sedikit terisak.
Vaarez berdiri lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Rinnai yang tertunduk, "Rinnai kok nangis?"
"Tau ah"
Rinnai menyeka air matanya dan pergi meninggalkan Vaarez.
"Lah, kok nangis?"***
"Rinnai pulang"
....
"Loh kok gelap?"
Rinnai melihat ke sekelilingnya namun tidak ada orang yang dapat Rinnai jumpai.
"Ma..pa.."
"Kak Ray?"
Gadis itu akhirnya menghidupkan lampu rumahnya dan bunyi letusan balon seketika memekakkan telingga Rinnai.
"HAPPY BIRTHDAY RINNAI"
Gadis itu lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya, saat keluarganya mendekatkan kue ulang tahun kepadanya, ia menangis sembari menguncapkan terimakasih.
"Yaampun Rinnai sampai lupa kalau hari ini Rinnai ulang tahun"
Ray mengusap kepala Rinnai, "Kita semua juga udah tau kalau kamu lupa"
"Kok gitu?"
"Ya kan udah sering kamu lupa"
"Iya iya maaf, yaudah Rinnai masuk ke dalam kamar dulu ya. Capek banget nih"
Mama Rinnai melihat gadis itu dengan heran, "Kuenya gimana Rin?"
"Simpan aja di kulkas ma"
KETIKA YANG KUCINTA KEHILANGAN KEHANGATANNYA.
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Rinnai, mungkin bukan melelahkan karena tugas disekolah. Tapi lelah karena Vaarez.
Rinnai tau Vaarez hanya bercanda dengan perkataannya tadi, tapi entah kenapa Rinnai merasa lagi lagi Vaarez berbohong kepadanya.
"Aaarg"
Gadis itu menekuk kakinya dan menenggelamkan wajahnya diatas kakinya yang tertekuk. Rambut lurusnya menutupi seluruh wajahnya yang tampak kesal.
Tuk tuk tuk
Suara ketukan terdengar jelas dari balik jendelanya.
"Siapa?"
"Rinnai buka jendelanya"
Gadis itu memberanikan dirinya untuk membuka gorden jendela walaupun ia tidak tahu siapa orang yang ada dibalik jendela kamarnya.
Dan ketika Rinnai membuka gorden,
"Vaarez?"
"Lo ngapain disini? Harusnya kan dirumah sakit?" Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain with you
Teen FictionRinnai dan Vaarez. Mereka berdua bagaikan bayangan, selalu bersama tetapi tidak bisa bersatu. Hanya ada satu cara yang bisa membuat mereka menjadi bersatu, yaitu ketika hujan turun. Namun jika hujan menjadi pemersatu dan penghalang mereka berdua, a...