Fourteen

31 2 0
                                    

"Hanya dia yang dapat mengembalikan senyuman di wajahku disaat aku terluka."

-AP

☁️☔🌈

"Wei, katanya tadi mau ngajak keluar. Gak jadi nih?" Tanya Ashilla berjalan keluar dari dapur membawa dua gelas susu coklat dingin.

Setelah kejadian perdebatan antara Ashilla dan Andires, Ashilla jadi merasa haus dan menawarkan susu coklat dingin, tetapi hanya Andires yang merespon sementara Alya dan Alvero hanya menggeleng.

"Nih, An." Ujar Ashilla memberikan susu coklat kepada Andires dan duduk di sebelah Andires.

"Gue mendadak mager gitu sih. Btw makasih susu coklatnya." Sahut Andires, Ashilla hanya mengangguk.

"Ini jadi gak jadi keluar?" Tanya Alvero memastikan.

"Gimana kalo nanti sore aja?" Alya memberi usul.

Alya menatap Ashilla seakan meminta untuk mengeluarkan pendapatnya tentang usulannya.

Ashilla menatap Alvero dan Andires kemudian kembali menatap Alya.

"Ya serah aja gue sih, mau nanti sore juga gapapa. Jadi sekarang kalian mau pada numpang di rumah gue?" Tanya Ashilla.

"Gue sih apa kata kalian aja," Ujar Andires.

"Eh ada charger gak Shill? Baterai hp gue tinggal setengah nih. Nanti pas pergi malah abis." Lanjut Andires.

"Ada di kamar gue, ambil aja." Ujar Ashilla.

Andires hanya menatap Ashilla tak bergerak dari tempatnya. Seakan tersadar Ashilla langsung kembali menatap Andires.

"Eh iya sorry, lo kan gatau kamar gue ya. Ayo cepetan sini." Ujar Ashilla berjalan menuju tangga.

Andires tetap tak bergerak, tetapi sekarang ia menatap Alvero seakan sedang berbicara melalu pikirannya.

"Woi, Andires! Ngapain diem aja? Gajadi minjem charger?" Tanya Ashilla dari tangga.

"Ah-jadi kok." Andires bangun dari tempat duduknya dan berjalan mengikuti Ashilla menuju kamarnya.

Ashilla membuka kamarnya dan berjalan mengambil charger di nakas sebelah tempat tidurnya.

Andires memperhatikan kamar tidur Ashilla hingga pengelihatannya menangkap sesuatu.

Andires berjalan menuju meja belajar Ashilla dan meraih benda itu. Foto seorang anak perempuan dan laki-laki sedang bermain bersama dengan wajah yang berlumuran bedak dan senyum bahagia.

Ketika menyadari apa yang sedang Andires pegang, Ashilla langsung berlari menghampiri Andires dan merebutnya.

"Itu-"

"Iya, itu El. Sorry gue gak dengerin ucapan lo, tapi gue masih belum bisa lupain El." Ujar Ashilla menundukkan kepalanya tak berani menatap Andires.

"Engga Shill-sorry gue yang dengan egoisnya nyuruh lo buat ngelupain orang yang berharga di hidup lo."

"Gue.. kangen El, An." Ujar Ashilla menitikan airmatanya saat mengingat orang yang sangat Ashilla sayangi.

Andires menepuk pelan bahu Ashilla dan menghapus airmata Ashilla.

"Udah Shill, lo harus bisa relain El. Gue-gatau seberapa sayangnya lo sama El, tapi gue tau lo sayang banget sama dia. Tapi bukan gini cara, Shill." Ujar Andires berusaha menenangkan Ashilla yang mulai terisak.

Beautiful PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang