"Can we be friend? "
-AS
☁️☔🌈
"Demikian presentasi dari kami berempat, sekian terimakasih."
Hadiah tepuk tangan diberikan oleh anak murid kelas Sebelas Ipa Dua disusul dengan Bu Sofia yang berjalan menghampiri ke empatnya.
"Presentasi kalian bagus tidak seperti yang lainnya yang hanya membaca kalimat di power point, tetapi kalian bisa menjelaskannya dengan baik,"
"Isi power pointnya pun berbeda dengan yang di buku, jadi ada tambahan-tambahan materi yang belum kita ketahui. Ya, saya beri nilai presentasi kalian A." Ujar Bu Sofia yang membuat mau tak mau mereka berempat tersenyum senang.
Tet .. tet ..
"Bel pulang sekolah sudah berbunyi, yang belum presentasi, presentasinya minggu depan. Assalam mu'alaikum!" Ucap Bu Sofia seiring dengan ketukan heels yang berjalan meninggalkan kelas.
Setelah itu Alya dan Ashilla bersorak senang karena tipikal Bu Sofia jarang sekali memuji, bahkan hari-harinya hanya terus mengomel. Dengan itu Alya dan Ashilla merasa sangat terhormat bisa dipuji.
"Gila, thanks banget Ver, An. Gue ga nyangka bisa dipuji gini!" Seru Alya bahagia.
"Yoi, thanks juga ya Al, Shill." Balas Alvero sama bahagianya.
Alya berdehem. "Ashilla sama Andires ga ngomong apa-apa nih?" Alya menaik-turunkan alisnya.
"Iya sama-sama," ucap Andires cuek.
"Anjir, orang bilang makasih kek, ini sama-sama." Cibir Alya.
Sementara Ashilla hanya tersenyum menanggapi ke tiganya sembari merapihkan alat-alat yang digunakan mereka untuk presentasi mereka tadi.
"Tumben nih temen lo ga koar-koar Al?" Tanya Alvero heran.
"Dia kalo sakit bawelnya ilang," Ucap Andires seraya menatap Ashilla dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Udah ga sakit ko, mau gue bawelin lagi?" Tanya Ashilla garang, namun disertai kekehan kecil.
"Ngga ah cape, berantem sama lo ga ada ujungnya."
"Makanya jangan nantangin gue," ujar Ashilla memasukan laptop kedalam tas. "Nih Ver laptop lo," ujar Ashilla menyerahkan laptopnya.
"Yoo thank you."
Ashilla berjalan menuju Alya yang tengah duduk di atas meja, ia pun ikut duduk disampungnya.
"Al bosen, pergi kemana kek yuk." Ucap Ashilla.
"Loh elo kan lagi sakit, mau pergi kemana sih?"
"Kan gue bilang gue udah ga sakit Alyaaa," ujar Ashilla gemas.
"Loh cepet banget sembuhnya? Lo dikasih apaan sama Andires tadi?" Ujar Alya bingung dengan telapak tangannya yang meraba kening milik Ashilla. "Eh iya loh udah ga panas."
Ashilla mengedikkan bahunya. "Gue ga tau di kasih apaan, padahal gue minum obat juga belom."
"Jus mangga yang gue kasih ke elo udah gue taroin obat penurun panas yang di ancurin, gue tau lo kan paling ga bisa dan ga mau nelen obat." Ujar Andires tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel miliknya.
"Loh kok lo tau Ashilla ga bisa nelen obat?" Tanya Alya dengan memicingkan matanya.
Andires berdehem melirik Ashilla. Hanya tiga detik, Andires kembali beralih ke layar ponselnya. "Muka kaya gitu ketauan banget ga bisa nelen obat," sahut Andires.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Pain
Teen FictionCollab Series By : @Miaalanonavarre @Alikaputrii_ @Aqilaghania97 @Anisafujiah . . Dia yang berani-beraninya datang lalu pergi begitu saja. Kau fikir aku apa? Permen karet? Setelah manis lalu dibuang. Ini kisahku, kisah monoton yang mungkin sering te...