"Jika nyaman mengapa harus di lepas? Jika sayang mengapa harus menjauh?"
-AS
☁️🌈☔
Di pertengahan jalan menuju kantin Ashilla melepaskan genggaman tangan keduanya dengan canggung.
"Nanti aja gandengannya kalo udah deket kelas, mereka engga liat juga." Ujar Ashilla seraya menggaruk pipinya.
Di kantin Ashilla langsung menuju salah satu food court yang berada tepat di pojok kantin untuk membeli beberapa ciki dan dua minuman untuk Alya dan juga Alvero.
"Mau gue jajanin juga ngga?" Tawar Ashilla.
"Ngga, kasian ntar uang lo abis."
"Yaudah, skuy balik kelas."
Andires hanya mengikuti Ashilla yang kini berjalan kembali menuju kelas. Saat hendak berjalan menyebrangi lapangan untuk mencapai kelasnya, barulah keduanya mempersatukan lagi genggaman itu.
Genggaman hangat yang sejujurnya tak ingin dilepaskan. Namun satu kata bernama canggung lagi-lagi membuat mereka harus melepasnya.
Ashilla dan Andires berjalan masuk menuju kelas dengan tangan yang masih terpaut erat.
"Nih ciki sama minumannya," ujar Ashilla memberika sebungkus pelastik kepada Alya.
Buru-buru Ashilla melepaskan genggaman kemudian kembali duduk bergabung bersama Alya dan Alvero, Andires pun melakukan hal yang sama.
"Puter lagi botolnya," suruh Ashilla.
"Udahan ah, garing kali." Ujar Alya sembari menyomot snack yang baru saja Ashilla beli.
"Kampret lu berdua belom kena ya," ucap Ashilla garang.
"Syukur deh, belom kena eh malah dapet makan gratis." Ujar Alvero.
"Anak siapa sih lu berdua?" Ucap Ashilla mengerucutkan bibirnya.
"Oh iya Shill, gue tau!" Seru Alya dengan raut wajah serius.
"Apaan?" Respon Ashilla malas.
"Lo pasti tadi di tengah jalan ngelepas gandengan kan?" Tuding Alya dengan tatapan mengintimidasinya.
"Ngga ko," alibi Ashilla.
"Halah ngaku lo! Hukumannya pulsek Andires gendong Ashilla terus nganterin Ashilla pulang." Putus Alya final.
"Lama-lama ko gue kaya jadi babu lo ya? Seenak jidat lo aja nyuruh-nyuruh," balas Ashilla kesal.
"Bodo, kalo engga gue kunciin lu berdua di dalem kamar. Biar khilaf, khilaf dah sekalian." Ujar Alya asal.
"Heh kalo ngomong ya," ujar Alvero menyentil mulut Alya. "Kalo mau ngunciin jangan berdua, mending bertiga sama gue, karena berduaan ga baik."
"Ye sama aja lu koplak," Ashilla mencubit lengan Alvero.
"Aw aw sakit anjeng," ringis Alvero seraya mengusap lengan yang terkena cubitan Ashilla.
"Cuma gendong doang kan?" Andires menatap Alya dengan pandangan tanya.
"Sama anterin pulang," ucap Alya tanpa memberhentikan makannya.
"Easy."
☁️🌈☔
"Woi An, malu tau." Bisik Ashilla dengan lengan yang melingkar indah disepanjang lekuk leher Andires.
Namun Andires hanya diam memasang wajah datarnya, menghiraukan teriakan-teriakan nista dari siswa lain yang menyaksikan Andires menggendong Ashilla ala bridal style.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Pain
Novela JuvenilCollab Series By : @Miaalanonavarre @Alikaputrii_ @Aqilaghania97 @Anisafujiah . . Dia yang berani-beraninya datang lalu pergi begitu saja. Kau fikir aku apa? Permen karet? Setelah manis lalu dibuang. Ini kisahku, kisah monoton yang mungkin sering te...