Twenty

10 3 0
                                    

"Bukankah pantas salah satu dari kita bahagia?"

-AG

☁️☔🌈

Ashilla mengunci pandangannya saat melihat Andires berdiri lumayan jauh dari mejanya. Mereka berdua sama-sama tak mengedarkan pandangannya. Andires melihat kedua bola mata Ashilla sudah berkaca-kaca dan siap menumpahkan airmatanya.

"Andires? Lo siapa sebenernya? Lo mirip El, gue juga tau, ini dari lo" -Ashilla

Ashilla bangkit dari duduknya dengan airmata yang sudah terjun bebas dari kedua mata indahnya. Mengejar Andires yang sebelumnya sudah pergi, sebelum tangan milik Ardan mencegatnya.

"Lo kenapa?" tanya Ardan

"Gue mohon singkirin tangan lo" ujar Ashilla lalu dengan terpaksa Ardan melepaskan cekalan tangannya pada Ashilla, Alya dan Alvero hanya menatap keduanya dengan tatapan yang sulit ditebak, secara bergantian.

Tak membuang waktunya, ia berlari keluar dari area kantin.
Ashilla mengelilingi seluruh penjuru sekolah, tapi tak menemukan Andires, sampai di salah satu lorong dilantai dua, ia melihat Andires yang tengah berdiri didekat pagar pembatas seraya menatap kearah lapangan.

Dengan segera Ashilla menghampirinya dan membalikan arah badan Andires yang terpaksa mengalihkan pandangannya pada Ashilla.

"Lo-" ucap Andires yang terpotong

"Lo, El" potong Ashilla kemudian memeluk leher Andires dengan mata yang sudah membengkak karena menangis.

"Gue tau lo El, gue tau" ujar Ashilla yang semakin larut dalam tangisnya

Andires hanya terdiam tanpa membalas, sungguh dalam hatinya ia menyesal karena telah membuat Ashilla-nya belajar untuk setia menunggu. Ia tak bermaksud untuk melakukan demikian, tapi ia tak ingin Ashilla terlalu memikirkannya. Definisi Andires untuk Ashilla itu berarti agar Ashilla melupakan dan membencinya.

Andires tak merespon pelukan Ashilla, melainkan ia dengan sengaja mendorong bahu Ashilla agar menjauh darinya. Ashilla terkejut atas perlakuan Andires padanya, matanya semakin membulat saat Andires berjalan menjauhinya. Tanpa menengok kearahnya.

Tapi, Ashilla tak tinggal diam, ia segera menarik pergelangan tangan Andires agar ia menghadapnya. Tangisnya semakin menjadi, saat Andires berusaha untuk melepaskannya.

"An," Panggil Ashilla yang membuat Andires mau tak mau menatap mata Ashilla yang sudah sepenuhnya memerah.

"Kenapa lo ngelakuin ini semua sama gue?" tanya Ashilla

"Apasih?" sahut Andires

"Gue tau An, lo itu El" balas Ashilla

"Buat apasih lo kaya gini sama gue? Lo nyamar sebagai Andires cuman buat gue, kan? Lo deket sama gue, cuman mau buat gue jatuh lagi? Cara lo salah, El. Salah" Lanjut Ashilla

Disalah satu sudut mata Andires menggenang airmata, tapi dengan cepat ia menghapusnya kasar karena tak mau Ashilla melihatnya menangis.

"Udah gue bilang kan? Gue bukan El. Apa karena semua kemiripan yang ada sama El, gue punya dengan seenaknya lo nuduh gue?" ujar Andires

"Elakkan lo jelek, An. Lo ngomong gitu biar gue gayakin kan? Dan gue terpengaruh sama omongan lo" sahut Ashila

"Terserah ya lo mau ngomong apa tentang El sama gue, yang jelas dan lo harus tau, gue bukan El" ucap Andires

"Ya, lo emang bukan El, tapi sekarang lo Andires" ucap seseorang yang sedari tadi menguping pembicaraan Ashilla dan Andires

"lo El, dan bagaimanapun lo tetep El" elak Ashilla seraya menggelengkan kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang