Nine

29 6 0
                                    

"Tetaplah seperti itu, karena aku menyukaimu yang selalu apa adanya, tanpa ada apanya dari hidupku"

-AG

☁️☔🌈

"Lapangan kuy!" ajak Ashilla pada Alya yang tengah mencatat dibukunya yang terpampang dipapan tulis

"Ngapain anjir, kuker banget sih" ucap Alya yang masih fokus pada tulisannya tanpa melihat kearah Ashilla berdiri.

Lalu Ashilla merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan serta seragam yang ternyata hal tersebut sempat Andires lihat.

"Cari cogan, kali ada yang nempel" sahut Ashilla seraya membenarkan letak dasi yang melingkar dilehernya.

Jas pelengkap seragamnya yang berwarna putih ia lepas dan tergeletak diatas mejanya.

"Gerah anj, kuy lah buruan" ajak Ashilla

"Sabar dikit kali" ketus Alya yang kesal pada sahabatnya ini.

"Mau kemana?" tanya Alvero

"Keluar, cari angin sekalian cari cogan. Bosen dikelas, lagian juga katanya pelajaran bu Fanya bakalan freeclass" jawab Ashilla

"Tau darimana?" sahut Andires yang membalikkan badannya menatap Ashilla

"Lo gadenger atau gimana? Kan tadi Lavender yang bilang" ketus Ashilla

"oh" ucap Andires lalu kembali menatap buku tulisnya

"Ish, dasar aneh" gumam Ashilla seraya berlalu pergi keluar kelas

"Eh, tungguin Shill!" pinta Alya yang menyusul Ashilla.

"Kenapa?" tanya Alvero pada Andires yang mengalami perubahan air wajah

"Enggak ko, gue gakenapa-napa. Santai aja. Eh, yaudah gue mau keluar dulu" ujar Andires dan pergi

"Andires kenapa lagi, aneh banget" monolog Alvero

☁️🌈☔

"Al." panggil Ashilla saat baru saja ia dan Alya terduduk diatas panggung sekolahnya

"Apa?" sahut Alya yang sedang memakan snack yang ia beli saat baru saja keluar kelas tadi

"Gue mau tanya sesuatu sama lo" ujar Ashilla

"Tanya aja, dengan setia gue bakalan jawab secara sangat baik" jawab Alya

Pandangan Ashilla kini menatap lurus kedepan, memandang sebuah objek yang terdapat jauh didepannya. Penglihatan matanya terus saja kabur, saat ia mencoba untuk menunduk. Terhalang sesuatu, ya airmata yang terus tergenang karena mengingat sahabat sekaligus cinta pertamanya, El. Memandang pada ujung sepatu putihnya yang terlihat masih bersih, tanpa ada niatan untuk segera turun dan berlari ketoilet.

"Mau gak?" tawar Alya yang tengah sibuk memperhatikan para kakel yang tengah ada pelajaran olahraga dengan kegiatan bermain bola basket.

"Gak." ujar Ashilla lalu mendongakkan kembali kepalanya

"Hei! Awas!" ucap seseorang yang berasal dari belakang mereka

Belum sempat Ashilla dan Alya menengok, sebuah bola basket yang tengah dimainkan ternyata menyambar kepala Ashilla dengan kencang. Ashillapun lalu terjatuh kearah depan tempat dia terduduk, cukup tinggi, satu meter kurang lebih. Tapi, seseorang menangkapnya dan segera membawanya dalam sebuah pelukan. Seorang lelaki yang ia kenal, tentu saja ia kenal.

Beautiful PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang