Setelah 14 hari lamanya Daehwi menetap sementara waktu di LA bersama sang ibu, ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke Korea di hari ke 15-nya.
Tentunya kali ini namja itu tidak akan kembali ke negeri asalnya seorang diri. Masih ada Samuel dihari-harinya. Namja itu berkata bahwa ia ingin ikut Daehwi ke Korea dan pindah sekolah ke sana.
Sejak pertemuan mereka yang tidak terduga dibandara waktu itu, Samuel memang selalu saja giat menempeli Daehwi kemana-mana. Dia sangat sering mengunjungi rumah Daehwi, memanfaatkan waktu luangnya yang saat itu tengah ikut sang Ayah mengunjungi perusahaan cabang mereka di LA hanya untuk sekedar mengecek keadaan namja itu.
Jangan lupakan, sikap Samuel akhir-akhir ini juga berubah padanya. Ia menjadi sedikit lebih posesif terhadap Daehwi setelah namja itu menceritakan permasalahan yang dialaminya di Korea dan membuatnya lari menenangkan diri ke LA.
Samuel bahkan tidak ragu meminta pada eommanya yang masih ada di Brazil untuk mengurus surat kepindahan sekolahnya ke Korea. Dan betapa tidak masuk akalnya jawaban yang namja itu berikan ketika Daehwi bertanya untuk apa dia pindah sekolah saat dia sudah menduduki kelas 3 SMA. Samuel hanya menjawab
"setelah melihatmu lagi aku jadi penasaran dengan suasana di sana"
Anak itu selalu saja mengada-ada
Daehwi telah selesai berkemas. Ia hanya tinggal menunggu mobil keluarga Samuel datang menjemputnya untuk segera berangkat ke bandara.
"Kau sudah selesai berkemas, Hwi-ya?"
Daehwi melihat sang ibu diambang pintu kamarnya sedang berjalan mendekat kearahnya dengan senyum hangat yang terpatri di wajahnya yang cantik.
"Ye, eomma" Daehwi menjawab. Saat ini ia tengah menikmati belaian lembut dari sang ibu di kepalanya
"Jam berapa mereka akan datang Hwi-ya?"
"Mereka bilang akan datang 30 menit sebelum jadwal penerbanganku ke Korea eomma"
"Miane Hwi-ya. Eomma tidak bisa mengantarkanmu sampai ke bandara"
"Gwencana eomma. Lagi pula sudah ada Samuel dan Appanya yang akan mengantarkanku ke bandara. Eomma jangan merasa bersalah. Aku tahu eomma harus segera berangkat kerja. Aku tidak apa-apa. Sungguh"
"Gomawo sudah mau mengerti eomma Hwi-ya. Eomma cukup senang melihatmu sudah bisa berpikir dewasa sekarang"
"Ne, eomma. Aku juga minta maaf karena selama ini selalu menyusahkan eomma"
"Hmm" ibu Daehwi tersenyum. " kalau kau menyusahkan eomma, sudah sedari dulu eomma membuangmu ke laut Hwi-ya"
"Eomma~! Eomma jahat sekali" rengek Daehwi tidak senang atas candaan eommanya.
***
"Huft~~anak itu benar-benar membuatku gila hyung" Seonho berbicara seorang diri saat seluruh hyungnya sedang sibuk mengunyah sarapan pagi mereka.
"Ne, hyung percaya kau memang sudah gila, Seonho-ya" sahut Woojin setelah ia selesai menelan suapan terakhirnya. Seonho mendelik sebal ke arahnya. "Jangan lupa kalau Daehwi itu lebih tua satu tahun darimu, Seonho-ya. Kau harus memanggilnya dengan sebutan hyung"
"Tidak mau" ucap Seonho. Tetap seperti biasa. Keras kepala. "Aku bersumpah akan memarahinya habis-habisan saat dia pulang nanti"
"Yang benar saja. Memangnya kau bisa benar-benar marah padanya? Huh?" Guanlin menimpali. Ia tidak yakin kalau kekasihnya itu akan benar-benar melakukan apa yang dikatakannya tadi.
"Tentu saja. Dia harus dibuat kapok, hyung"
"Kalau dia jadi bertambah sedih dan tidak mau lagi tinggal di Korea setelah kau memarahinya bagaimana?"
"Itu...eum..itu.." Seonho mulai berpikir ulang. "Aku akan..mmmppht..hyung?!"
Kata-kata Seonho terpotong begitu saja setelah Hyungseob dengan paksa memasukkan sisa sarapan di piringnya ke mulut adik terkecilnya itu.
"Hyung kau jahat sekali"
"Sudah cukup bicaranya Seonho-ya. Kau harus segera bersiap untuk berangkat sekolah"
"Ishh.. hyung~ lihatlah apa yang Hyungseob-hyung lakukan padaku" Seonho mencoba mengadu pada Guanlin.
"Ne, hyung sudah lihat Seonho-ya" Sahut Guanlih acuh tak acuh.
Poor Seonho..
***
Sudah 10 menit yang lalu Daehwi berada di rumahnya sendirian karena sang ibu telah berangkat kerjaTin
TinDaehwi mendengar suara klakson mobil dari luar. Ia segera bangkit dan menenteng tas di tangan kirinya sementara tangan kanannya membawa sebuah koper.
"Hai, Daehwi-ya. Sudah siap untuk berangkat?" Appa Samuel bertanya
"Hai, paman. Ne, aku sudah siap"
"Masuklah"
Daehwi membuka pintu bagian jok belakang.
"Mwo?" Tanya Daehwi bingung saat tiba-tiba Samuel yang sudah duduk di jok depan bersama ayahnya berpindah duduk di sampingnya.
"Aku ingin duduk denganmu, hyung"
"Yak! Jadi Appa hanya dijadikan sebagai supir? Eoh?"
"Hehehe" Samuel tertawa tidak jelas setelah mendengar suara protes dari ayahnya.
Saatnya kembali, Lee Daehwi. Jangan memikirkan apapun yang telah terjadi selama ini. Kau sudah berjanji akan membawa dirimu yang baru saat memutuskan untuk kembali. Lee Daehwi
Jangan pikirkan apapun, jangan katakan satu kata pun
Tertawalah saja bersamaku
Dari hatiku yang terdalam muncul sebuah suara, dia berkata bahwa aku harus membuatmu bahagia. Kim samuel***
maaf dingdong baru update hari ini. Semakin hari inspirasi semakin menipis. Ditambah lagi dingdong lagi UAS. Jadi...maafkanlah kalau feel kurang dapat dan banyak typonya..Jangan lupa Voment ya guys

KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
Фанфик"Aku harus melupakanmu namun melupakan bukanlah hal yang mudah"-Lee Daehwi "Harusnya aku memperlakukanmu lebih baik lagi ketika aku memilikimu"Bae Jinyoung