#25

986 151 19
                                    

Cklek

Bae Jinyoung dan teman-temannya melirik ke arah pintu yang kembali terbuka. Daehwi masuk bersama dengan Samuel sambil menggenggam tangannya.

"Kalian dari mana saja? Kau baik-baik saja, Hwi-ya?" Woojin adalah orang pertama yang bersuara setelah kedatangan mereka. Ia jelas nampak khawatir, takut terjadi apa-apa pada adik kesayangannya. Sementara itu yang lainnya tidak ada satu pun dari mereka yang berani bertanya. Suasana yang masih sensitif menjadikan mereka semua bungkam seribu bahasa.

Yang bisa Daehwi lakukan saat ini hanyalah memberikan senyuman kecil pada mereka, meyakinkan bahwa dirinya benar tidak apa-apa. Teman-temannya terlalu menjaganya.

"Aku baik-baik saja, hyung. Kami berada di luar dan mengobrol sebentar"

"Baguslah, hyung pikir terjadi sesuatu denganmu karena dari tadi kau diam saja seperti batu"

Daehwi tersenyum kecil mendengar Woojin mengomel dan menyelipkan kata sindiran terhadapnya. Kakaknya yang satu itu memang tidak pernah berubah.

"Daehwi-ya"

Sebuah suara serak nan lirih tiba-tiba menyela pembicaraan antara dirinya dengan Woojin. Mereka menoleh ke arah sumber suara dan menemukan sosok Bae Jinyoung kembali menatapnya dalam. Namja itu menatapnya dengan tatapan putus asa.

"Ne, hyung?" Sahut Daehwi. Merasa tidak sanggup jika harus menatap mata itu terlalu lama, ia pun menundukkan kepala. Dia masih berdiri di hadapan Woojin. Tidak satu langkah pun dia gapai untuk menjadi lebih dekat denga namja pucat yang ada di sana.

"Kalian...bolehkah aku bicara pada Daehwi berdua saja?"

Suasana hening begitu Jinyoung mengutarakan keinginannya. Mereka nampak enggan meninggalkan ruangan karena takut sesuatu yang buruk mungkin saja akan terjadi selama mereka pergi.

"Hh~ kajja" Woojin yang mulai lelah karena hanya berdiri diam di tempatnya menggapai Hyungseob dalam rangkulannya, begitupun juga Jihoon yang meraih gagang kursi roda Seonho lalu kemudian mendorongnya keluar pelan-pelan.

"Hwi..." panggil Jinyoung begitu ruangan itu hanya menyisakan mereka berdua.

"Ne?"

Meski begitu, Daehwi masih mempertahankan tempatnya berada sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak bisakah kau mendekat padaku?"

Kepala Daehwi mulai terangkat. Kakinya melangkah kaku. Dia mulai mendekati ranjang pasien tempat Bae Jinyoung berbaring.

"Ada apa hyung?"

Sret

Jinyoung menarik pergelangan tangan Daehwi agak keras, menjatuhkan namja itu dalam pelukannya.

Daehwi tidak terkejut dengan apa yang dilakukannya hanya saja.. aneh.. bukan rasa senang yang kini menghampirinya malah justru rasa sedih dan sesal yang mendominasinya. Wajahnya yang tertempel sempurna di dada bidang milik Jinyoung mulai basah karena air mata yang tidak bisa lagi  dibendungnya.

Merasakan adanya basah di dadanya, Jinyoung yakin bahwa kini Daehwi tengah menangis dalam pelukannya. Sekali lagi dan untuk kesekian kali dia kembali membuat namja itu menangis karenanya.

"Miane..jeongmal miane...aku sudah begitu jahat padamu selama ini"

Daehwi menggeleng kecil. Dia lalu merasakan Jinyoung menarik tubuh kecilnya ke atas hingga kini dirinya ikut berbaring di ranjang pasien bersamaan dengannya.

Mereka berpelukan sambil menangis di sana.

"Kesalahanku padamu terlalu besar. Miane..."

"Hentikan, hyung.." suara Daehwi terdengar parau.

"Aku berdosa. Aku berdosa karena telah menyia-nyiakan cintamu dulu. Kau begitu tulus terhadapku tapi aku malah tidak bisa melihatnya dan tidak bisa merasakannya. Harusnya aku membalas perasaanmu dengan baik meskipun kau berkata tidak terlalu mempedulikannya. Harusnya.."

"Sstt" Daehwi menutup bibir Jinyoung menggunakan ujung jarinya. Wajahnya yang merah karena terlalu keras menangis menjadikan Jinyoung merasa makin bersalah. "jangan katakan apapun lagi hyung. Aku sudah tidak ingin lagi kembali mengingatnya. Terlalu sakit jika kita hanya mengukit-ungkit masa lalu"

Jinyoung terdiam. Dia menggenggam jari tangan di depan mulutnya itu lalu menciumnya lembut. Dia menyingkirkannya dari sana setelahnya dan meraih wajah Daehwi yang tepat di atasnya.

"Daehwi-ya?"

"Hmm?"

"Bisakah kita memulainya lagi? Aku ingin memulainya kembali denganmu dan berharap bisa lebih baik lagi saat memperlakukanmu.. mau kah kau kembali padaku?"

Bola mata Daehwi bergerak gelisah karena mencoba menghindari tatapan mata mendalam dari sosok di hadapannya.

"Aku...aku tidak bisa"

Ribuan jarum serasa menusuk hati Jinyoung. Rasanya sakit. Daehwi menolaknya.

"Kenapa?"

"sebenarnya.. aku sangat ingin kembali memulainya denganmu juga, hyung. Tapi tidak secepat itu. Aku memerlukan waktu. Mungkin saja perasaanmu akan berubah lagi padaku. Aku tidak ingin terburu-buru. Kau pikirkan saja kembali keinginanmu hyung. Apa benar kau dengan tulus ingin kembali padaku atau ini semua hanya perasaanmu saja yang sedang terikat rasa bersalah terhadapku"

"Kau takut aku melukaimu lagi jika yang kurasakan saat ini memang benar karena aku terikat oleh rasa bersalahku padamu?"

Daehwi mengangguk kecil.

"Baiklah. Aku akan menunggumu memikirkan semuanya. Jika perasaanmu merasa baik terhadapku, berjanjilah akan kembali padaku. Berjanjilah, Daehwi-ya"

"Eum"

Anggukan kecil dari Daehwi cukup membuat Jinyoung senang. Dia pun kembali memeluk Daehwi.

"Hyung?"

"Hmm??"

"Cepat sembuh...dan jangan sakit seperti ini lagi. Kau membuat semua orang khawatir"

"Itu keinginanmu? Baiklah. Hyung akan cepat sembuh"

"Hyung?"

"Hmm?"

"Aku ingin bertanya sesuatu"

"Apa?"

"Kenapa hyung bisa seperti ini.. maksudku.. eumm.."

"Memakai barang haram itu?" Daehwi menagngguk cepat.

"Entahlah. Hyung juga tidak tahu. Saat hyung mulai menjauh darimu, tidak ada yang menenangkan hyung saat hyung sedang tertimpa masalah, jadi..."

"Hyung lari pada benda itu?" Tebak Daehwi.

"Ne"

"Bukankah hyung punya Jihoon-hyung, punya teman-teman yang lain, kenapa hyung tidak mencoba untuk berbicara dengan mereka?"

"Perasaanku saat bersamamu dan perasaanku saat bersama dengan Jihoon hyung sangat berbeda. Aku merasa seperti bisa berbagi segalanya denganmu, tapi tidak dengan Jihoon hyung. Sulit bagiku mengatakan hal-hal buruk tentangku padanya karena aku ingin menjaganya. Aku juga tidak bisa berbagi cerita dengan yang lain karena ku merasa mereka tidak akan mengerti sebaik kau mengerti aku, hwi-ya"

"Kalau begitu..jangan lari lagi pada benda itu. Larilah padaku kembali. Ceritakan seluruh bebanmu padaku seperti dulu lagi. Aku tidak suka kau bertindak ceroboh dan merusak masa depanmu seperti ini hyung. Berjanjilah padaku kau akan meninggalkan dunia gelapmu selamanya. Berjanjilan hyung"

"Ne. Aku berjanji padamu, Lee Daehwi...terimakasih sudah mau memberiku tempat untuk bersandar lagi padamu"

Semoga menjadi akhir yang bahagia, Lee Daehwi..
Di masa muda kita yang begitu singkat aku ingin memperbaiki segalanya bersamamu, menempuh jalan baru yang hanya akan diisi oleh tawa ceriamu di sampingku..

***

hello guys..

Untuk para readers baru makasih udah mampir ke work aku😊
Untuk readers lama makasih udah setia nunggu aku😆

Jangan lupa voment ya guys😉

IF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang