#11

1.1K 182 13
                                    

23:15

Daehwi telah sampai di depan pintu kamar apartemennya. Ia lalu membuka pintu kamar. Samuel berdiri tepat di belakangnya. Namja itu pasti sudah sangat mengantuk, buktinya saja beberapa kali Daehwi melihatnya menguap.

"aneh, pintunya terkunci" gumam Daehwi

"coba kau masukkan passwordmu, hyung. Mungkin saja kau lupa sudah menguncinya lebih dulu sebelum kau pergi"

"eoh. Mungkin saja aku memang lupa"

Daehwi mencoba menekan beberapa digit angka yang biasa dia gunakan untuk sandi pintu kamar apartemennya, berharap pintu itu dapat dibuka dan dia bisa segera beristirahat di dalamnya. Sebuah notifikasi yang terpampang di layar kotak kecil itu membuat Daehwi tertegun. Sandi yang dia masukkan salah. Bagaimana bisa? Selama ini dia selalu menggunakan tanggal lahirnya sendiri sebagai sandi pintu apartemennya, kenapa bisa sandi yang ia masukkan tiba-tiba jadi salah?

"hyung? Kau yakin ini kamar apartemenmu?" tanya Samuel

"tentu saja Muel-ah. Ughh~ bagaimana ini? Pintunya tidak bisa di buka"

"kita hubungi pemiliknya saja, hyung. Siapa tahu pemiliknya sudah menyewakan kamar apartemenmu ini saat kau sedang pergi"

"yang benar saja. Aku bahkan masih membayar uang sewa, tidak mungkin mereka menyewakan kamar ini kalau tahu aku masih akan tinggal di sini, Muel-ah"

"lalu kita harus bagaimana? Aku sudah benar-benar mengantuk, hyung. Aku juga ingin segera tidur"

Daehwi diam sambil berpikir sejenak. Ia lalu mulai mengetuk pintu kamar apartemennya sendiri, mungkin saja ada makhluk lain di dalam sana yang mau berbaik hati membukakan pintu untuknya di tengah malam begini. Bagaimana pun juga ini sudah lewat masuk jam tidur. Bisa saja orang yang ada di dalam sudah tidur. Itu pun kalau memang benar-benar ada orang lain di dalam apartemennya.

Tok

Tok

Tok

"nugu?" sahut seseorang dari dalam. Daehwi merasa sangat familiar dengan suara itu. Suara sahabat baiknya yang belakangan ini sangat dia rindukan. Seonho. Tapi kenapa Seonho ada di dalam apartemennya? dan kenapa namja itu mengganti sandi pintu apartemennya juga?

Cklek

"Seonho-ya!!" Daehwi berhambur memeluk Seonho begitu namja itu membukakan pintu untuknya.

Seonho yang tidak mengira bahwa yang datang adalah sahabatnya sendiri yang sudah dinantikannya sejak lama untuk pulang itu diam mematung. Ia tidak siap. Sepertinya dia terlalu shock melihat Daehwi, orang yang selalu ditunggu untuk pulang itu kini sedang berdiri di hadapannya dan memeluk tubuhnya seerat ini.

"kau tidak mau balas memelukku? Eoh?" tanya Daehwi saat ia tidak melihat adanya reaksi yang namja itu berikan atas kepulangannya. Seonho-nya itu hanya diam, menatapnya dengan tatapan kosong.

"kya~~~!"

Bug! Bug! Bug!

"astaga, apa yang kau lakukan Seonho-ya" ringis Daehwi. Seonho tiba-tiba saja memukulinya sama seperti saat beberapa waktu lalu ia memukuli Samuel menggunakan tas jinjingnya. Apa ini yang dinamakan karma?

"rasakan! Rasakan ini! Hiks.. berani-beraninya kau datang tengah malam begini dengan senyuman bodohmu itu setelah dua minggu lebih lamanya kau tidak memberi kabar padaku! Hiks... aku benci kau!" teriak Seonho marah. Ia makin brutal memukuli tubuh Daehwi. Sedangkan Daehwi yang mendapatkan pukulan selamat datang dari sahabatnya itu hanya diam. Ia tahu Seonho hanya sedang melampiaskan kekesalan yang dia pendam selama kepergiannya tanpa kabar beberapa hari yang lalu.

"hey.. hentikan" Samuel yang tidak tega melihat Daehwi dipukuli seperti itu kemudian menahan kedua tangan Seonho. Membuat namja yang umurnya sebaya dengannya itu menatap kearahnya dengan tatapan bingung. Mata sembab Seonho bahkan kini mencoba menelisik namja yang tidak dia ketahui berasal dari mana identitasnya itu.

"ini Kim Samuel, Seonho-ya. Muel, ini Seonho, adik bawel yang sering kuceritakan padamu" ucap Daehwi mencoba memperkenalkan mereka satu sama lain. Keduanya saling pandang untuk beberapa saat sebelum salah satu diantara mereka memecah kebisuan yang terjadi dengan mengangkat sebelah tangannya.

"Seonho imnida" Seonho mengulurkan tangannya dan segera di jabat dengan manis oleh Samuel

"Samuel, Kim Samuel" kata Samuel setelahnya

***

Samuel mengedarkan pandangannya pada orang-orang disekitarnya yang menyebut diri mereka sebagai teman dekat Daehwi. Mereka semua melihatnya seakan-akan ingin mengulitinya hidup-hidup.

Harus bagaimana cara ia menjelaskan bahwa bukan dirinyalah yang membawa Daehwi kabur bersamanya. Samuel cukup resah menerima tatapan seperti itu dari orang-orang asing yang sama sekali tidak di kenalnya. Dan dimana pula letak keberadaan Daehwi saat ini. Namja itu sudah 40 menit lalu meninggalkannya sendirian bersama orang-orang asing ini dengan berkata ia ingin mandi terlebih dulu. Oh..ayolah, ini bahkan sudah terlalu larut untuk mandi malam. Bukankah namja itu tidak suka mandi saat malam-malam begini? Kenapa dia bisa lama sekali menghabiskan waktunya di kamar mandi saat Samuel merasa sedang benar-benar membutuhkannya sekarang juga.

"jadi, namamu Kim Samuel? Kau teman Daehwi? sejak kapan Daehwi berteman denganmu? Kenapa dia tidak pernah bercerita tentangmu padaku?" Woojin menyerbunya dengan beberapa pertanyaan. Samuel menelan ludahnya sendiri. Rasanya bahkan ia seperti sedang di intrograsi oleh seorang ayah dari anak gadis yang telah dia bawa kabur dari orang tuanya.

"eum. Namaku, Kim Samuel. Aku teman Daehwi-hyung dari Brazil. Kami mulai berteman sewaktu Daehwi-hyung masih sekolah dasar di Jepang. Kebetulan saat itu keluargaku baru pindah kesana dan letak rumah kami bersebelahan"

"singkat cerita kau dulunya adalah tetangga Lee Daehwi di Jepang, begitu?" Jihoon menimpali. Namja itu rupanya masih ada di sana. Beruntunglah dia datang tepat waktu saat orang yang tengah di carinya telah memutuskan untuk kembali ke rumahnya.

"ne, seperti itu maksudku hyung" sahut Samuel lalu tersenyum canggung.

"auw! Ya! Lepaskan aku, anak ayam!" suara teriakan Daehwi dari arah kamar terdengar sampai ke ruang tengah. Terlihat namja itu sedang kesusahan berajalan ke arah mereka karena Seonho terus membuntuti dirinya sambil memeluk erat tubuh kecilnya dari belakang. "ya! Kau mau di pukul ya?!" wajah Daehwi sudah nampak kesal.

"pukul saja kalau kau berani. Aku akan memukul kepalamu lebih dulu sebelum kau melakukannya Hwi-ya"

"yak!! Aku ini hyungmu. Berani-beraninya kau memperlakukanku seperti ini!" sahut Daehwi kesal. Seonho tetap saja sama, anak ayam itu selalu saja bersikap seenaknya saja padanya.

Mereka, Woojin, Hyungseob, Jihoon, Guanlin, dan jangan lupakan juga Kim Samuel, kelimanya hanya bisa tersenyum ketika melihat interaksi kecil dari kedua namja berbeda usia dihadapan mereka yang sungguh sebenarnya terlihat sama saja kekanakannya. Daehwi yang terus saja merengek karena ulah adiknya yang menyebalkan, dan Seonho si adik nakal yang tidak henti-hentinya beriskap jahil pada hyungnya. Mereka perpaduan sempurna. Sempurna untuk membuat keribuatan dimana saja saat sedang bersama.

Tbc

IF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang