#30

465 53 0
                                    


Jinyoung berlari terburu-buru menaiki tangga bangunan apartemen yang sudah sangat lama tidak di kunjunginya. Sebenarnya bangunan itu memiliki fasilitas lift, tapi karena kebodohan dan otaknya yang tidak mampu bekerja di saat seperti ini, jadilah ia bertindak konyol  dengan menaiki  anak tangga hingga mencapai  ke lantai 4.

"Hosh hosh hosh" nafasnya tersengal begitu ia sampai di depan  pintu kamar bernomor 1xxx. "Aku masih hidup rupanya"

Tok tok tok

Dan lagi-lagi ia juga bertindak bodoh di depan pintu yang bahkan memiliki bel di sampingnya.

Tok tok tok

Cklek

"Nugusseo?......."

Jinyoung termenung di tempatnya.

Ya orang yang berdiri di hadapannya memang benar adalah dia

Dia

Dia yang selama ini dinantikannya sekian lama.

"Daehwi-ya"

***
Daehwi menaruh secangkir teh hangat di atas meja sementara Jinyoung tidak sekalipun melewatkan setiap pergerakan yang di buatnya.

Sekian lama tidak bertemu dan kemudian dipertemukan dalam waktu yang tak terduga membuat Lee Daehwi merasa bingung dan tidak tahu harus bagaimana.

"Dae?"

"Ne, hyung?"

"Eum..kau..apa kau baru sampai di Korea?"

"A-ani"

"Lalu..lalu kenapa kau tidak datang di pesta pernikahan Woojin-hyung dan Hyungseob-hyung? Kau tau, aku-aku selalu menunggumu di kesempatan itu"

"Benarkah? Hyung menungguku?"

"Eum!"

Daehwi tersenyum tipis. Jinyoung melihatnya, dan namja itu merasa senang karena bisa melihat senyum itu lagi dalam hidupnya.

"Sebenarnya aku sangat ingin datang, tapi mendadak aku melupakan sesuatu jadi aku kembali pulang. Aku melupakan hadiahku"

Hh~

Jinyoung menghela napas panjang. Ia pikir Daehwi akan mengatakan bahwa dia tidak ingin datang karena tidak ingin bertemu dan melihatnya disana saat dia datang.

"Kau harus bersiap, mungkin dini hari nanti akan ada banyak orang yang menggedor pintu apartemenmu, Daehwi-ya"

"Aku sudah mempersiapkan diri hyung" ucap Daehwi sambil tersenyum lembut. "Mungkin ada banyak hal yang ingin mereka tanyakan"

"Dae~" Jinyoung memegang tangan Daehwi yang dia letakkan di atas pahanya.

"Ne?"

"Sebelum mereka bertanya, giliranku adalah yang pertama"

"Eum" anggukan dari Daehwi lantas membuat Jinyoung mengurai senyumannya.

"Bagaimana dengan jawabanmu terhadapku?"

Daehwi menatap mata Jinyoung, menyelami kelamnya manik itu dengan tajam. Seharusnya dia sudah tahu bahwa cepat atau lambat Jinyoung pasti akan menanyakannya.

3 tahun bahkan sudah berlalu, dan dia belum menemukan jawabannya. Ia masih sama. Ia tidak menampik bahwa ia juga menginginkan mereka untuk kembali bersama tapi.. rasa takut untuk kembali terluka terus saja menjadi bayang-bayang agar dia tidak mengulang rasa sakit yang sama. Dia masih takut untuk sekedar memulainya, bahkan dengan orang lain sekali pun

"Dae??"

"Aku..."

***

"Ah! Ini gila! Kapan pestanya akan selesai!" Keluh Woojin saat angka di jam yang terpasang pas ditangannya menunjukkan angka 00:10.

"Sstt.. kau sudah tidak waras ya? Jangan berteriak di pestamu sendiri seperti itu!" Amuk Hyungseob.

"Aku kan rindu padanya, Yeobo.. aku ingin segera menemuinya"

"bisa-bisanya kau bilang merindukan namja lain di depan istrimu sendiri hyung" celetuk Guanlin yang tidak tahan dengan segala rengekan Woojin kepada istrinya.

"Hyung. Sebaiknya kita tidak usah datang sampai besok. Atau mungkin lusa, atau.. kita tidak usah datang sekalian"

"Wae?"

"Lihat ini"

Seonho menunjukkan hasil chatt-nya dengan Jinyoung kepada teman-temannya.

"Biarkan mereka bersama. Lagi pula, Daehwi di Korea tidak lebih hanya satu bulan saja. Setelah itu dia harus kembali lagi ke LA"

"Mwo?? Aish si kecil itu membodohiku. Dia seharusnya datang dulu menemuiku kalau dia akhirnya mau pergi lagi setelah ini" omel Woojin. Entah kenapa ia jadi sangat kekanakan hari ini.

"Tenanglah Woojin-ah"

"Aku akan mencekiknya begitu dia datang menemui kita yeobo.. aku bersumpah"

Hyungseob hanya menatap suaminya jengah sementara dua adik mereka segera berlalu dari sana. Biarlah Woojin seorang yang menggila







Tbc

IF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang