Tubuh Daehwi merosot dibalik pintu ruang rawat itu. Niat hatinya yang hanya ingin mengikuti Woojin saat dirinya secara tidak sengaja melihat namja itu tengah berjalan bersama seseorang yang dikenalnya menuju ke suatu tempat justru malah mengantarkannya pada satu kenyataan pahit yang begitu sulit untuk di terimanya
Di sana...
Di balik ruangan itu, di ruangan penuh peralatan medis penyangga hidup yang menurutnya konyol, terbaring lemah tubuh seseorang yang dulu sangat dicintainya, seseorang yang hingga kini bahkan masih memiliki sebagian besar hatinya.
Lee Daehwi menangis dalam diam. Satu hari dimana dirinya melontarkan kalimat kebencian serta makian terhadap namja itu kembali terlintas di kepalanya.
"Hiks.. miane hyung" lirihnya sambil terus menangis
Orang-orang yang berlalu-lalang di koridor rumah sakit mulai menatapnya kasihan. Beberapa diantara mereka beranggapan bahwa Daehwi mungkin saja telah kehilangan seseorang di dalam sana melihat bagaimana derasnya namja itu menangis sambil duduk bersandar pada pintu ruangan yang tertutup itu membuat mereka lantas tak tega.
"Omo! Hwi-ya?" Jihoon nampak terkejut mendapati Daehwi sedang berjongkok di samping pintu ruang rawat Jinyoung. "Kau sedang apa disini?" Tanyanya kemudian sambil ikut berjongkook di depan Daehwi.
"Kau menangis?" Ucapnya makin terkejut setelah Daehwi menengadahkan wajah ke arahnya. "A-ada apa Hwi-ya? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Jihoon lagi. Ia berusaha menyentuh bahu Daehwi namun Daehwi langsung menepisnya begitu saja. "Kau masih membenciku rupanya" gumamnya sedih.
"Tentu saja. Aku sangat membencimu. Hiks..hiks.." Daehwi menyahut sambil menangis keras hingga mengakibatkan beberapa orang yang lalu lalang memandang mereka dengan tatapan yang seolah menyalahkan Jihoon atas tangisan yang pecah dari anak itu.
"Aku sangat membencimu, hyung! Kenapa kau tidak memberitahuku?"
"Mwo?" Tanya Jihoon bingung
"Dia..dia sakit apa hyung? Apa sakitnya parah? Hyung? Kenapa kau tidak memberitahuku? Apa kau berpikir aku tidak ingin tahu? Hiks..hiks.."
"Miane Hwi-ya, ku pikir kau membencinya"
"Apa kau percaya itu? Kau percaya kalau aku benar-benar membencinya?" Ucap Daehwi frustasi. Dia bahkan merenggut helaian rambutnya sendiri. Merasa bodoh karena mengatakan bahwa dia membenci namja itu pada waktu itu.
"Mian..harusnya aku tahu bagaimana perasaanmu padanya, mian.." ucap Jihoon penuh sesal
"Aku tidak akan memaafkanmu, hyung"
"Mian..hiks.."
Cklek
Pintu ruang rawat Jinyoung terbuka dari dalam, menampakkan seorang Park Woojin yang terdiam sejenak menyaksikan kedua namja yang sama-sama disayanginya sedang menangis bersama di hadapannya.
"Ada apa ini? Akh! Hwi-ya, apa yang kau lakukan" Wojin sontak berteriak kesakitan begitu Daehwi tiba-tiba bangkit dan langsung memukulinya dengan keras.
"Kau jahat hyung! Kenapa kau tidak bilang padaku? Kau tahu? Sikapmu yang seperti ini membuat Hyungseob-hyung salah paham padamu!" Teriak Daehwi marah. Dia masih memukuli tubuh kakaknya itu dan tak berhenti menangis.
"Hyungseob?"
"Ne, dia mengira kau sedang berkhianat di belakangnya karena akhir-akhir ini kau jarang memperhatikannya" ungkap Daehwi. Jihoon lantas menundukkan kepala, merasa paling bersalah atas semua keadaan ini.
"Aku harus menemuinya. Dimana dia, Hwi-ya?"
"Ruang rawat Seonho"
"Gomawo sudah memberitahukan hal ini padaku, Hwi-ya"

KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
Fiksi Penggemar"Aku harus melupakanmu namun melupakan bukanlah hal yang mudah"-Lee Daehwi "Harusnya aku memperlakukanmu lebih baik lagi ketika aku memilikimu"Bae Jinyoung