Akankah ini berakhir lagi bahkan sebelum aku sempat memulainya kembali
***
Jinyoung terbangun dari tidurnya begitu menyadari bahwa tempat disampingnya telah kosong ditinggal oleh sang penghuninya.Lee Daehwi?? dimana namja mungil itu?
"Hm.." Jinyoung berusaha menahan senyumnya yang makin mengembang kala dirinya mengingat lagi kejadian semalam.
Mereka bahkan tidak melakukan apapun selain tidur berdua dengan posisi saling berpelukan di ranjang rumah sakit, tapi entah mengapa hal sekecil itu mampu membuat perasaannya membuncah tak terkendali. Seolah dia akan meledak saja ketika sudah tidak sanggup untuk menahannya lagi.
Kenapa?
Kenapa baru kali ini dia merasakan perasaan yang seperti ini pada namja itu setelah semua yang telah terjadi padanya. Dia sudah melukai namja itu terlalu dalam. Lalu sekarang...tiba-tiba saja dia begitu menginginkannya kembali. Harta berharga yang sempat dia buang.
"Eoh? Apa ini?" Gumam Jinyoung saat secara tak sengaja matanya menemukan secarik kertas terlipat rapi di atas nakasnya. Ia lalu menggapainya. Meniti sebentar tulisan tangan yang ada di dalamnya.
"Ini tulisan tangan Daehwi" gumamnya kembali. Yang dilakukan selanjutnya adalah, ia meletakkan kembali kertas itu lalu mulai bangkit dari baringnya. "Dimana dia?" Tanyanya entah pada siapa.
Tubuh ringkih itu Jinyoung paksakan untuk berdiri. Matanya mengedarkan pandangan kesegala arah, berharap menemukan jejak namja mungil yang kini tengah dirindukannya. Ia berusaha mencapai pintu kamar mandi dengan susah payah, membukanya pelan, berharap Daehwi ada di dalam sana.
"Apa dia pergi? Tanpa memberitahuku?"
Cklek
Jinyoung menolehkan kepala begitu mendengar suara pintu ruang rawatnya yang dibuka dari luar.
"Dae-" kata-kata Jinyoung tertelan kembali ke tenggorokannya begitu bukan Daehwi yang di dapatinya tengah berdiri di ambang pintu ruang rawatnya. "Hyung"
Jihoon, namja yang baru masuk ke ruang rawatnya itu tersenyum lembut ke arahnya.
"Bagaimana keadaanmu Jinyoung-ah? Sudah lebih baik?"
"Ne, hyung. Kurasa tubuhku mulai segar kembali. Apa hyung sengaja menjengukku hari ini?"
"Ani. Aku dan yang lain habis mengantar Daehwi ke bandara"
"M-mwo? A-pa yang kau katakan hyung?"
Jinyoung tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, terlebih lagi Jihoon yang juga berekspresi sama dengannya.
"ada apa ini Jinyoung-ah? Daehwi tidak-dia..dia tidak berpamitan denganmu?"
"Hyung..kau ini bicara apa? Kenapa? A-ada apa? Daehwi..." Jinyoung tergagap sementara mulut Jihoon terkatup.
"Tapi...dia berkata sudah berpamitan denganmu...sebab itulah dia melarang kami membangunkanmu ketika dia akan pergi"
Jinyoung menatapnya tak percaya. Ah. Kertas itu. Dimana kertas itu?
Srak
Jinyoung tidak hati-hati membukanya kembali hingga kertas itu robek dibagian tengahnya.
To: Jinyoungie-hyung
Hyung! bagaimana keadaanmu hari ini? Sudah membaikkah?
Hyung, maaf aku tidak sempat memberitahumu perihal kepergianku. Semalam aku bangun lagi dan melihatmu tertidur begitu nyenyak. Aku tidak tega jika harus membangunkanmu hanya karena aku ingin berpamitan denganmu.
Eomma.. dia memintaku untuk ke LA. Kami akan tinggal disana bersama. Aku tidak akan sendiri lagi. Hehehe
Hyung...aku tidak tahu entah akan kembali atau tidak, tapi satu hal kuminta padamu...kau harus mengabulkannya karena aku akan menuntutmu jika kau tidak mau melakukannya
Mulai sekarang...hiduplah dengan baik... jangan rusak lagi hidupmu dengan hal-hal yang tidak penting hyung. Ingat aku saat kau akan jatuh. Ingat kembali janjimu padaku bahwa kau ingin berubah. Aku akan sedih jika kau tidak mau menurutiku.
Ah... mengenai jawabanku atas pertanyaanmu waktu itu...jujur aku memikirkannya tapi tak lantas mendapatkan jawabannya. Ku beri kau pilihan hyung. Tetap tunggu aku atau...kau bisa mencari sosok penggantiku. Apapun pilihanmu aku akan turut bahagia untukmu. Ku sarankan jika kau memilih pilihan kedua... kau kembalilah pada Jihoon-hyung. Dia namja yang baik dan mungkin juga akan menjagamu dengan baik .
Jangan lupa juga, berbaikanlah dengan ibumu. Aku tahu kau membencinya karena memberi trauma di masa kecilmu..tapi..dia tetap ibumu hyung. Jangan sakiti lagi perasaannya. Kau menyakitinya sama saja kau menyakitiku. Berbaikanlah.. oke?
Aku pergi hyung... aku menyayangimu, dan akan selalu seperti itu...
Saranghae Jinyoungie-hyung
Lee Daehwi
"Lee Daehwi pabbo" gumam Jinyoung begitu selesai membaca surat dari Daehwi.
Jihoon hanya berdiri disampingnya dan memandangnya kasihan.
"Jinyoung-ah?" Panggil Jihoon pelan
"Aku..aku ingin sekali ke tempatnya berada hyung..aku ingin menariknya kembali. Jahatnya dia meninggalkanku disaat seperti ini"
Jihoon tersenyum kecil. Kata-kata Jinyoung terdengar konyol walaupun dia sedang serius saat ini.
"Dia bilang apa saja di suratnya Jinyoung-ah?"
"Dia menyuruhku untuk hidup lebih baik dan kembali lagi padamu. Konyolnya dia"
"Hahaha. Ya, dia sangat konyol. Mana mau aku kembali lagi padamu"
"Ya! Hyung!" Jinyoung merajuk
"Haish... Jinyoung-ah.. apapun itu, turuti saja permintaannya. Dia memintamu untuk hidup lebih baik bukan. Turuti saja dia. Kau tidak mau kan saat dia kembali dia menemukanmu yang ternyata lebih buruk dari sebelumnya?"
"Entahlah hyung... dia sendiri tidak yakin akan kembali atau tidak"
"Aku yakin dia akan kembali. Ubahlah hidupmu mulai saat ini juga. Pastikan dia mendapatkan apa yang dia mau setelah dia bertemu lagi denganmu"
"Hmm.." Jinyoung tersenyum kecil. Ya, dia pikir tidak ada salahnya juga. Toh ini semua untuk kebaikannya.
Lihat saja Dae.. aku akan semakin menjeratmu saat kau kembali lagi padaku
***

KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
Fanfic"Aku harus melupakanmu namun melupakan bukanlah hal yang mudah"-Lee Daehwi "Harusnya aku memperlakukanmu lebih baik lagi ketika aku memilikimu"Bae Jinyoung