#7

1.2K 188 59
                                    

#7
To: Hwihwi
Pulang! Kalau kau tidak pulang dalam waktu 24 jam kau bukan lagi temanku!
Send.

To: Hwihwi
Aku tidak main-main Lee Daehwi!
Send.

Untuk kesekian kalinya Seonho mengirimkan pesan singkat berupa ancaman-ancaman kecil pada sahabatnya, Lee Daehwi, berharap namja itu segera pulang, atau paling tidak ia berharap akan mendapatkan satu balasan pesan dari seorang Lee Daehwi.

     Selama ini memang hanya Seonho-lah yang paling gencar menghubungi Daehwi, sedangkan para hyungnya hanya diam menunggu sampai Daehwi sendiri yang akan memghubungi mereka lebih dulu.

Seonho tidak cukup sabar untuk menunggu jadi ia putuskan untuk terus meneror Daehwi dengan berbagai ancamannya yang sama sekali tidak berarti.

     Guanlin hanya bisa mengelus dada tiap kali melihat kelakukan kekasihnya yang masih kekanakan. Ia dan yang lainnya bahkan sudah berulang kali memberikan pengertian pada Seonho bahwa Daehwi masih butuh waktu untuk sendiri tapi namja itu  tetap saja tidak mau tahu.

"dia benar-benar mengabaikan pesan dariku, hyung!" teriak Seonho kesal. Ia lalu menghempaskan tubuhnya ke ranjang Daehwi yang sudah beberapa hari ini ditinggalkan oleh pemiliknya.

Setelah Daehwi tak kunjung kembali, Seonho, Guanlin, Hyungseob dan Woojin memang memutuskan untuk menempati apartemen Daehwi sampai namja itu kembali. 

"biarkanlah dia, Seonho-ya. Hyung yakin Daehwi akan segera menghubungi kita begitu dia merasa kondisinya sudah membaik" sahut Hyungseob

"tetap saja, hyung. Dia membuatku khawatir. Setidaknya dia kan bisa memberitahuku dia ada dimana sekarang. Tidak perlu kalian semua yang tahu, hyung. Cukup aku saja. Apa susahnya?"

"aish~ anak ini benar-benar" ucap Woojin sambil geleng-geleng kepala
***

Namja dengan surai ungu itu tengah menatap sebuah batu nisan di hadapannya. Ditangannya membawa sebuket bunga yang dirangkai dengan begitu cantik.

Setelah sekian lama ia tidak berkunjung ke makam ayahnya, namja itu akhirnya datang sebagai sosok dirinya yang baru. Dirinya yang lebih tegar dan lebih kuat dari yang dulu.

"Appa, aku sangat merindukanmu. Maaf  aku baru bisa datang sekarang. Banyak hal yang terjadi padaku setelah kepergianmu. Aku ingin sekali menceritakannya satu persatu padamu, tapi aku tidak bisa. Waktu yang kita lalui bersama sangat singkat. Aku masih begitu muda saat kau pergi meninggalkanku. Jujur aku merasa takut, aku tidak tahu akan jadi seperti ini. Rasanya sulit saat pertama kali aku belajar untuk hidup tanpamu, tapi jangan khawatir Appa. Saat ini aku sudah baik-baik saja. Aku bisa melalui itu semua. Semua kesulitan demi kesulitan yang ku dapat membuatku jadi anak yang lebih dewasa. Walaupun sekian lama aku tumbuh tanpamu, aku berjanji dimanapun aku berada aku akan selalu mengingatmu dengan rasa bahagia. Aku janji"

 Aku janji"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tes
Tes

Air mata yang tidak bisa dibendungnya lagi itu turun membasahi wajahnya. Namja itu menangis dalam diam.

"hyung"

Ia menoleh kebelakang begitu merasakan sebuah usapan lembut di pundaknya.

"Mr. Lee akan sedih jika melihatmu menangis, Hyung. Ingat, jangan menangis, jangan terluka, dan jangan sakit" ucap seseorang itu padanya.

Lee Daehwi, namja bersurai ungu itu mengangguk dan cepat-cepat menghapus air mata yang terlanjur turun mengalir di pipinya. Ia lalu menguraikan sebuah senyuman manis di wajahnya, membuat orang itu membalas senyumnya dengan senyuman yang lebih hangat.

"Nah, ini baru benar" orang itu lalu mengusak rambut Daehwi gemas.

"yak! Kim Samuel. Apa sopan menyentuh kepala orang yang lebih tua darimu?eoh?" Daehwi melayangkan tatapan protesnya pada namja yang hanya terpaut satu tahun dengannya itu.

Teringat akan usia Samuel yang sebaya dengan sahabat dekatnya di Korea, yaitu Seonho si anak ayam, membuat  Daehwi merindukannya.

Bisa ia tebak bahwa saat ini anak ayam yang tidak pernah mau memanggilnya 'hyung' itu pasti tengah mengkhawatirkannya karena selama beberapa hari ini ia sama sekali tidak membalas setiap pesan yang dikirim oleh namja itu padanya.

Beberapa hari terakhir, Daehwi memang dengan sengaja meletakkan ponselnya di dalam tas dan mengaktifkan mode silent. Ia hanya merasa bahwa dirinya membutuhkan waktu untuk sendiri. Ia perlu menenangkan diri.

Keberadaan Samuel disampingnya benar-benar ia syukuri. Bagaimana tidak? namja yang sudah lama tidak dijumpainya itu baru saja bertemu dengannya di bandara saat ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya di LA.

Beberapa hari terakhir dia selalu setia menemani Daehwi, menghiburnya saat sedih dan meminjamkan pundak untuknya saat ia ingin menangis. Dengan baiknya juga dia menawarkan diri untuk menemani Daehwi yang ingin berkunjung ke makam ayahnya di Jepang setelah beberapa hari namja itu menetap dirumahnya bersama dengan ibunya.

"wajahmu lucu sekali hyung. Baru saja kau menangis lalu setelah itu  memaksakan diri tersenyum. Kau harus lihat sendiri betapa anehnya wajahmu itu?"

"ya! Kenapa kau malah mengataiku aneh? Ck! Dasar" Daehwi mempoutkan bibirnya kesal. Sementara itu  Samuel malah tertawa tidak jelas sambil mencubiti pipinya berulang kali, membuatnya makin kesal dan balas mencubiti pinggang namja blasteran itu.

"aw! Ya! Hyung! Sakit!" teriak Samuel. Ia berusaha mengelak dan akhirnya berhasil menghindar dengan berlari sejauh mungkin ke luar area pemakaman. Daehwi hanya membiarkannya.

Untuk sekali lagi ia menatap makam ayahnya. Senyuman tulus terpatri di wajah cantiknya.

Aku pikir aku sudah bisa melepaskanmu, hyung.
Aku akan memulai hidup yang baru
Ku harap bayanganmu tidak akan datang lagi menggoyahkanku

***

Jangan lupa Voment lho ya guys.

IF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang