Part 21. Go to Indonesia

21.1K 910 23
                                    


Happy reading😊
Jgn lupa kasi bintang ya⭐
'Setiap bintang itu bermakna'

Jangan menjadikan masalahmu beban. Kamu tak kan pernah tahu jika kamu hanya diam dan terus menghindar
~Sean Morgan

Sean, laki laki berparas tampan serta rambut coklat tembaga hasil pewarnaan duduk di sofa yang ada diruangan Alishya dengan menaikan satu kakinya sambil tangannya mengetikan sesuatu di layar ponselnya. Begitu pula dengan laki laki tampan yang memiliki senyuman manis disamping Sean, Rendy.

Rendy datang untuk mengajak Alishya pulang,  tidak hanya Alishya,  tetapi juga Sean dan kakek Baron. Alishya tentu saja menolak ajakan itu

"Entahlah kak, Aku belum mau pulang". Ucap Alishya jujur.

Alishya belum bisa untuk sekarang. Banyak pekerjaan yang menanti dan juga jauh dilubuk hati gadis itu, tersemat sebuah perasaan sakit ketika nantinya akan bertemu orang yang telah menyakitinya. Katakan Alishya cukup penakut untuk hal itu. Tapi Alishya yang merasakan, hatinya terlalu rapuh untuk merasakan kembali sakit bagai tergores oleh belati yang teramat tajam. Goresan yang membekas dan menimbulkan rasa perih. Dan Alishya tidak mau merasakan hal itu lagi .
.
"Cell... Kenapa kamu tak menurutinya saja" celetuk Sean

" sudah kukatakan. aku akan pulang tapi tidak sekarang. Jujur aku sangat merindukan Indonesia. Jadi tolong beri aku waktu untuk sekarang. "

"Baiklah. Sean, kamu ikut aku malam ini ke Indonesia. Ada acara di Adam Company"

"Oke aku pergi dulu" ucap Rendy sambil berdiri

" Biar kuantar kedepan" ucap Alishya bangkit dari kursi kebesarannya diikuti Sean.

Rendy keluar ruangan dengan wajah datar namun tetap merespon dengan anggukan kepala saat Jessie tersenyum ke arahnya.

Rendy hanya berbicara singkat sebelum memasuki mobil milik keluarga McKenna.

Alishya tahu, kakaknya itu kecewa. Sesungguhnya Alishya ingin sekali pulang, menemui keluarganya disana.

"Jangan menjadikan masalahmu beban. Kamu tak kan pernah tahu jika kamu hanya diam dan terus menghindar" Ucap Sean masih menatap perginya mobil yang ditumpangi oleh Rendy

Sean menghadap ke Arah Alishya dan menatapnya dalam
" Jangan pernah kamu lari dari masa lalu tanpa penyelesaian. Hadapi dengan tenang. Jangan kamu terlalu membencinya karena dia telah memberimu sebuah kisah"

"Bukan kisah sedih. Namun kisah yang menjadi awal kebahagianmu. Kisah yang akan membuatmu tahu apa yang harus kamu lakukan kedepan"

"Cell sekarang kamu cukup mantapkan hatimu untuk kembali ke Indonesia. Malam ini lish, kamu tahu bukan Adam Company sedang acara apa ,itu penting bagimu cel" ucap Sean

Alishya tergugu. Diam mencerna semua kata yang terucap Sean tadi.

"Iya. Ulang tahun Adam Company yang akan memperkenalkan para penerus serta aku" kata Alishya pelan

"Iya. Dunia perlu tahu siapa kamu yang sebenarnya. Oke cell, aku pergi dulu. Sepertinya Prince Charming mu telah datang" ucap Sean tersenyum miring dan membuat kode oleh matanya. Alishya mengikuti arah mata Sean dan yang dilihatnya adalah sosok pria dewasa luar biasa tampan dengan jas formal coklat yang melekat ditubuh atlentisnya.

"Hai Sean, Alishya" ucap pria itu

" oh hai Keenan. Aku titip adikku ya.  Bye Keen, cell" ucap sean sambil menyeringai samar

Keenan mengangguk kaku dan Alishya hanya menjawab singkat.

"Aku mau kamu melihat perkembangan pembangunan sirquit dengan mu" ucap Keenan tanpa basa basi.

My Beloved Billionaire||TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang