Part 42. Celine and Sean

13.2K 508 23
                                    

|Sebagian Part dihapus untuk kepentingan Proses Penerbitan |
_________________________________________

love can change everything is no exception

_________________________________________

Alishya menatap jam tangannya dengan gelisah. Pagi tadi Keenan , Sean dan kakeknya pergi untuk menangkap Ace. Mereka tak memperbolehkannya ikut andil meski Alishya sudah memohon, mereka malah menyuruhnya untuk menjaga dirinya sendiri dan menemani Livina yang menjaga Alex.

"Kamu tak perlu cemas, kamu harus yakin dia akan baik baik saja" ucap Livina melihat kegelisahan Alishya. Ia sangat mengerti itu, bagaimana tidak hal yang sama terjadi padanya kemarin, dengan gelisah menunggu kembalinya Alex, dan namun hal buruk terjadi. Ia melihat kearah Alex terbaring dan mengeratkan genggamannya.

Cepatlah sadar, sayang. Batin Livina

"Ya, dia akan baik baik saja" ucap Alishya seolah meyakinkan dirinya sendiri.

"Yaudah, kamu makan dulu saja, hari sudah sore Kamu belum makan siang" ucap Livina sambil berdiri.

Alishya mengangguk anggukan kepalanya tanpa ada niat untuk melaksanakannya. "Kamu mau kemana? " tanya Alishya yang melihat Livina berjalan kearah pintu keluar.

"Membelikanmu makanan, mau apalagi. "
Reflek Alishya bangkit dan menggapai Livina.
"Tak usah biar orang ku saja, kau sedang hamil muda, jangan terlalu lelah"

"Apakah kamu ingin sesuatu? " tanya Alishya

"Coffee espresso ya"

"Okey" Ucap Alishya sambil menghubungi anak buahnya . Tak lama setelah itu pintu terbuka muncunculkan Keenan.

Alishya langsung memeluk Keenan dengan erat.
"Kenapa lama, are you oke? You make me worry"

"I'am Fine.. Maaf lama, aku ada urusan lain tadi". Ucap Keenan sambil mengelus surai panjang Alishya.

Livina tersenyum maklum. "Keen , sebaiknya kamu bawa dia makan , dia tak sempat makan siang karena memikirkanmu ".

"Baiklah baiklah, sekarang kita makan dulu.  Kembali ke ruang rawatmu okay". Alishya hanya mengangguk.

•...•...•...•...•

Wanita yang sedari tadi pingsan, perlahan mulai sadar. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya pada matanya. Ia menatap sekeliling nya, kamar yang luas, tampak nyaman dan asing.

"Aku dimana? " gumamnya

"Kamu sudah sadar? " suara berat itulah yang menyapa Celine pertama kali. Celine melihat Sean yang duduk di sofa yang ada dipojok kamar ini. Sejak kapan?

"Apa yang terjadi, aku dimana? " tanyanya.

"Apa kamu amnesia? Perlu aku bantu ingat tentang kejadian tadi pagi, kamu, Ace, Aku dan Keenan? " Tanya Sean sarkasme

"Aku dalangnya. Aku begini karena dendam pada keluarga kalian, Abraham yang selalu mengalahkan aku dan... Helena Mckeena. Dia wanita yang sangat aku cintai,  tapi kau.. "
"Kamu menjauhkan helena dariku, sampai akhirnya Helena berpaling dariku dan menikah dengan laki laki Asia itu. ".

"Dan pada saat itu aku bersumpah, aku akan menghancurkan kalian"

"Tolong, tolong jangan lakukan itu, jangan sakiti aku dan anakku"

Celine meraba perutnya yang masih rata.
"Anakmu aman" ucap Sean yang mengerti.

"Bahkan kamu pun aman sekarang. Jika bukan karena anak yang kamu kandung, sudah pasti kamu sekarang berada ditahanan bersama papamu atau.. ".

Sean mendekat ke ranjang dan duduk di pinggirannya, tepatnya samping Celine.
" kekasihmu" .

"A-apa yang kamu katakan " lirih Celine.

"Aku akui aku dan papa memang punya hubungan lebih seperti yang kau ketahui, Sean. Tapi aku tidak akan pernah menjadi kekasih papaku sendiri sekalipun papa tiri. Lagi pula aku terpaksa. " tanpa sadar setitik bening dari sidit mata Celine jatuh membuat Sean terperangah. Wanita ini tampak terluka dan terbebani.

"Kamu bisa bercerita kepadaku, tapi aku juga tak memaksamu" ucap Sean.

"Aku hanya anak dari seorang wanita janda yang dinikahi oleh Ace Berg. " entah kenapa Celine memilih menceritakan tentang hidupnya pada Sean. Karena.... Dia percaya pada Laki laki itu.

"Dan sejak mama meninggal, papa atau Ace Berg berbuat lebih padaku dengan ancaman aku akan menderita dan akan diusir olehnya jika tak menurutinya". Tatapan Celine seolah menerawang dengan sirat luka dimatanya.

"Aku yang saat itu masih kecil hanya menurut padanya, dimanjakan oleh hartanya hingga terbawa sampai sekarang. Tapi aku sadar harta bukanlah segalanya. Bodohnya aku, hanya menurut saja saat disuruh olehnya, bahkan untuk mencelakai Alishya. Aku sakit melihat Keenan dengan gadis itu, tapi aku tidak ada niat untuk mencelakainya. Dia yang mempengaruhiku, dia seperti mempermainanku untuk alat balas dendamnya. Dan setiap kali aku gagal, aku selalu disiksa lahir batin olehnya, sejak kecil seperti itu. " Celine kini terisak dengan Sean yang mendekapnya.

"Saat kuliah... Aku bertemu denganmu dan Keenan,kita bersabahat. Tapi entah karena apa aku jatuh cinta padanya. Pada Keenan. "

Dan aku jatuh cinta padamu. Batin Sean.

"Tapi papa seperti tidak suka, tepatnya tidak suka pada keluarga Keenan. Maka dari itu ia menjebakku seakan aku ini selingkuh didepan mata Keenan. Hingga akhirnya kami putus".

"Dan anak ini... " Celine mengelus perutnya dengan sayang.

"Ini anak Ace Berg? " tanya Sean.

" Bukan, aku tidak mau punya anak dari dia. Dia anak.... Salah satu pengunjung club yang aku kelola ,yang hadir karena sebuah kesalahan. " ucapnya sedih.

Sean mencoba percaya cerita Celine, karena yang ia lihat hanya ketulusan. Ia memeluk Celine.

"Aku bingung harus melakukan apa, satu satunya semangat hidupku sekarang hanyalah anak ini. " ujarnya sambil terisak

"Aku akan membantumu keluar dari masalah, jika kamu mau berubah" .

Dan pertama kalinya dalam seumur hidup, ia merasa... Berharga

🍃🍃🍃

My Beloved Billionaire||TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang