Happy Reading 📖
jangan lupa VOMENT yaaAlishya tampak casual, dengan celana panjang dan baju formal bewarna merah darah. Perpaduan yang sempurna dengan rambut coklat panjang miliknya.
Alishya saat ini tengah fokus mengemudi mobil sport mercedes C63 nya ke kantornya, sembari mendengarkan musik musik kesukaannya dari flashdisk yang sengaja diputarnya di radio mobil. Dengan mendengarkan lagu, ia merasa sedikit rilex saat mengemudi, juga sedikit menghilangkan jenuh seraya ikut bersenandung kecil, contohnya seperti saat ini. Ia menyanyikan lagu SoMo-Beautiful soul salah satu kesukaannya sambil menunggu lampu hijau berjalan.Disaat yang sama ketika lampu hijau menyala, ponsel Alishya berbunyi menandakan telepon masuk. Ia menerima telepon tanpa mendekatkan ponselnya karena ada sebuah alat bewarna hitam yang ternyata melekat pada telinganya yang berfungsi untuk melakukan panggilan atau hal semacamnya.
"Hallo"
"Apa kabar... Maksudku bagaimana kabar kakekmu? "
"Baik, hanya luka kecil"
"Celly, aku belum bisa kembali, masih banyak perkerjaan disini"
"It's okay. Lagi pula kenapa kamu berbicara layaknya kekasihku heh?! "
"Tak apa apa, aku hanya sedang melatih agar kamu terbiasa kelak. "
"Haha" Alishya tertawa tak ikhlas yang di sengaja.
"Cell.. Apakah kamu tahu mengapa bintang ada disekitar bulan?"
Alishya mengernyit "tidak ,kenapa? "
"Karena bintang tidak lebih hanya ingin mendapatkan seberkas sinar dari bulan, karena bagi bintang, bulan adalah semangat sinarnya"
Deg
Jantungnya berpacu seperti sehabis lari marathon dan tanpa sang empu sadari senyuman kecil terbit dari bibir pinknya.
"Kenapa diam hm? "
Alishya mengerjap lalu berdecak
"Aduh keenan, bicaramu manis sekali""Bibirku lebih manis, my girl"
Goddamn it . Dia menggodaku. Batin Alishya dengan pipi merah. Hell.Merah?Blushing?What the hell.. Karena ucapan receh seorang Keenan!!
" Keenan, kenapa kamu melantur terus. Sudahlah kututup saja teleponnya. Aku sudah sampai kantor,dan aku sibuk"
"Tidak sekarang. Aku masih ingin mendengar suaramu. Lagipula kamu memakai alat itu kan, headset yang kamu lekatkan pada telingamu, jadi tidak masalah"
Dia memutar bola matanya, sejujurnya ia tidak merasa terganggu, malah sedikit senang. SEDIKIT. Tapi bagaimana ia tahu bahwa ia memakai alat seperti headset tanpa kabel?.
"Bagaimana kamu tahu, kamu penguntit ya" tebak Alishya"Jangankan menguntit aku bahkan bisa berubah jadi apa saja yang kamu mau.. Cell, sepertinya mommy mau bicara denganmu"
Alishya berpikir. Mommy? Tante Liana?
"Baik--""Ya ampun sayang, tante merindukanmu. Kamu baik baik saja kan, dan bagaimana keadaan kakekmu? "
Alishya terkekeh pelan
"Baik tante, kakek juga baik. Padahal baru Alishya tinggal sehari, tapi sudah rindu. Anak sama mama sama saja. "
Sedetik kemudian Alishya merutuki dirinya yang keceplosan.Shit!
"Hahaha kamu benar. Nak kamu tau, pesonamu begitu kuat, aku saja masih merindukanmu apalagi Keenan. Al, kamu adalah cahaya baru bagi Keenan, dia .....aduh apasih ,gak sopan kamu!!...maaf Cel,Keenannya cemburu sama tante. "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Billionaire||TELAH TERBIT
RomanceWARNING!! Cerita telah di bukukan ,otomatis beberapa part telah dihapus!! Takdir yang mempertemukan 2 anak manusia yang memiliki sifat bertolak belakang. Tetapi itulah yang membuat mereka melengkapi satu sama lain Keenan Abraham, seorang billionair...