Part 34. Rubah Betina

17.8K 763 17
                                    

Kamu memilih jalan yang salah ketika kamu memutuskan menjauh karena dia. Bagai bom waktu yang siap meledak kapan saja, tinggal menunggu waktu saat semua itu menjadi bomerang .

~Celine Berg

_____________________________

Setengah tahun Kemudian

Matahari masih malu tuk menampakan sang surya, begitupun dengan burung burung gereja yang masih enggan tuk menyuarakan kicauannya. Jam menunjukan pukul 4 pagi, Alishya bangun seperti hari hari biasa untuk menunaikan tugasnya, dilanjut dengan kebiasaannya untuk olahraga yoga dan gym sebentar sebelum berangkat kerja.

Sudah hampir setengah tahun ini Alishya tinggal di mansion McKenna's Fams, meski terkadang pulang ke tower dimana penthousenya berada. Ia tinggal di mansion atas perintah kakek dan orang tuanya, demi keselamatan dirinya katanya. Dan selama hampir setengah tahun ini, tidak ada pergerakan dari musuh. Namun Alishya yakin suatu saat mereka akan menampakan batang hidungnya entah kapan itu. Ia dan kakeknya pun lelah mencari orang yang sempat menjadi bawahanya, susah mencari sosok itu, karena orang yang bernama sama di New York bahkan Amerika ini sangatlah banyak, terlebih dirinya serta keluarga tak tau bagaimana rupa orang itu.

Pagi ini Alishya telah siap dengan setelan kantornya yang tampak pas melekat ditubuh proporsional bak modelnya. Memang model sih. Ia menghampiri kakeknya yang sudah terlebih dahulu duduk di ujung meja makan, lalu ia ikut sarapan bersama kakeknya. Tak seberapa lama, seseorang datang membuat dua orang yang sedang makan menoleh ke arah pria dengan setelan jas yang nampak mahal. Alishya tak terkejut lagi dengan kedatangan Keenan ke mansion ini, karena sekarang Keenan lebih sering menjemputnya hingga pelayan sudah hafal kapan Keenan datang untuk menjemput atau mengantarkan pulang.

"Selamat pagi Kakek, Al" sapa Keenan hangat.

"Pagi " jawab keduanya.

"Kamu sudah sarapan? " tanya Baron

"Sudah ". Alishya mendengar itu lalu cepat cepat memgunyah makanan yang tinggal sesuap itu . Kemudian ia beranjak dan menghampiri kakeknya

"Kek, Lisha berangkat dulu sama Keenan"
Baron mengangguk "hati hati, Keen jaga cucu kesayanganku "

Keenan mengangguk "pasti kek. Dia juga kesayanganku" ucap Keenan pelan namun dapat didengar kedua orang selain dirinya disana. Alishya melotot ke Keenan yang meringis lalu beralih menatap Baron. Sialan! Kakek itu tengah tersenyum menggoda kepadanya. Semua gara gara Keenan Abaraham itu.

Alishya segera menarik Keenan untuk pergi ,lalu masuk ke mobil sport Ferarri pria itu .

Alishya berdecak "kamu itu hobi ganti ganti mobil ya"

"Tidak juga. Aku selalu menggunakan mobilku secara teratur. Kasian jika salah satu dari mereka terlalu lama mendekam garasi yang sempit" jawab Keenan santai.

Alishya memutar bola mata malas" ruangan untuk menaruh mobil mobil sport mu itu sempit, lalu apa kabar dengan parkiran McKenna group? Sangat sangat sempit kah"

Keenan terkekeh "haha jangan merendah, kamu tau parkiran McKenna Group itu cukup besar bisa menampung banyaknya mobil para pekerja sedangkan aku tidak. Bahkan aku berpikir untuk menambah tempat baru untuk para Mobilku"

"Well.. Tak heran jika tidak muat, mobilmu bahkan lebih banyak dari yang ada di parkiran McKenna Group. Kamu penjual mobil "

"Aku memang penjual mobil"

Alishya mencebik "aku tahu.. Lagi pula kamu bisa kan tidak menghambur hamburkan uangmu dengan membeli mobil mobil mewah dengan harga fantastis untuk dijadikan koleksimu. Kamu bisa gunakan uang lebih yang kamu punya untuk mendanai hal yang memang patut dibantu. Seperti sumbangan untuk panti asuhan, asrama wanita atau hal lainnya. Bersedekah banyak pahalanya loh..ingat itu" ujar Alishya panjang lebar.

My Beloved Billionaire||TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang