Chapter 1

822 61 3
                                    

Gadis cantik itu masih setia bercinta dengan selimut tebal yang melilit tubuhnya di atas kasur yang empuk pagi ini. Entah hal apa yang membuatnya tidur begitu damai sejak tadi malam. Yang pasti ia sedang tersenyum-senyum sendiri dalam tidur di mimpinya.

Tak beberapa lama ada seorang gadis lagi masuk ke dalam kamarnya mencoba membangunkan gadis yang tertidur itu. Usia mereka tak terpaut begitu jauh, hanya sekitar 1 tahun saja. Yap, sebut saja mereka kakak beradik.

Sekarang sudah pagi, dan adiknya belum juga bangun. Yeri berniat untuk membangunkan adik tersayangnya ini. Mengingat jika mereka ada kelas pagi hari ini.

Mereka sudah duduk di bangku kuliah. Berkuliah di salah satu universitas yang cukup terkenal di Korea Selatan. Jangan heran, itu juga dikarenakan keluarganya yang terbilang mapan di negeri ginseng tersebut.

Yeri menghampiri pojok kamar Jiho dan membuka gorden minimalis yang menutupi sinar matahari dari luar jendela kamar.

Sreeet...

Merasa tidurnya mulai terusik Jiho pun mulai mengumpulkan nyawanya untuk bangun. Matanya menyipit karena silauan sinar matahari pagi yang mengenai wajah cantiknya.

"Eunhh..." lenguh Jiho sambil mengucek mata sipitnya.

Jiho pun sedikit meregangkan otot-otot tubuhnya. Lalu melihat kakaknya yang sedang melipat tangan di dada di depannya. Jiho menampakkan cengiran tak berdosa nya.

"Hmm, sudah jam berapa sekarang? Kau mau terlambat? Ayo cepat mandi dan kita berangkat." ucap Yeri lembut.

Ya, itulah seorang Yeri, seorang gadis cantik yang penuh kelembutan, sopan, tidak suka membantah, dan yang pasti sangat menyayangi adiknya itu. Pantas saja jika banyak namja yang mengejarnya agar menjadi kekasihnya. Namun Yeri tak pernah menggubris itu. Dia masih setia sendiri sampai sekarang, namun ia juga memiliki seorang sahabat laki-laki yang selalu menghiburnya saat merasa sedih.

"Hehehe, aku terlalu asik bermimpi Eonni. Oke, aku akan bergegas."

Jiho, tak kalah cantiknya dengan kakaknya, dia adalah tipe gadis yang periang, agak cerewet, lucu, menggemaskan, dan ia sangat menyayangi kakaknya itu.

Jiho segera bangun dari posisinya dan sedikit berlari masuk ke dalam kamar mandi. Yeri yang melihat kelakuan adiknya itu hanya menggelengkan kepala pelan sambil terkekeh. Adiknya tak pernah berubah, ia selalu berkelakuan lucu di depannya.

Mereka tak pernah bertengkar dalam segala hal, selalu saja akur. Mungkin karena rasa kasih sayang diantara mereka itu begitu besar. Salah satu penyebab utamanya termasuk sifat Yeri yang suka mengalah. Sejauh ini, Yeri belum pernah mengecewakan orang-orang disekitarnya.

.

.

.

Yeri dan Jiho sudah bersiap dan sekarang mereka sedang berada di meja makan untuk sarapan sebelum berangkat kuliah. Pagi ini mereka hanya sarapan berdua dengan ditemani beberapa pelayan rumah.

Tak seperti bisa, karena Ayah dan Ibu mereka sedang ada bisnis ke Shang Hai. Besok malam mereka baru kembali ke Seoul.

Beginilah keadaan keluarganya selama ini, kedua orang tua yang sibuk dengan bisnis mereka. Tapi itu tak menjadi masalah bagi Yeri dan Jiho. Sesibuk apapun orang tuanya bekerja, itu agar bisa membahagiakan mereka. Sebenarnya itu juga bukan masalah yang sangat serius, setidaknya kedua orang tua mereka juga pernah meluangkan waktu bersama, walaupun jarang.

The Perfection of Love [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang