Chapter 7

209 28 0
                                    

"Perjodohan?" Kaget Kai.

Bukan hanya Kai, Yeri dan Jiho menampakkan ekspresi yang tak jauh beda pula. Kaget, tentu saja. Ini sudah jaman yang modern tapi masih ada yang namanya perjodohan? Kai sudah dewasa dan ia akan menentukan pilihannya, bukan seperti ini caranya.

"Yap, perjodohan antara couple Kim. Hahaha..." tawa Donghae pecah, begitupun dengan Youngjae, Nayeon, juga Haera.

"Kau pasti kaget ya? Maaf Kai, Appa kira kau sudah dewasa dan sudah saatnya kau menikah, karena kau tak kunjung mengenalkan satu wanita pun ke Appa jadi, ini keputusan Appa dan Eomma." Jelas Donghae panjang lebar yang mendapat respon anggukan dari istrinya.

"Benar Kai, bersiaplah kau akan menjadi membantuku dalam waktu dekat. Hahaha..." sahut Youngjae.

Ini benar-benar hal yang tak terduga bagi Kai. Ia memang tidak suka jika dijodoh-jodohkan, tapi hatinya malah bersorak mengetahui jika ia kan dijodohkan dengan putri Kim Youngjae ini, malah pikirannya saat ini tertuju pada Yeri. Kai tak tahu, hatinya berkata demikian.

Ya, harapan kecil di hati Kai adalah Yeri. Perlahan rasa suka itu berkembang menjadi sebuah perasaan kasih sayang yang mengakibatkan merekahnya cinta diantara Kai dan Yeri saat ini.

Apa yang bisa dilakukan Kai sekarang salain menerima saja?

"Kami sudah sepakat, jika Kai akan menikah dengan Jiho." Ucap Nayeon kemudian.

Mata Kai terbelalak begitupun juga dengan Jiho. Membulat sempurna menatap sang ibu. Jiho benar-benar tak tahu harus berbuat apa, ia kira jika kakaknya yang akan dijodohkan. Tapi apa? Keputusan itu terlempar pada dirinya dengan tiba-tiba. Bahkan saat ini pun ia belum mengenal benar sosok seorang Kim Jong In itu. Ia benar-benar tak siap kali ini.

Kai pun sama, entah hatinya malah menolak keras keputusan tadi. Jiho? Tak banyak percakapan diantara keduanya dan tiba-tiba mereka akan dinikahkan? Ini hal gila bagi Kai.

Yeri terdiam seketika mendengar ucapan sang ibu tadi. Ia kira, dirinya yang akan bersama Kai. Jujur saja Yeri tadi berharap pada perjodohan itu, hatinya begitu bersemangat tadinya. Namun setelah kalimat tadi terucap ia malah merasa kaku, ia merasa ada yang aneh di hatinya, seperti perasaan kecewa mungkin? Atau semacamnya.

"Ya, kami melihat ada kecocokan antara kalian berdua." Ucap Haera, yang tertuju untuk Kai dan Jiho pastinya.

Sekarang ekspresi apa yang harus ditunjukkan? Senyum kaku. Ya, jurus yang ng tepat untuk menutupi hal gila tadi.

.

.

.

Udara dingin malam kini menjadi teman bagi sepasang wanita dan laki-laki itu saat ini. Hanya keheningan yang menemani keduanya. Duduk saling termenung dengan pikirannya masing-masing.

Pikiran keduanya sama-sama melayang, mencari ketenangan tersendiri dalam jiwanya saat ini. Mungkin memikirkan sebuah jalan keluar yang tepat untuk menghadapi keputusan yang menurut keduanya tak masuk akan ini.

Jiho dan Kai, ya.
Setelah makan malam, kedua orang itu diberi waktu orang tuanya untuk sekedar berbincang-bincang ringan di luar, ya sepeti sekarang. Tapi, mereka malah saling diam tak mengeluarkan sepatah katapun sedari tadi.

Sampai Kai mulai memecah keheningan itu dengan tiba-tiba.

"Kau suka dengan perjodohan ini?" Tanya Kai to the point.

Jiho kaget, lalu mendongak menatap orang disampinya itu lalu mendesah kasar. "Sebenarnya tidak. Bagaimana denganmu?"

"Yah, begitulah. Padahal aku sedang mengincar seorang gadis." Jujur Kai.

The Perfection of Love [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang