Chapter 20

148 15 2
                                    

"Seharusnya kita biarkan masa lalu itu mengalir mengikuti arusnya sendiri. Dan masa sekarang, kita harus melawan arusnya agar kita tak terbawa ke masa lalunya yang sekiranya lebih buruk dari masa sekarang."

•Oh Sehun

.

.
.

"Sehun!!"

Sedikit gertakan dinada suara Nayeon saat ini, pantas jika ia merasa emosi dengan laki-laki di depannya ini.

"Apa Nyonya, bukankah benar? Itu benar-benar memuakkan. Melihat Anda memperhatikan Yeri? Itu bukan hal yang wajar jika mengingat hanya sedikit kasih sayang yang Anda berikan kepada Yeri ketimbang Jiho selama ini." Sehun tersenyum setelahnya, sebut saja seringai seperti tadi.

"Aku Eommanya. Itu hakku!" Kata-kata yang membuat Sehun semakin melebarkan bibirnya.

"Seperti inikah seorang ibu? Membiarkan satu putrinya tumbuh dengan banyak kasih sayangnya sendiri dan membiarkan yang satunya tumbuh dengan kasih sayang ibu dari bocah yang lain? Begitukah?" Sehun melipat kedua tangannya di depan dada.

"Diamlah kau bocah! Kau tak tahu apapun. Bahkan kini kau membentak seseorang yang jauh lebih tua darimu. Apa ibumu tak pernah mengajarimu soal sopan santun?" Dan jelas perkataan itu mampu membuat Sehun menatap wanita paruh baya di depannya tak suka.

"Jaga bicara Anda. Setidaknya ibu saya mampu membesarkan saya sendirian, tanpa sosok ayah. Dia wanita hebat, baik, dan tak suka menyimpan dendam." Kata-kata yang tepat untuk menyinggung Nayeon kali ini.

"Cukup Sehun, kau terlalu jauh membicarakan hal ini!" Bentak Nayeon.

"Wanita yang mampu berjuang sendirian tanpa seorang suami, terlebih dengan putra yang masih dikandungnya tepat 8 bulan. Ia harus kehilangan seorang suami dan seorang ayah untuk anaknya yang masih berada dalam kandungan!" Mata Sehun berkaca-kaca menatap Nayeon.

"Diamlah!" Nayeon menutup kedua telinganya sambil menutup mata erat tanpa menatap Sehun lagi.

"Saya mohon nyonya Kim Nayeon yang terhormat. Jangan melampiaskan dendam Anda pada Putri Anda sendiri. Itu menyiksa darah daging Anda sendiri nyonya, bagaimana nyonya bisa tega?"

"Salahkan ibumu itu bodoh!" Air mata Nayeon keluar.

"Bahkan Anda masih bisa menyalahkan ibu saya. Ayah saya tak akan pergi tanpa Anda melakukan hal gila itu dulu!!" Sehun menatap hina Nayeon.

"Bagaimana kau..??" Nayeon membulatkan matanya. Sehun, ia tahun hal sebenarnya. Tapi bagaimana bisa?

"Saya tahu nyonya! Segalanya. Anda yang menyebabkan ayah saya kecelakaan dulu. Masih ingatkah Anda?" Sehun melirihkan suaranya

"Salahkan ibumu yang merebut Hyukjae dariku!! Dia wanita ular! Jalang!!" Nayeon berteriak, menahan rasa sakit hatinya yang kembali terungkap ke permukaan karena putra dari laki-laki yang pernah ia cintai.

Ya, Oh Hyukjae, ayah Sehun.

Dulu semasa mudanya ia mempunyai kekasih, Jung Nayeon. Keduanya saling mencintai satu sama lainnya. Hubungan itu berlangsung lama, sampai satu masalah datang.

Min Hayoung, wanita itu perlahan hadir dalam kehidupan Hyukjae dan Nayeon. Membuat hubungan indah itu hancur berantakan. Nayeon yang terlalu cemburu jika Hyukjae mendekati Hayoung.

The Perfection of Love [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang