Chapter 9

194 23 0
                                    

"Aku tak butuh menjadi hal yang pertama bagimu, aku hanya ingin menjadi yang terakhir bagimu. Dan aku tahu bahwa aku memang benar mencintaimu."

.
.
.

"Aku suka padamu..."

Gerakan Yeri terhenti begitupun dengan laki-laki yang baru saja berkata kalimat tersebut.

Jelas-jelas itu bukan suara Sehun. Namun suara seseorang yang begitu ia kenal, yang selama ini selalu membuat jantungnya berdebar lebih cepat, yang perlahan ia sadari, bahwa namja itu yang sudah menjatuhkan hatinya.

"Kai..?" lirih Yeri.

Kai tersenyum dalam redupnya cahaya lampu malam ini. Berbeda dengan Yeri yang masih tak percaya dengan manusia yang ada di pelukannya tersebut. Itu memang benar Kai, lalu dimana Sehun? Entah Yeri tak tau.

Perlahan Kai mulai bergerak lagi namun semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Yeri. Yeri masih diam mengikuti alunan musik yang menggema di pesta itu. Namun semakin lama sepertinya ia mulai tak nyaman. Yeri berusaha meregangkan pelukannya dengan Kai.

"Biarkan seperti ini Yeri..." Kai bersuara.

Jujur saja saat ini Yeri tengah berperang dengan detakkan jantungnya yang melebihi biasanya itu. Baru pertama ini ia dipeluk Kai yang mempunyai membuat tubuhnya benar-benar mati rasa seperti saat ini.

Tak beda jauh dari Yeri, Kai pun sama namun ia masih bisa menutupi rasa gugupnya. Ia sadar hatinya mulai luluh yang menyebabkan ia seperti ini. Ya, luluh pada Yeri, gadis yang senyumannya sangat Kai suka. Manis. Kai menyukai keadaan seperti ini.

Musiknya mulai berhenti dan cahaya lampu yang mulai terang seperti semula. Keadaan itu sukses membuat Kai melepaskan pelukannya walau tak rela. Matanya masih tepat terkunci dengan mata indah milik Yeri.

Keduanya saling terkunci pandang saat ini, dengan jarak yang begitu dekat. Kai tersenyum diikuti pula oleh Yeri. Yeri senang menatap Kai seperti tadi, membuat jantungnya benar-benar ingin keluar dari tempat.

Lalu keduanya saling memberi jarak.

"Kenapa kau bisa berdansa denganku? Bukankah aku tadi bersama Sehun?" Tanya Yeri yang sudah penasaran sejk tadi.

"Hahaha, mungkin kita jodoh." Kai menjawabnya dengan gurauan saja.

Kai sedikit berlari menuju tepi diikuti Yeri yang masih penasaran terhadap datangnya Kai yang tiba-tiba seperti tadi.

"Hey kenapa malah pergi Kai? Kau belum menjawab sungguhan!"kesal Yeri.

"Aku kan mempunyai kekuatan teleportasi. Jadi aku bisa muncul dimana pun. Hahaha..."

"Kau menyebalkan!"

Kai semakin tertawa kesal melihat Yeri yang sedang mengerucutkan bibirnya tanda kesal atas jawabannya tadi. Imut sekali.

Kai mencubit gemas kedua pipinya Yeri yang menyembul itu. Sontak langsung membuat rona merah di pipi Yeri, Kai membuat Yeri salah tingkah. Kai malah tertawa menanggapinya.

"Kau semakin cantik jika sedang malu."

.

.

.

"Ku lihat Jihoon dan Jiho begitu dekat?"

Kini Kai dan Yeri sedang duduk di kursi taman yang tersedia di pesta itu. Memang tempatnya agak jauh dari keramaian pesta tadi.

Setelah acara dansa yang tak terduga tadi, Kai dan Yeri lebih memilih menjauh dari keramaian, mereka lebih memilih di sini. Tenang, sambil menatap bulan yang bersinar terang jauh di langit juga ditemani bintang-bintang kecil yang menambah kesan indah dimalam ini.

The Perfection of Love [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang