"Brishia.. ini dia putra om satu-satunya, anak didik papamu di dunia militer, umurnya hanya beda 5 tahun dengan kamu, tahun ini dia akan menginjak umur 24 tahun, tak usah mempermasalahkan umur, jarak antara kalian hanya 5 tahn kan? sekarang ini Devano aktif didunia kemiliteran, kalau kamu menjadi istri deva, kamu harus siap ditinggal-tinggal atau seperti mamau? yang selalu ikut dengan papamu setiap tugas? nah itu kalian putuskan saja nanti." om Harris menepuk bahu tegap Devano dengan bangga"mama dan papa pasti sering menceritakan tentang Deva juga kan ke kamu? mama dan papa kamu sering menceritakan kamu kepada kami loh.. Brishia Anabella Alaydrus gadis mami yang teguh dengan niatnya untuk mengambil sekolah tinggi sastra, yang sangat mencintai dunia kepenulisan atau apapun yang berbau sastra padahal maunya mama dan papamu kamu menjadi TNI cantik, gadis manis pecinta segala jenis coklat yang hobinya makan, lalu apa yaa.." Brishia menatap tante Rahma tak percaya, tante Rahma tau banyak sekali tentang Brishia!
"wah.. tante tau banget Brishia ya.." katanya malu
"jelas dong sayang, nah Devano, kamu harus tahu Brishia lebih dalam dari pada mama ya?! besok pagi kalian bisa jalan bersama untuk perkenalan satu sama lain sebelum acara lamaran digelar sekitar.."
"bulan depan ma," om Harris melanjutkan ucapan istrinya yang sukses membuat Devano dan Brishia menganga tak percaya
"yang bener aja pa! kenapa secepat itu?!" Devano terlihat tak setuju dengan ucapan papanya
"lebih cepat kan lebih baik, sayang?"
"Deva gak ngerti deh sama jalan pikiran mama dan papa bisa jodohin Deva sama anak gak jelas kayak gini!" Brishia menundukkan kepalanya, matanya memanas sejetika, 'siapa? siapa yang anak tidak jelas?' batinnya
"DEVANO NGOMONG APA KAMU?!"
"kurang jelas apa sih, ma, pa omongan Deva?"
"DEVANO MINTA MAAF KEPADA BRISHA!" Rahma mencoba menenangkan suaminya yang dibuat emosi dengan anaknya.
"ngapain Deva minta maaf, Dev gak merasa salah." katanya enteng kemudian bangkit dari duduknya dan keluar dari kediaman Brishia.
"DEVANO MAU KEMANA KAMU?!" Harris hendak bangkit juga dari duduknya mengejar putranya namun di larang oleh Rahma.
"pa, tenang dulu, tenang. Brishia sayang.." Rahma menghampiri Brishia yang duduk di sebrangnya, mengelus lembut bahu gadis itu
"maafin ucapan anak tante ya.. dia emang begitu kalau baru kenal, anaknya keras, tapi percaya deh, kalau kalian sudah kenal satu sama lain lebih dalam, Deva adalah pribadi yang lembut, sangat lembut." Rahma menangkup wajah Brishia, Brishia tersenyum sangat menis memperlihatkan lesung pipitnya dan gingsul di giginya yang menambah tingkat keindahan senyuman Brishia
"gak pa-pa kok tan, lupain aja, Brishia ngerti kok." katanya sembari tersenyum
"besok pagi Devano akan menjemput kamu dan meminta maaf kepada kamu, sekali lagi, tolong maafkan Devano." kata Harris
"gak perlu om, Brishia udah maafin Devano kok.." Rahma tersenyum keibuan mengelus pipi Brishia lembut, "trimakasih ya sayang, tapi Devano pasti besok akan menjemput kamu.."
Brishia menunduk, ia tak enak hati kalau harus menolak tante Rahma dan om Harris, ia tak mau mengecewakan siapapun. apalagi mengecewakan kedua orang itu, mereka sudah baik dengan keluarga Brishia
"yaudah yah sayang, tante dan om pulang dulu ya, kamu jaga diri kamu baik-baik, kalau ada apa-apa jangan lupa beri tahu kami, kami juga kan keluarga kamu, jangan sungkan sayang..." kata Rahma dengan lembut
Brishia mengagguk setelahnya mencium punggung tangan Harris dan Rahma setelah mereka sudah di pekarangan rumah Brishia.
💍💍💍
Cleo dan jihan menatap Brishia dengan wajah menyelidik, mereka berdua melipat kedua tangannya didepan dada meminta penjelasan dari Brishia.
"apa?" Brishia menatap mereka penuh tanda tanya juga, Tara mengigit bibir bawahnya dengan cemas menatap Brishia
"lo gak mau cerita soal perjodohan lo itu, Ca? jadi gitu lo ya.. temenan dari SD sampe sekarang udah kuliah masih gak mau cerita juga?" Jihan menatap Brishia dengan garang, Brishia memutar bola matanya malas kemudian menatap Tara horror
"ngg-nggak Ca, mereka nguping gue gak ngomong apa-apa suer!" Kata Tara
"ohh gitu, Ca, Tara di kasih tau tapi kita enggak?" Cleo menatap Brishia horror
"bukan gitu maksud gue, han, cle, gue bakal kasih tau kalian kok di waktu yang tepat nanti!"
"pas hari lo kawinan gitu? lo mau bikin kita jantungan gara-gara syok tiba-tiba lo udah kawin aja?"
"cle, nikah dulu baru kawin!" Jihan membenarkan
"yaudah lah ya, intinya gitu!"
"sekarang saatnya lo jelasin ke kita sejelas-jelasnya soal perjodohan itu, Brishia Anabella Alaydrus!" Jihan dan Cleo menarik Brishia menuju kamar Brishia
Tara hanya menggelengkan kepalanya, memang disini Tara lah yang paling dewasa di antara ketiga temannya.
"Brishiaa! serius lo di jodohin sama mas ganteng itu?!" Cleo histeris
"tau ah enek gue nginget mukanya! Dari pada bahas tuh orang mending bahas yang lain!" Brishia mendengus
"Ca, suer deh lo beruntung kalo jadi istri mas ganteng itu! secara dari sependengaran gue tadi dia itu anak asuh bokap lo ya? berarti TNI dong dia?!" Jihan membayangkan wajah Devano sembari senyum-senyum
"iya, Ca! serius deh lo beruntung banget! ya walaupun sikapnya sombong banget gitu tapi pasti itu cuma awal doang kok!" Cleo melanjutkan
"woi woi woi lo berdua gila kali ya! ngomongin apansih enek tau gak gue! dia tuh jahat Cle, Han! masa gue di bilang bocah, dibilang anak gak jelas!"
"Ca.. gue sedikit ragu." Cleo, Jihan dan Brishia sontak menoleh ke arah Tara
"woi sans Aja ngeliat gue nya!"
"ragu kenapa, Tar?" Brishia pindah dari duduknya mendekati Tara yang sedang berdiri menghadap pintu kaca yang membatasi antara kamar Brishia dengan balkon
"hmm, ragu kalau bakal berjalan baik-baik aja.." katanya ragu, Cleo dan Jihan menyimak
"ma-maksud lo?" Brishia tak mengerti kemana arah pembicaraan Tara
"lo yakin, Ca, Mau nikah sama tuh cowok?" Brishia diam, membuka pintu kaca itu dan berjalan menuju balkon
"gue paham apa yang lo rasa saat ini, Ca. semua pilihan ada di tangan lo, jangan sampai telat bertindak sebelum semuanya terlambat"
"gue gak mau ngecewain siapapun, Tar."
"menikah bukan hal main-main, Ca, menikah acara sakral yang di atas namakan agama, jangan main-main!"
Brishia menundukkan kepalanya dalam-dalam, batin dan pikirannya sedang berperang
"Shalat, Ca. minta petunjuk sama Allah." kata Tara kemudian meninggalkan gadis itu di balkon. Cleo dan Jihan hanya diam menyimak, sampai akhirnya Jihan bangkit dari duduknya menghampiri Brishia "gak ada salahnya kalau lo mau mencoba Ca, gue tau banget kalo orang tua mas ganteng tadi nyimpan harapan besar ke lo, dan lo gak mau mengecewakan mereka 'kan?" Brishia mengangguk, Jihan tersenyum memegang bahu Brishia, "lo pasi bisa ngelewatin semuanya!"
"semangat iciaa!!" Cleo menghambur kedalam pelukan Brishia, begitupun Jihan dan Tara
Brishia tersenyum di dalam pelukan ketiga temannya, dalam hatinya ia sangat bersyukur di berikan ketiga teman yang benar-benar menyayanginya, yang selalu ada di sisi Brishia dalam situasi sulit sekalipun
***
Hai guys! Thank u for reading this story, i hope u enjoyed every paragraph that I made! Because this story made by love!❤️
Don't forget to like and comment ya guys, karena satu like dari kalian sangat berharga buat aku🤗
Follow & share this account to your friends let them know this story!❤️
Have a nice day may god always bless u🥰🤗❤️