pertemuan Devano dan Alex

36 3 0
                                    

Hai semuanya! Selamat membaca yaa, jangan lewatin 1 paragrafpun guys biar gak ketinggalan ceritanya! Hehe🥰❤️

Jangan lupa like,komen & follow akun aku ya! Karena 1 like dari kalian sangat berharga buat aku❤️

This story in made by love, happy reading!❤️

***

Setelah terdengar pemberitahuan dari bandara bahwa nenek Brishia harus segera chek-in, Brishia bangkit dari duduknya dan memeluk sang nenek, "nek, hati-hati ya, safe flight, Icia sayang nenekk!"

"iya sayangnya nenek cintanya nenek segala-galanya nenek! cucu nenek yang paling cantik paling kuat dan cerewet ini sehat-sehat terus ya diTangerang! jangan telat makan, kuliah yang bener, ya, cantik!" Brishia mengangguk dan menaruh tangannya dipelipisnya menandakan hormat, "aye aye captain!"

"rukun-rukun sama Devano ya, patuh dan hormat pada kedua orang tua devano juga ya, sayang?" Icia mengangguk lagi

"mbak, neneknya dituntun terus ya selama di bandara, jangan sampai ilang!" Brishia mengingatkan pegawai neneknya Brishia yang datang untuk menjemput nenek Brishia, orang yang diberi peringatan, mengangguk patuh, "siap non, Icia!"

setetelah ketiga shabat Brishia dan juga Brishia bersalaman dengan nenek Brishia kini giliran Devano

"nek, hati-hati ya.." katanya, nenek Brishia mengangguk dan tersenyum, "jagain Brishia terus ya.. sayangi dia, jangan sapai air matanya jatuh," pesan nenek Brishia membuat Devano jadi kikuk, "iya nek," jawab Devano seadanya

setelah mereka semua saling salam-salaman, kini Brishia bersma Devano dan ketiga temannya melangkah meninggalkan bandara, "hmm Ca, kita duluan aja ya," kata Tara yang di setujui oleh kedua temannya

"ih kenapa? Kenapa gak bareng aja?" protes Brishia

"kita gak enak Ca pulang bareng si Deva, gak tau kenapa yak rasanya hawanya gak enak aja gitu gerah!" kata Cleo jujur, "iya Ca, udah lo duluan aja sama Deva kita pulang duluan naik taksi," kata Jihan yang di setujui oleh Tara dan Cleo, mau tak mau Brishia menuruti teman-temannya

dan kini, Brishia terjebak disuasana yang pling tak ia suka, kesunyian. hanya alunan musik Jaz kesukaan Devano yang terdengar didalam mobil, Brishia maupun Devano belum ada yang membuka suara.

"kemana teman-temanmu?" ahirnya Devano membuyarkan lamunan Brishia, "mereka pulang duluan," jawab Brishia

"kenapa kamu gak ikut mereka?"

"tidak, Icia ingin menemani Deva, memangnya kenapa?"

"saya gak perlu kamu temani, lagi pula kalau kamu ikut mereka kan saya gak perlu repot-repot antar kamu pulang, sangat membuang waktu!" Brishia menarik napas panjang dan tersenyum, "kenapa gak bilang pas masih di bandara? Icia gak tahu.." Devano hanya diam tak berniat menjawab

tiba-tiba mobil Devano berhenti disalah satu resto&bar yang terletak di kawasan jakarta, "mau ngapain?" tanya Brishia hati-hati

"saya mau ketemu Keysha, saya ada janji dengannya, kalau saya mengantar kamu dulu saya akan terlambat saya gak mau Keysha menunggu." Brishia tersenyum lagi, 'kamu bahkan membiarkanku menunggu berjam-jam di lestroran beberapa hari lalu' batinnya bersuara

"kenapa masih diam?" tegur Devano, Brishia mengangguk dan membuka seatbltnya. "nih," Deavno menyerahkan 5 lembar uang seratus ribuan, Brishia menaikkan satu alisnya, "untuk?"

"naik taksi." jawab Devano, Brishia menggelengkan kepalanya sembari terus tersenyum, "gak usah, Icia bisa bayar sendiri."

"gak usah malu-malu cepat ambil jangan membuat saya membuang waktu!" Brishia menggelengkan kepalanya, "Icia duluan ya, Devano, semoga ngedatenya menyenangkan." katanya setelahnya keluar dari dalam mobil Devano

So Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang