Hai semuanya! Selamat membaca yaa, jangan lewatin 1 paragrafpun guys biar gak ketinggalan ceritanya! Hehe🥰❤️
Jangan lupa like,komen & follow akun aku ya! Karena 1 like dari kalian sangat berharga buat aku❤️
This story in made by love, happy reading!❤️
***
kesibukan Brishia seusai hari lamarannya tak Hanya bolak-balik kampus dan kantor penerbit buku, tapi juga mendatangi beberapa Wedding Organizer bersama Rahma atau bersama ketiga temannya, karena Devano harus melaksanakan tugas kenegaraannya maka dari itu Brishialah yang harus bertanggung jawab dibantu dengan Rahma.
sebenarnya Brishia tak mau acara pernikahannya terlalu mewah seperti yang telah dikonsep Harris dan Rahma, bagi Brishia itu sangat berlebihan, tapi apa boleh buat pilihan Harris dan Rahma sudah bulat.
Rahma dan Harris hanya ingin yang terbaik untuk putra sulung mereka, dan juga putri sulung sahabat karibnya.
"kamu ini, sudah jarang masuk kuliah! Revisi buku telat! sekarang skripsi salah-salahan begini! niat wisuda gak sih kamu?" bu Timor dosen pembimbing Brishia mulai naik darah melihat ketikan Skripsi Brishia, Brishia hanya menunduk
"kemana saja kamu tiga hari gak datang?" tanya bu Timor lagi, Brishia masih diam, "kamu mau sidang kamu saya undur, hm?!" ancam bu Timor, Brishia membelakkan matanya, "am-ampun bu.. maaf kemarin saya sibuk.."
"apa yang kamu sibukkin sampe kuliah kamu lupakan?!"
"umm.. sa-saya mempersiapkan un-untuk pernikahan saya bu.." jawab Brishia ragu, Bu Timor membelakkan matanya, "hah yang bener kamu mau kawin? eh nikah?!" tanya bu Timor bersemangat
"in sha Allah bu.."
"wah! horras! selamat Brishia! saya sangat senang mendengarnya, kenpa kamu gak bilang dari awal— eh amboi.. cantiknya itu cincin lamaran mu ya?!" Bu Timor mengambil tangan Brishia dan melihat cincin mas putih dengan satu berlian biru menancap cantik di tengahya yang melingkar dijari manis Brishia
"eh.. hehe iya bu."
"mana calonmu kenalkan lah kepada ibu Brishia.."
"eh ibu.. sudah lah bu, terus ini gimana skripsi saya, mana yang harus saya revisi lagi?" ahirnya pembicaraan soal pernikahan Brishia usai terganti dengan pembahasan kuliahnya.
Brishia termasuk murid berprestasi kebanggan para dosen sastra di kampusnya, dalam waktu 2 tahun menuntut ilmu disana Brishia sudah dilirik berbagai penerbit buku karena karyanya yang menggiurkan, ditambah nilai-nilainya yang selalu memuaskan, dan tahun ini Brishia akan sidang skripsi yang tandanya ia akan segera lulus hanya dalam waktu 2 tahun berkuliah!
💍💍💍
setelah lelah dengan urusan kampusnya Brishia hendak mengisi perutnya yang sudah keroncongan di kantin kampus, "Brishia!" langkahnya terpaksa terhenti saat sesorang memanggil namanya, Brishia menoleh dan—deg!
"hai, Brish!" sapa laki-laki itu saat sudah berada di hadapan Brishia
"eh? kak Zikra.."
"mau kemana, Brish?"
"mau kekantin, kok kakak kesini?"
"emang alumni gak boleh dateng ke sini ya?" Brishia jadi merasa bersalah, "eh maaf kak, Brishia gak maksud.."
"haha santai aja kok bercanda, gimana kuliahmu? dengar-dengar tahun ini kamu wisuda ya? dan buku kamu akan segera terbit?" Brishia mengangguk sembari tersenyum, "selamat, Brishia! membanggakan sekali!" Zikra mengulurkan tangannya kepada Brishia, tapi Brishia hanya menatap tangan itu saja, Brishia tak suka berada disini saat ini, ia tak suka situasi seperti ini, bersama lelaki itu.
"makasih, kak.." dengan ragu Brishia menjabat tangan lelaki dihadapannya, "umm.. Brishia duluan ya, kak." Zikra menhan pergelangan tangan Brishia, "kenapa, kak?"
"do you miss me?" Brishia hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Zikra, "Brishia duluan, kak." Brishia mempercepat langkahnya menjauhi lelaki tadi, degup jantungnya berdebaran tak sesuai ritme, tangannya bergetar, memori lamanya menyeruak kembali berputar-putar bagaikan film rusak.