Hai semuanya! Sebelum membaca pastikan kalian udah Vote cerita ini ya❤️ 1 Vote dan komentar baik dari kalian sangat berharga buat aku❤️ jangan lupa follow dan share akun ini ya teman-teman! Selamat membaca❤️
***
Hari ini Devano di perbolehkan oleh pihak rumah sakit untuk dipulangkan, Devano merasa sangat senang, ahirnya dia meninggalkan ruangan persegi yang dominan dengan bau obat-obatan itu
Selama Rahma membereskan barang-barang, Devano celingukan seperti sedang mencari orang, Rahma seperti mengerti apa yang Devano cari. Ia langsung angkat suara, "Brishia kuliah hari ini." Devano membulatkan matanya, "kamu nyariin dia 'kan?" Devano sontak menggeleng mendengar pertanyaan mamanya, Rahma menggelengkan kepalanya kembali berkutat dengan barang-barang di hadapannya
Setelah semua beres, barang-barang disimpan rapi oleh Rahma, pembayaran juga sudah diurus, Devano dan Rahma berjalan meninggalkan rumah sakit Bersama supir pribadinya
Rahma dan suster sudah memaksa Devano untuk menggunakan kursi roda sampai lobby rumah sakit, namun di tolak mentah-mentah, begini katanya, "Devano itu masih normal masih bisa jalan masih punya kaki, engga ah naik gitu-gituan!"
Rahma menggelengkan kepalanya heran dengan anak semata wayangnya itu, tak mau berdebat panjang ahirnya Rahma setuju dengan keinginan Devano berjalan sampai Lobby
💍💍💍
Segala memori saling berputar di ingatan gadis cantik berdarah barat ini, mata hijaunya memerah karena air mata, matanya terlihat sangat sembab, tak harus cenayang saja yang tahu kalau dia habis menangis
Berdiri didepan balkon kamarnya dengan baju tak karuan, rambut berantakan dan make-up yang luntur, mengingat kata-kata kasar yabg terlontar dari mulut Devano membuat hatinya mencelos. Tak bisa ia bayangkan bagaimana hatinya nanti melihat Devano menyelenggarakan akad nikahnya. Melihat orang yang paling ia sayangi mengucapkan kata sakral kepada wanita lain. Buliran air mata itu kian mengalir deras di wajah pucat pasinya
Keysha masih sangat menyayangi Devano, masih ingin mendekap Devano erat, masih ingin berada di sisi Devano, tak menyangka bahwa satu-satunya orang yang memperlakukannya begitu istimewa di hari kemarin tiba-tiba memperlakukannya seolah tak berharga hari ini
"Tuhan gak pernah adil sama gue!" Bentaknya, air mata mengalir lebih deras lagi
"Tuhan selalu merebut kebahagiaan gue, gue seperti gak boleh bahagia, Tuhan hanya memberikan semua itu sementara, tawa gue, bahagia gue, setelahnya hanya air mata yang tersisa!" Pikirannya kalut, hatinya terasa sesak
"Gue selalu kehilangan.." ia mengusap wajahnya frustasi, menjambak rambut pirangnya. Mengingat ucapan kasar Devano semakin membuat hatinya merasa sakit
"Gue ini apansih di mata Devano?! Devano anggap gue apa selama ini? SAMPAH?!" Kata-kata dan sikap Devano masih melekat jelas di pikirannya, Keysha merasa menjadi gadis paling menyedihkan yang tak ada harga diri saat ini mengingat betapa jahatnya Devano padanya
"Everything i love, leave."
Ia tersenyum getir ketika mengingat suatu nama, mengingat bagaimana awal mulanya tumbuh cinta dihatinya, mengingt bagaimana tingkah kocak lelaki itu, ia merasa sangat bahagia, merasa sangat bersyukur, setidaknya, ia pernah berada di posisi, dimana banyak wanita yang ingin berada di posisinya, yautu : menjadi prioritas Devano