4

10.3K 909 18
                                    

Thanks apresiasinya buat Mela-Raul, maaf typo nya ya..colekin aja buat koreksi
Happy reading😊😊
****
Neon box terang benderang dengan beragam tulisan mulai menyala menandakan jam operasional klab telah dimulai.

Mela nampak berdiri memandang pintu masuk yang selalu terjaga oleh dua orang pria berbadan besar yang tempo lalu ikut meringkusnya saat membuat keributan di sana.

Rasa gamang kian menguasai batin Mela saat ini. Untuk apa dia mempunyai pikiran bahwa si pemilik klab ini akan membantu kesulitannya. Pastinya orang itu akan menghabisinya dengan olokan karena meminta bantuan pada orang yang terang-terangan dia benci dan belum tentu juga permintaannya akan dipenuhi. Tapi siapa lagi yang ia harap bisa membantunya. Semua pertimbangan mengarah pada pria itu. Hanya orang itu yang ada di pikiran Mela akan dengan mudah mengatasi masalahnya.

Mela terduduk di bangku halte tempatnya berada. Di seberang klab. Diliriknya jam tangannya. Sudah 2 jam dia di sini sejak pulang kerja dari kafe. Akan berlalu lagi satu hari kesempatannya mencari jalan keluar. Merapatkan jaketnya karena dinginnya angin malam yang bercampur hawa musim penghujan. Mela masih menimbang-menimbang peluang yang akan dia dapatkan.

Baiklah.. Setidaknya ia akan mencoba. Entah berhasil atau tidak. Mela berdiri dan mulai melangkah menyeberang jalan menuju Excluse.

Langkahnya melambat saat makin mendekati pintu masuk klab. Dadanya berdebar tak keruan. Pikirannya kacau, tak yakin ia bakal bisa menjelaskan maksud kedatangannya dengan baik nantinya. Kakinya telah memutuskan untuk memutar balik langkahnya untuk berjalan menjauh dari bangunan itu sebelum terdengar suara pria yang memanggil namanya.

"Mela..?"

Mela menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggil. Dua wajah dengan cengiran usil yang mirip satu sama lain nampak berdiri dan melambaikan tangan ke arahnya.

"Hai, Mel.. Kamu mau dugem? Sudah punya KTP?" sapa salah satu dari mereka. Entah Febrian atau Ferdian. Mela masih belum bisa membedakannya. Mereka sempat bertemu dan berkenalan saat penikahan Roselyn dengan Rafael beberapa hari yang lalu

Mela mendengus mendengar pertanyaan itu. "Saya sudah hampir 20tahun, Tuan-tuan.." disambut kekehan mereka.

"Dan kami masih terlalu muda untuk kamu panggil Tuan, gadis manis.. Kalo Raul baru pantas kamu panggil tuan. Dia kan udah tua..hahahaha..Ayo masuk, kami yang traktir kamu malam ini.." ajak mereka yang langsung merangkulkan lengan mereka ke pundak dan pinggang Mela dari masing-masing sisi. Kiri kanan.

Mela reflek hendak menepis lengan mereka. Namun mereka terlalu kuat untuk dilawan gadis sekecil Mela. Ferdian dan Febrian makin mengeratkan rangkulannya dan mendorong tubuh Mela untuk ikut berjalan bersama mereka. Mengabaikan tatapan heran dari dua penjaga pintu yang hanya bisa membiarkan mereka masuk ke dalam klab.
******

Sebotol minuman soda dan air mineral berjajar berdampingan dengan gelas sloki dan beberapa botol minuman yang membuat Mela hampir memuntahkan isi perutnya saat mencium aromanya.

Si kembar bilang, biasanya minuman yang mereka pesan lebih menarik rasanya daripada ini. Namun mereka sedang malas minum coctail ataupun anggur malam ini. Dan juga melarang Mela untuk mencicipi minuman mereka dan memesankan soda dan air mineral.

"Siapa juga yang tertarik cicipin minuman beraroma aneh seperti itu. " ujar Mela yang kembali membuat mereka tertawa.

Seorang pria seumuran si kembar masuk ke dalam ruangan mereka. Menyapa dengan senyuman kepada kedua pelanggan tetap klab ini sekaligus sahabat dari pemiliknya.

A Love For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang