3

10.8K 858 12
                                    

Masih berjuang melawan malas dan buntu ide...maaf kalau masih jauuuuh dari bagus..happy reading😊...
****
Raul menyapukan tangannya ke pundak, menghalau debu tak kasat mata yang seakan menempel di sana. Pagi ini Rafael memintanya untuk menjadi pendamping pengantin pria di acara pernikahan sahabatnya itu dengan gadis cantik yang selama ini tinggal di salah satu kamar di rumah Raul, Roselyn.

Seandainya Raul tak menyaksikan sendiri bagaimana tersiksanya dua sejoli ini saat terpisah dulu, mungkin Raul akan menimbang ulang prinsip hidupnya untuk tetap melajang seumur hidup. Roselyn gadis yang baik. Ibu yang luar biasa untuk si kecil Michael. Raul juga sangat menyayangi mereka berdua.

Raul melihat Michael yang tertidur di pangkuan sang Oma, mami Rafael, tampak tak terganggu dengan berisiknya suara para tamu dalam gereja yang tengah menanti mempelai wanita tiba.

"Ini sudah waktunya, kenapa Roselyn belum datang juga?" suara Rafael yang gelisah mengalihkan perhatian Raul.

Si mempelai pria terlihat gelisah dan panik sambil terus melihat jam dinding dan juga pintu masuk gereja.

Raul hanya menggeleng tanpa berkomentar. Febrian dan Ferdian juga ikut memasang wajah jengah sekaligus geli menyaksikan kegalauan pengantin pria.

Suara dengung hadirin tiba-tiba berubah senyap, suara musik pengiring pernikahan mulai terdengar. Dari arah pintu gereja dua gadis kecil dan dua bocah lelaki mulai berjalan sambil menaburkan kelopak bunga dari keranjang yang mereka bawa.

Di belakangnya, nampak Roselyn yang nampak luar biasa memukau penuh senyum berjalan pelan dan digandeng oleh Tuan Videl, daddy Rafael.

Mata Raul yang awalnya mengikuti langkah Roselyn yang berjalan menuju altar, teralihkan saat barisan pengiring pengantin wanita memasuki ruangan.

Tanpa sadar Raul menyunggingkan senyum dan mengangkat alis. Di sana diantara 4 gadis bergaun cantik, salah satunya si cabe rawit pedas berlevel 10, sahabat Roselyn, Mela.

Raul melihat gadis itu tampak luwes dalam balutan dress satin selutut berwarna lilac. Rambut sebahunya ditata menjadi sebuah gelungan dengan dua juntai di kanan kiri wajahnya dan hiasan rambut berbentuk deretan permata tersemat di puncak kepalanya. Bibir yang pernah Raul cicipi beberapa bulan yang lalu kini nampak beroleskan lipstik glossy pink. Raul tanpa sadar menaguk ludahnya, membayangkan manisnya rasa bibir itu bila ia bisa menciumnya kembali. Tubuh Raul tiba-tiba terasa gerah padahal ruangan luas ini memiliki pendingin ruangan yang bekerja dengan baik.

Suara deheman dari pendeta yang akan menikahkan sang pengantin membuat Raul kembali memfokuskan diri pada tugasnya. Menguatkan diri agar tidak melirik ke deretan pengiring wanita yang berada di seberang tempatnya bersama pengiring pria berdiri.
*****

Mela terkikik senang saat Michael tertawa dengan candaan dan kelitikan darinya. Bayi lucu itu sangat menggemaskan. Perpaduan wajah malaikat milik Rafael dan wajah lembut Roselyn membuat putra mereka menjadi bayi tertampan yang pernah dilihat oleh Mela.

Apalagi pipi gembil menggemaskan itu selalu menggoda Mela untuk terus menciuminya. Dan sangat sulit melepaskan si kecil saat dia harus berpamitan pulang tiap kali Roselyn memintanya untuk bertemu.

Sambil mencandai Michael sesekali Mela menjawab pertanyaan yang dilontarkan mertua Roselyn yang saat ini menggendong si kecil.

"Mel, ayo ikut acara pelemparan bunga." ajak Roselyn yang sudah berdiri untuk prosesi pelemparan buket bunga pengantin miliknya.

"Nggak ah.. Gue mau sama Michael aja." tolak Mela.

Michael mengeluarkan decak lucu dan menggemaskan. Mela meminta pada Mami Rafael untuk diijinkan menggendong Michael. Tahu kalau dirinya akan digendong Mela, si kecil mengangkat tangannya untuk disambut Mela.

A Love For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang