13

8.7K 809 19
                                    

Typo masih bertebaran, colek2 aja, maaf untuk feel yang kurang ngena... Happy Reading 😊😊
****

"Aaargghhhh....!! Selamat ya, say...wah kapan nih lahirnya..jangan lupa kalo mau la..."

"MELAAA...!!!"

Ucapan Mela terpotong oleh suara teriakan Raul yang terdengar seperti sedang berlari.

Mela memandang bingung saat dua pria besar merangsek masuk ke dalam kamar tak lama kemudian.

Pintu kamar yang terbuka tadi ternyata mengirim suara teriakannya terdengar sampai ke lantai dua, tempat para pria itu tadinya berada.

"Ada apa? Kamu kenapa?" cecar Raul sambil memutar-mutar tubuh Mela yang saat ini hanya melongo sambil memegang ponselnya.

"Kamu yang kenapa..." jawab Mela akhirnya setelah Raul melepaskannya.

"Tadi kamu teriak, Sayang..." seru Raul masih dengan panik.

Icang berdeham tak nyaman juga geli karena untuk pertama kalinya melihat kepanikan secara nyata pada Tuan Raul.

"Ohh..." Mela menggaruk tengkuknya lalu menyengir, menunjukkan ponselnya yang ternyata masih tersambung pada sebuah panggilan.

Raul mengeryit melihat ponsel itu menunjukkan wajah Roselyn di layar panggilan video. Gadis itu nampak bingung karena melihat Raul. Suara Michael juga terdengar sebagai latar belakangnya.

"Tuan Raul?" panggil Roselyn.

Raul kembali menatap Mela penuh tanya. Namun gadis itu malah kembali meneruskan panggilan video dengan sahabatnya itu.

"Rose, kita lanjut nanti, ya...besok-besok kalo kita jadi keluar, gue bakal jelasin semuanya ke elo..bye.." putus Mela buru-buru sebelum Roselyn memuntahkan pertanyaan karena penampakan Raul di panggilan mereka.

"Sorry" ucap Mela begitu ia selesai menyimpan ponselnya.

"Tadi aku histeris waktu Roselyn mengatakan bahwa dia tengah hamil lagi..." jelas Mela, wajahnya nyengir merasa bersalah sudah membuat panik suami juga Icang, yang kini kembali berdeham menahan tawanya. Sedangkan Raul menghela nafas lega lalu kembali menatap tajam Mela seakan marah karena istrinya itu berhasil membuatnya bertingkah konyol seperti tadi.

"Saya permisi, Tuan. " pamit Icang saat menyadari tatapan Raul kini mulai berubah semakin gelap dan nampak sangat menginginkan memberi hukuman lebih pada istri kecilnya itu.

Pintu kamar ditutup Icang bertepatan dengan pekik riang tertahan  Mela dan suara derak ranjang yang tertimpa dua tubuh manusia.

"Ya Tuhan..." desah lelah Icang sambil menggelengkan kepala setelah terbebas dari dua majikannya itu. Bergegas keluar  dari kediaman Raul demi menghindari suara-suara yang lebih mengganggu kewarasannya.

****

Mela memainkan tali tas nya dengan gugup. Semua kata yang tadi dilatihnya berhari-hari di rumah,  ternyata tetap saja tak memberikan ketenangan.

Mela jadi bertanya-tanya, apakah seperti ini perasaan Roselyn saat mau mengaku menjual keperawanannya dulu. Merasa bersalah juga takut membuat marah sahabatnya.

"Aunty..." Suara riang bocah lelaki yang kini nampak mulai lancar berjalan memanggil Mela.

Mela terpekik senang melihat bocah kecil itu tertatih berlari ke arahnya. Ia berlutut untuk menyambut tubuh mungil itu dalam pelukannya.

"Hallo keponakan Aunty Mela yang cakep. Uuughh..kamu makin berat ya, Michael.." Mela berdiri sambil menggendong Michael yang bersorak senang karena Mela kini menciumi dan menggelitikinya.

A Love For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang