22

8.8K 780 6
                                    

Hampir ending...masih banyak typo...maaf untuk feel yg kurang dapet...makasih untuk vote n komennya..
Happy reading😊😊
****

Mela mendayung kanonya dengan pikiran melayang. Angin yang berembus menerbangkan anak rambut yang lolos dari ikatan longgar yang ia buat sekenanya. Sesekali ia mencuri pandang pada sosok tegap yang makin mengagumkan saat mengayunkan dayung kano di dekat kano milik Mela.

Otot-otot yang terbentuk nampak memukau karena memang pria itu memilih bertelanjang dada. Seakan sengaja memamerkan tubuhnya kepada Mela.

Memusatkan kembali fokusnya pada pemandu yang menaiki kano di depan mereka berdua, Mela mencoba menangkap kalimat-kalimat yang diucapkan orang itu.

Terdengar pemandu itu menawarkan keindahan-keindahan lain yang dimiliki negara kepulauan ini. Beberapa kali terdengar Raul menanyakan beberapa pertanyaan. Mela tak yakin Raul berniat akan menjelajahi semua hal yang ditawarkan oleh pemandu mereka.

Terdengar seperti travelling petualangan daripada berbulan madu versi novel roman bacaan Mela, yang kebanyakan tak bisa meninggalkan ranjang mereka karena lebih menarik daripada keindahan yang ditawarkan tempat mereka berbulan madu.

Bila perjalanan kali ini memang harus bersifat platonis seperti kata Mela, tak ada salahnya menikmati penjelajahan spot-spot menarik seperti yang ia baca tadi saat menikmati wifi berbayar yang merupakan salah satu fasilitas resort.

Namun setelah ucapan Raul yang mengaku cinta padanya, yang masih belum mendapat jawaban Mela, Mela tak yakin lagi bagaimana ia harus menikmati sisa harinya selama di kepulauan indah ini.

Lelaki itu pasti menyiapkan semua ini dengan dana yang tidak sedikit. Dengan harapan hubungan mereka akan membaik setelah sempat hancur beberapa bulan ini. Apalagi pengakuannya tadi terlihat tulus. Bukan merayu demi mendapat perhatian lagi dari dirinya. Bahkan pria itu langsung menjauhkan diri tadi, seakan takut mendapat jawaban yang mengecewakan dari Mela.

Mela tak bisa menyangkal jantungnya kini bahkan lebih keras debarannya daripada deburan ombak.

Perasaan ingin memiliki dan dimiliki oleh pria besar di sebelahnya ini masih sangat kuat dalam diri Mela. Pria ini pria pertamanya. Belum ada satupun yang bisa mengalihkan perhatian dan perasaan Mela dari Raul selama ini. Bahkan sejak pertemuan pertama mereka di ruang kerja Raul, saat Mela menerobos masuk klab, membuat kekacauan dan berakhir dengan ciuman pertamanya. Ciuman yang membuat nama Raul Bernandi terukir di hati Mela selama ini.

Mela kembali melamunkan ungkapan perasaan Raul kepadanya tadi. Pria itu berkata bahwa ia jatuh cinta pada dirinya selama ini.

Selama apa?

Sejak kapan?

Sejak mereka menikah? Atau malah sejak mereka pertama kali bertemu.

Pertemuan-pertemuan mereka sebelum lamaran nekat yang Mela ajukan dulu, hanya berisi perseteruan-perseteruan receh. Entah mengapa Mela bawaannya selalu sebal melihat wajah datar pria itu, dan tak suka melihat kedekatan Roselyn dan Raul dulu.

Di matanya, Raul bukan orang baik. Pemilik klub malam yang memiliki hostess dan membuka peluang para gadis itu menerima bookingan one night stand. Raul tak ubahnya seperti mucikari, baginya.

Namun selama mereka menjalani 2 bulan pernikahannya, Raul menunjukkan sikap yang baik sebagai seorang suami. Entah itu tulus ataukah sandiwara. Mengingat terakhir kali mereka hidup bersama di sana, Raul mengungkapkan tujuan dibalik penerimaan lamaran Mela dulu.

Sekarang Raul mengatakan ia mencintai Mela.

Entahlah Mela sudah tak bisa lagi berpikir jernih.

"Sayang, awas jangan terlalu ke arah sana banyak karang..." suara seruan Raul membuyarkan lamunan Mela. Dan lelaki itu selalu memanggilnya 'sayang'.

A Love For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang