Surpriseee....
Happy reading..
***"Bang...kamu udah janji, kalau kita nggak bakal ngelakuin kalo aku nggak mau, kan Bang..." suara Mela terdengar panik.
Ia mencoba bangun dari ranjang setelah Raul menurunkannya dari gendongan. Selimut dan sprei nya yang berwarna putih itu kini basah dan kotor oleh pasir dari tubuh Mela.
Raul tak menjawab, hanya tatapan matanya yang mengikuti setiap gerak Mela.
Mela berhasil berjalan menjauhi Raul. Namun saat melihat Raul yang kini terduduk diam di tepi ranjang, ia berhenti.
Raul memang tak memaksa ataupun merayu. Namun wajah tampan itu tampak frustasi.
Mela mulai gamang. Mengingat kembali tatapan mata tulus namun penuh kesakitan saat lelaki itu menyatakan perasaannya tadi.
"Kamu yang pertama, Mel..." tiba-tiba Raul bersuara.
Eh...apa?
Mela terdiam menunggu lanjutan kalimat Raul. Namun lelaki itu malah beranjak dan berjalan menuju kamar mandi.
Apa-apaan?
"Baaang..." panggil Mela setengah berteriak karena frustasi dengan sikap Raul saat ini.
Sebelah tangannya terulur untuk menarik lengan Raul. Penuh tekad ia berhasil memutar tubuh besar itu agar menghadap ke arahnya.
"Kamu ini kenapa, sih Bang? Seenaknya datang, bawa aku kesini. Ngomong cinta, lalu ngigau nggak jelas kayak tadi. Lalu tiba-tiba mau menghindar tanpa kasih penjelasan. Mau kamu apa?!!" cecar Mela.
"Tolong biarin aku sendiri dulu, Mel..." bisik Raul dengan nada tak kalah frustasinya.
"Nggak sebelum kamu jelasin mau kamu sampai bikin aku kebingungan kayak gini dengan sikap nggak jelasmu itu." tuntut Mela.
Raul menghela nafas kasar.
"Kamu yang nggak mau dengan semua ini. Jadi tolong, Mel. Menjauh dariku. Aku nggak mau kita nanti sama-sama menyesal saat tau apa maunya aku saat ini." sergah Raul berusaha mendorong tubuh Mela menjauh.
Mela merasa hatinya terluka saat Raul menjauhkannya. Bukankah ini yang dimauinya selama ini. Tapi saat Raul benar-benar menuruti keinginannya untuk menjauh, kenapa justru sekarang ia yang merasa kehilangan?
"Setidaknya jelaskan dulu maksud kamu dengan pernyataan 'Kamu yang pertama, Mel' -mu itu, Bang.."
Raul kembali menghela nafas.
"Ganti bajumu dulu... Aku nggak mau kamu masuk angin. Dan mungkin penjelasanku agak panjang nanti " ujarnya pelan sambil beranjak menuju koper mereka. Menarik salah satu dress Mela dan mengangsurkannya pada istrinya itu.
Mela mau tak mau menerima bajunya itu dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta mengganti pakaiannya yang kotor.
Saat ia keluar kamar mandi, sprei mereka juga sudah diganti baru. Dan Raul sudah terduduk di bawah bersandar pada tempat tidur, menunggunya.
****
"Masa laluku suram.." ucap Raul membuka ceritanya saat Mela sudah mengambil tempat di sebelahnya.
Mela menoleh dan mendapati Raul menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong.
"Ibuku meninggal, dibunuh oleh suaminya. Tepatnya dia dianiaya hingga mati. Aku masih berusia 5 tahun saat itu. Tapi entah mengapa memori itu jelas terekam dalam ingatanku. Pria itu entah suami keberapanya. Aku hanya ingat wajah yang silih berganti datang ke rumah dan hidup bersama kami. Aku bahkan tak tahu yang mana ayah kandungku."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love For U
RomanceRaul Bernandi, 39 tahun adalah pemilik klub malam, yang sudah bersumpah tidak akan menikah seumur hidupnya. Dan tak akan pernah membiarkan cinta menyapa kehidupan kelamnya. Meskipun hidupnya tak pernah jauh-jauh dari kehangatan wanita di atas ranjan...