Halooo, colekin bila ada typo ya... Happy reading😊😊
***Raul tak tahu apa yang ia rasakan saat ini.
Ya Tuhan, perasaan terharu juga bahagia ia rasakan saat mengetahui Mela hamil pertama kalinya, meluap seakan tak ada batas. Lalu momen pertama kali ia diperdengarkan bunyi jantung janin yang dikandung Mela saat kembali kontrol ke dokter kandungan. Raul bersumpah ia hendak menangis jika saja Mela tidak dengan antusiasnya menertawakan dirinya.
"Bos Mafia kesayanganku ternyata bisa menangis.."
Rasa hangat itu membuat matanya berkaca-kaca namun juga menghadirkan gelak tawa di ruang periksa. Namun kebahagiaan itu tidaklah berkurang, namun bertambah semakin besar.
Dan saat Mela memanggilnya dengan antusias di suatu siang. Telapak tangan Raul diraih dan diarahkan ke perut Mela yang mulai terlihat buncit.
"Tunggu sebentar, ajak dia ngobrol, Bang..." pinta Mela saat itu.
Raul menurut dan mulai menyapa perut Mela, eh janin dalam perut Mela, seperti yang diajarkan dokter kandungan mereka.
Dan demi apapun, Raul hanya bisa ternganga dan memandang takjub pada senyum Mela yang juga nampak berbinar saat sebuah gerakan kecil ia rasakan pada telapak tangan yang tertempel pada perut Mela. Janinnya menendang, menyapa sang ayah.
"Hallo, Daddy..." suara Mela yang menirukan suara anak kecil yang disambut pelukan serta hujan ciuman dari Raul membuatnya tertawa bahagia.
Belum lagi tingkah konyol Mela yang terus menerus meminta hal-hal aneh dengan alasan ngidam kepadanya. Dan berakhir dengan kesialan bagi Icang yang selalu ikut terkena imbasnya.
Ingatkan Raul untuk membayar kompensasi pada Icang setelah Mela melahirkan putri mereka.
Ya, hasil USG menunjukkan bahwa bayi mereka nantinya berjenis kelamin perempuan.
Itu berarti Raul harus mulai memikirkan sebuah nama. Karena mereka sempat bersepakat, bila bayi yang dilahirkan Mela laki-laki, Mela-lah yang harus mencari nama, begitu juga sebaliknya.
Dan Raul hanya bisa tersenyum saat mengetahui fakta bahwa Icang sangat antusias menyambut kabar itu.
Segera saja asistennya itu menyiapkan sebuah kamar bayi dengan pernak pernik lucu di salah satu kamar kosong yang ada di lantai 3. Raul dan Mela sesekali memberi arahan agar kamar bayi itu sesuai dengan selera mereka.
Waktu berbelanja, Icang pula yang banyak memborong, jika saja Raul dan Mela tidak menyuruhnya untuk berhenti membeli barang-barang yang nantinya akan banyak tersia-sia.
"Kak, bajunya udah banyak banget, Bayi itu cepet gedenya, takutnya kalau nggak terpakai, mending beli baru nanti aja kalau dia udah agak gede. Jadi bisa sesuai modelnya yang lagi in saat itu." cegah Mela saat melihat Icang menaruh tumpukan baju bayi di keranjang belanjanya.
Icang hanya tersenyum malu. Raul hanya menggelengkan kepala melihatnya. Ia merasa sangat beruntung memiliki orang kepercayaan seperti Icang. Yang bisa ia andalkan dalam hal apapun. Baik menangani bisnisnya juga membantunya dalam urusan keluarga tanpa melewati batas sama sekali.
****Raul baru saja hendak menuju klab untuk sekedar melihat-lihat saat Icang yang awalnya berada di ruang kerja tergopoh menemuinya.
Wajah asistennya itu nampak panik.
"Ada apa, Cang...?""Nyonya, kesakitan lagi, Tuan."
Raul langsung cemas, namun sebisa mungkin mengontrol kepanikannya.
"Seberapa sering...?"
Pertanyaan itu yang tercetus karena Roselyn dan dokter kandungan mengajarkan pula pada Raul tanda-tanda bila Mela akan melahirkan, saat kandungan Mela mulai masuk bulan ke 9.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love For U
RomanceRaul Bernandi, 39 tahun adalah pemilik klub malam, yang sudah bersumpah tidak akan menikah seumur hidupnya. Dan tak akan pernah membiarkan cinta menyapa kehidupan kelamnya. Meskipun hidupnya tak pernah jauh-jauh dari kehangatan wanita di atas ranjan...