Typo bertebaran. Maaf untuk feel kurang ngena..semoga bisa menghibur..
Happy reading 😊
***"Lo yakin bakal ngelakuin ini semua?"
Mela mendongak menatap Raul dan Rafael yang terlihat tampan dengan setelan jas tanpa dasi, di hadapannya.
Suara tanya dari Rafael untuk Raul sedikit mengusik hati Mela. Pria yang juga suami dari sahabat nya itu nampak bergantian menatap mereka berdua.
Raul terlihat santai tanpa ekspresi seperti biasa. Tak ada euforia kebahagiaan di ruangan tersebut. Setidaknya suasananya tidak semencekam pemakaman, namun juga tak bisa dikatakan semembahagiakan acara pernikahan.
Mela sudah tak memperhatikan lagi jawaban Raul untuk Rafael. Dirinya hanya terdiam seorang diri. Duduk di depan meja yang tengah siap untuk tempat penandatanganan akta nikah mereka. Satu hal yang akan sedikit melegakan kehidupan Mela dan mamanya.
Selanjutnya, hidup Mela akan terbelenggu oleh status sebagai istri seorang Raul Bernandi, bila memang ucapan pria itu tempo lalu benar terjadi nantinya.
"Gue nggak merasa ada yang salah dengan pernikahan ini. Gue rasa gue bisa hidup jadi seorang suami." jawab Raul yang terdengar enteng, cenderung meremehkan. Makin membuat Mela menghela nafas berat.
"Ck..Lo tu ya, Lo tau, pernikahan bagi gue itu seperti mengikat diri ke janji pada Tuhan, bahwa kita akan setia seumur hidup pada pasangan kita. Beruntung aja, gue nikahnya sama Roselyn. Gue cinta mati sama dia. Lha elo.. yakin bisa setia? "
Raul tersenyum tipis mendengar argumen temannya. Dalam hatinya, dia bersyukur tidak salah pilih memanggil satu diantara tiga temannya. Entah apa yang akan diperdebatkan bila yang datang di pernikahan ini adalah si kembar. Mungkin mereka bukannya memberi masukan berbobot malah akan mengadakan prosesi pernikahan ini sebagai ajang pesta yang sesungguhnya.
Raul menoleh ke arah Mela yang tengah duduk dengan jemari bertaut di pangkuan. Sesekali ia lihat gadis muda itu menghela nafas pendek. Raul mengira-ngira, apakah gadis itu sudah yakin dengan keputusannya sendiri? Apa dia tidak menginginkan prosesi pernikahan layaknya impian para wanita kebanyakan. Pernikahan bagai cerita dongeng seperti milik Roselyn dan Rafael sahabat mereka.
Seorang wanita tengah baya memasuki ruangan diikuti Icang dan dua orang lagi pria berpenampilan rapi yang salah satunya tengah membawa tas dokumen.
"Mama...?" Mela berdiri, terkejut saat melihat Mamanya lah yang masuk bersama Icang dan seorang pendeta juga petugas yang akan mengurusi surat nikah mereka.
Mama Mela langsung memeluk putrinya. Tak kuasa menahan tangis. Sebagai seorang ibu dan seorang wanita, ia tahu bukan pernikahan seperti ini yang diharapkan putri kecilnya.
"Yang mana calon suamimu?" tanya Mama Mela setelah berhasil menguasai diri.
Raul mendekati kedua wanita itu. Mama mendongak dan sekilas berucap 'ooh' entah dengan nada terkejut atau kagum.
Tangan Mama Mela terulur menangkup wajah Raul.
" Tolong jaga dan bahagiakan anak saya. Hanya dia alasan saya bertahan selama ini..""Saya pasti akan menjaga putri anda sebaik yang saya sanggup lakukan, Tante... " jawab Raul dengan tersenyum pada Mama Mela.
Mela kembali menghembuskan nafas, sebelum akhirnya prosesi pernikahan dilakukan. Jawaban Raul pada permintaan Mama Mela tadi cukup mengusik ketenangan Mela. Raul hanya berjanji menjaganya, namun kebahagiaannya tak bisa dijanjikan oleh pria itu. Namun seharusnya bagi Mela itu sudah lebih dari cukup dari apa yang ia butuhkan saat ini.
***Hingar bingar musik dan lampu berwarna-warni serta minuman yang tak pernah berhenti disuguhkan di kelab malam milik Raul itu, membuat suasana pesta makin meriah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love For U
RomanceRaul Bernandi, 39 tahun adalah pemilik klub malam, yang sudah bersumpah tidak akan menikah seumur hidupnya. Dan tak akan pernah membiarkan cinta menyapa kehidupan kelamnya. Meskipun hidupnya tak pernah jauh-jauh dari kehangatan wanita di atas ranjan...