16

8.1K 836 14
                                    

Typo berserakan...tap tap biar aq tau..
Happy reading..😊😊
****

"Saya kira anda sudah lama tamat, Tuan Candra... Sudah lama anda tidak menampakkan diri, hingga saya sempat berniat mencari kuburan anda " sapa Raul dengan nada tenang.

Di hadapannya, Candra Suwiryo rival terbesar sepanjang ia menjalankan bisnis malam sekaligus papa mertuanya sendiri saat ini. Mereka memutuskan untuk bertemu di private room sebuah restoran.

"Langsung saja, apa sebenarnya tujuanmu menikahi Mela..?" tanya Candra mengabaikan sapaan mencela dari pemuda di hadapannya ini.

Ujung jemari Raul mengetuk-ngetuk meja dengan nada yang mengintimidasi. Namun wajahnya terlihat santai, bahkan ia melengkapinya dengan senyuman.

"Dia yang mengajak saya menikah, kalau anda belum mengetahuinya.." jawab Raul masih dengan suara yang tenang.

"Kamu bisa menolaknya, kan... Pasti kamu sudah mengetahui kalau dia adalah putriku." desak Candra.

"Ya begitulah... Saya bisa menikmati keuntungan sebagai seorang suami. Setiap malam ditemani seorang gadis belia. Dan saat ini kami berencana memberikan anda seorang cucu... Jadi mungkin kami akan bekerja lebih keras lagi agar segera mewujudkannya.." Raul bisa melihat wajah Candra berubah gusar.

"Oh saya lupa menanyakan pada anda, berapa jumlah cucu yang anda inginkan. Saya dan putri anda akan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan pada..." Ucapan Raul terhenti saat tiba-tiba bagian depan kemejanya direnggut oleh Candra.

Wajah keriput itu menyipitkan matanya dengan marah.
"Aku tidak akan memaafkanmu kalau kamu hanya memanfaatkan anakku untuk melayani nafsumu dan untuk mengalahkanku." desisnya.

"Anak yang anda telantarkan sepanjang ia hidup di dunia ini? Atau anda lebih senang ia menikah dengan bandot tua seperti Burhan daripada dengan saya, yang jelas-jelas lebih segalanya?" tukas Raul sambil menatap langsung mata Candra.

"Oh atau anda takut, saya akan membalas kematian keluarga Tuan Beni dulu? Nampaknya itu akan lebih mudah saya lakukan kalau saja saya mau." lanjut Raul.

"Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh seujung rambutpun keluargaku." ancam Candra yang malah disambut dengan tawa Raul.

"Anda terlambat, Pak Tua... Mela sudah saya sentuh setiap jengkal tubuhnya. Bahkan mantan istri anda sekarang berada dalam satu atap dengan saya. Jadi menghancurkan anda, bagi saya, hanya sekali jentik jari saja. Bisa saya lakukan saat ini juga. Itu kalau saya mau"

"Bajingan kamu..." bentak Candra.

"Jaga ucapan anda... Tolong perhatikan baik-baik ucapan saya tadi. Saya sudah menikahi Mela lebih dari sebulan lalu. Saya yang membantunya lepas dari kesulitan yang anda perbuat di masa lalu. Dan mantan istri anda juga dalam perlindungan saya." jelas Raul masih dengan nada setenang tadi.

" Garis bawahi ini, Tuan Candra. Saya menikahi Mela, otomatis dia sekarang adalah keluarga saya. Perbuatan anda yang merusak klab malam saya, itu mengganggu ketenangan keluarga saya. Saya tidak segan-segan dengan anda, meskipun anda mertua saya. Mela sekarang adalah tanggung jawab saya. Jadi ancaman anda tadi saya kembalikan pada Anda.." Raul mengucapkan itu dengan tenang, sambil melepaskan diri perlahan-lahan membuka cengkraman Candra pada kemejanya.

"Saya harap anda tidak mengusik lagi bisnis dan keluarga saya. Sekali anda berulah, anda akan hancur, tamat.." tandas Raul.

Raul merapikan kerutan yang tercetak pada muka kemejanya sebelum akhirnya beranjak untuk meninggalkan ruangan tempat mereka bertemu.

"Apa kamu mencintainya?" suara Candra terdengar sendu penuh keraguan, menghentikan langkah Raul.

Raul menengok ke belakang sebelum akhirnya menjawab "Ya, saya sangat mencintainya.." lalu melangkah tanpa pernah menoleh lagi.
****

A Love For UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang