Setelah melewati sepanjang minggu yang membosankan di rumah, akhirnya Senin itu Alena bisa kembali masuk sekolah. Berbeda dengan Valent dan Leo yang sepertinya tampak menikmati libur mendadak mereka, Alena justru bosan karena tak punya hal untuk dilakukan.
Meski ada hal bagus selama libur mendadak kemarin. Karena tak pergi ke sekolah, ia tak perlu bertemu dengan Valent maupun Leo. Bahkan ketika Alena bermain ke rumah Valent untuk menemui Eve, Valent tidak ada. Mama Valent memberitahu jika Valent lebih sering menginap di rumah Leo.
Namun, ketika Alena baru saja memasuki kelasnya, ia sudah bisa mendengarkan pikiran Leo berbicara padanya,
'Kalau bukan karena aku sama Valent, kamu pasti sekarang udah dikurung di rumah.'
Alena menahan diri. Ia bahkan tak menatap ke arah Leo ketika berjalan ke bangkunya. Leo kembali berbicara tentang Alena yang seharusnya berterima kasih pada Leo dan Valent, tahu itu hanya membuat Alena kesal. Laki-laki itu selalu kesal setiap kali Alena membantingnya, tapi ia selalu memberi Alena alasan untuk membantingnya.
Perhatian Alena pada pikiran Leo teralihkan oleh pikiran-pikiran ngeri murid-murid lainnya. Namun, bukan kasus pembunuhan yang mereka tahu. Mereka hanya tahu jika penjaga sekolah, Pak Wardi, meninggal di sekolah. Bahkan, ada rumor jika hantu Pak Wardi bergentayangan di sekolah.
Valent dan Leo yang tahu kejadian sebenarnya juga menepati janji mereka untuk tak mengatakan apa pun pada murid-murid lain. Meski pikiran kedua anak itu berbeda. Leo memang sejak kecil terbiasa dengan luka atau darah karena mamanya beberapa kali mengajaknya ke lokasi bencana untuk menjadi relawan. Dia bahkan bisa dengan tenang memeriksa denyut nadi Pak Wardi dalam keadaan seperti itu.
Namun, Valent ... dia tampaknya shock. Bahkan meski papa Valent sudah mengatakan jika itu bukan salah Valent, tapi Valent masih merasa bahwa ia bertanggung jawab atas kematian Pak Wardi. Alena setuju dengan papa Valent. Itu bukan salah Valent. Jika malam itu Valent nekat menghadapi pelakunya, dia bisa saja ....
Alena menggeleng, mengusir bayangan mengerikan itu. Di antara Alena, Leo, Eve dan Valent, memang Valentlah yang paling malas berlatih taekwondo. Jadi, kemampuan berkelahinya juga ... di bawah Alena dan Leo. Bahkan, sepertinya tidak sulit bagi Eve untuk mengalahkannya.
'Kenapa mendadak bawa-bawa Eve?' geram Valent.
Ups. Alena menyadari Eve topik yang sensitif bagi Valent. Apalagi setelah ia mendengar bagaimana papa Valent meledek Valent tentang Eve semalam. Alena bahkan tidak tahu jika Valent ....
'Hentiin semua pikiran gilamu tentang aku, atau aku bakal nerobos masuk pikiranmu.'
Ancaman Valent membuat Alena akhirnya memikirkan hal lain.
Yah, setidaknya, Berlian selamat. Dugaan petugas kepolisian, murid yang diduga bunuh diri itu memang meninggal karena tali gantungan, tapi si pelaku yang menggantungnya. Alena bahkan tak berani membayangkan, betapa ketakutannya ....
'Dan tolong jangan berisik sama pikiranmu.'
Suara tajam Valent membuyarkan bayangan mengerikan Alena yang berada di tali gantungan. Alena menarik napas dalam. Alena harap, polisi segera menangkap pelakunya. Karena, entah kenapa, Alena merasa tidak aman memikirkan pelaku itu masih berkeliaran.
Dia bisa saja kembali ke sekolah ini. Dia bisa saja ... mengincar Leo, atau Valent. Bagaimanapun ... pelaku itu sudah melihat wajah Valent dengan jelas. Namun, Alena tahu, kali ini papanya dan om-omnya akan melindungi mereka. Sekarang Alena mengerti, kenapa urusan orang dewasa, disebut urusan orang dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still, You (End)
Teen FictionMereka adalah musuh bebuyutan. Mereka saling membenci satu sama lain. Mereka pun saling bersaing satu sama lain. Hingga mereka sama-sama harus terjebak dalam kasus teror mengerikan di sekolah mereka. Alena yang keras kepala dan Leo yang tak bisa se...