"Kan aku udah bilang sama kamu tadi, harusnya kamu kasih handphone kamu sama aku, bukannya ngeliatin laptop kamu mulu"
Jawabku lebih sebel.*************************
Pagi ini, aku dan devan akan pergi ke lab. Sebenarnya sih, devan yang ada urusan, tapi apa salahnya aku juga ikutkan.Tapi kali ini, aku tak mau naik mobil tapi naik motor. sempat terjadi penolakkan darinya, tetapi aku sedikit 'bertingkah' merajuk. Lalu dia luluh kembali, mungkin devan sedang malas berdebat.
"Ayo" kata dia sambil melilitkan syal ke leherku. Aku pun mengangguk sebagai jawaban. Devan memakaikan helm ke kepalaku. Lalu dia menghidupkan motornya, aku pun ikut naik.
*********************
Ya ampun, naik motor pun Macet. Apalagi naik mobil, tanpa sengaja aku melihat ke arah mobil berwarna 6. Kaca mobilnya tidak tebal sehingga aku dapat melihat seseorang yang tak aku kenal memberiku kiss byee. Apa maksudnya cobak?Minta di hajar. Tapi aku diam sambil membuang pandanganku ke arah lain. Devan mengeratkan tanganku agar memeluk tubuhnya.
Apa dia melihat itu?
Jika iya, habislah aku. Pasti devan tak mau lagi membawaku naik motor, lagi.
Tak lama kemudian devan melajukan motor dengan sangat cepat.
Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya kami sampai di tujuan.
Aku turun dan membuka helm. Aku memberikan helmku pada devan. Dia hanya diam namun mengambil helmku dengan aura amarah atau cemburu.
Kemudian, dia menarikku masuk ke dalam lab. Betapa terkejutnya aku melihat orang orang yang ada di dalam lab ini. Begitu banyak.
Mereka semua sibuk dalam mengamati suatu objek yang mereka lihat. Devan mengambil tempat di meja utama paling depan. Sedangkan aku? Aku mengambil posisi untuk duduk di dekat devan. Aku menarik kursi kemudian memindahkannya ke samping devan.
Dari pada bosan lebih baik aku bermain handphoneku.
**************************
Huft, bosan. Sudah tiga jam lebih kami di sini. Devan sibuk dengan objek yang sedang dia amati. Sedangkan sibuk bermain game. Tapi kesibukan itu sirna, karena handphone lowbat.
Aku ingin meminjam handphonenya tapi dia kan sedang marah. Jadilah aku hanya mamandangnya.
Mungkin setelah sekian lama, akhirnya dia sadar jika aku sedang memgamatinya.
"Kenapa?" Tanyanya dengan wajah datar. Aku menatap handphoneku lalu menatapnya lagi. Aku sedang memberi kode kepadanya.
Jika handphoneku mati dan ku pikir dia cukup peka dengan itu. Dia memberiku handphonenya.
Kalau biasa orang bilang jika, suami takut jika istri membuka ponselnya berarti dia selingkuh.
Tapi devan, dia memberiku ponselnya dengan mudahnya. Berarti dia tak selingkuh.
Aku membuka aplikasi chatnya. Aku melihat banyak chat chat dari dosen dosen wanita.
Hmm, apa mereka tak tau jika devan sudah menikah dengan mahasiswinya?
Aku membuka chat dari dosenku yang bernama 'stella'.
"Pak devan, hari ini sibuk? Kalau tidak sibuk , bisa makan siang dengan saya? Ada yang mau saya katakan"
Wtf?
Dengan amarah, aku membuka chat dari dosen wanita lainnya. Walaupun devan tidak membalasnya tapikan... akusedikit cemburu.
Tanpa sadar ternyata devan tepat di belakangku berjarak 5 cm kira kira. Kepalanya ia condongkan ke depan untuk melihat apa yang sedang ku baca.
"Hehehe" aku tersenyum malu malu ketika ketahuan membaca chat dosen dosen gatel itu.
**********************
Halo!Maaf ya lama update. Makasih buat yang udah komen komen dia cerita aku. (Hanya untuk yang komen positif)
Lama update, karena lagi ujian. Maaf banget. Besok aja aku ada ujian. Tapi entah kenapa tiba tiba pengen nulis ini.
Sekali lagi makasih yang udah nunggu.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Salamku

KAMU SEDANG MEMBACA
The physchopath doctor
Romancewarning : belum di revisi, masih banyak pleonasme, kata kata alay. Seorang anak kecil sedang bercerita dengan temannya tentang impian mereka. Impian salah satu dari mereka. "Kalau aku, ingin punya pacal yang pocecif sama aku" 15 tahun kemudian...