Bab 6

48.1K 2.5K 10
                                    

Aku tersenyum. Lalu aku menatap devan yang sedang menatapku tajam. Ada apa?

***********************
Setelah mengenalkan devan ke keluargaku dan devan meminta restu untuk melamarku. singkat saja, orangtuaku dengan semangat merestui hubungan kami. Entah kenapa orangtuaku sangat berharap aku mendapatkan suami yang berprofesi seorang dokter juga. Mungkin, karena kaya? mungkin tidak untuk alasan itu, tetapi menurutku mungkin karena seorang dokter itu sibuk jadi pasangan yang cocok seorang dokter juga agar memahami kesibukan masing masing.

bosan hanya mendengarkan cerita mama yang bercerita tentang aku ketika masa kecil. Tanpa  sengaja aku melihat ke arah kakak sepupuku yang dari tadi hanya diam sambil mencuri curi pandang kepada devan. tak pernah berubah, wajah tetap cantik, tetapi kelihatan sombongnya. setelah lama-lama berbincang, suasana menjadi hening. semuanya sibuk dengan handphone mereka masing-masing. sampai suara tanteku yang datang dari dapur menghilangkan kesunyian.

"Fira kapan nikah?" Kata tanteku, fanya sambil membawa minum dari dapur lalu memberikannya kepada sepupu, kiki. 

"Cemana mau nikah, punya pacar saja tidak punya" kata tante nita yang merupakan ibu dari fira sambil mentap kearah devan. Apa maksudnya coba?

He's mine. Jelas-jelas kedatangan devan bersamaku kesini mau ingin meminta restu dari kedua orangtuaku. 

"Dila saja yang masih muda bisa dapat, masak kamu enggak bisa" kata tante nita lagi. Memang dari dulu, karena diantara anak-anak nenekku yang paling kaya adalah tante nita dikarenakan suami tante nita bekerja sebagai wakil kepala  di rumah sakit di aceh jadi mereka sombong dan tidak suka dikalahkan.

Aku melihat ke arah devan. dia terlihat biasa saja, sesekali dia melihat kearahku lalu memainkan handphonenya, mungkin karena dia tidak mengerti juga apa yang kami bahas sekarang. 

Aku berbisik ke mamaku untuk pergi mencari makanan dengan devan. Mamaku mengangguk tanda setujusambil memberi kunci mobil kepadaku lalu aku permisi kepada keluargaku. 

"Nenek, tante, om dila pergi dulu ya, mau cari makan" kataku sambil menarik devan untuk berdiri. Dia mengikutiku. Lalu kami keluar dari Rumah. Aku membuka garasi sebelah rumahku. lalu aku memberikannya kepada devan. kami masuk kedalam mobil lalu berlalu dari rumahku.

"Kamu kenapa sih?" Tanyaku sambil mengambil uang rupiah di dompetku yang tadi sudah ku tukar di bandara. 

Dia menoleh kepadaku, lalu dia mengelus kepalaku lalu fokus menyetir sebelumnya aku sudah memberikan arah tujuannya kepadanya. 

"Besok kita pulang ya , aku ada urusan mendadak" katanya tiba-tiba setalah beberapa saat kemudian. aku sedikit terkejut. aku belum menghilangkan jet lag ku, tetapi sudah akan pulang saja. 

"ada apa, apa ada hal yang membuatmu tak nyaman disini? jangan beralasan ada urusan mendadak, karena aku tau kamu sudah menyelesaikan urusan kamu sebelum pergi kesini" kataku dengan nada halus terdengar mendayu-dayu.

Dia meminggirkan mobil lalu memegang tanganku. kami saling menatap satu sama lain. 

"Aku tak suka pandangan remeh saudara-saudaramu, aku sangat mencintaimu dila" katanya lalu menarikku ke dalam pelukkannya.

"Aku juga mencintaimu, aku tak masalah sudah biasa tante fira seperti itu" aku membalas pelukannya, sehingga kami saling berpelukan dengan erat seolah-olah akan terpisahkan. aku merasakan debar jantungnya yang memicu sangat cepat tanpa sadar jika jantungku juga berdetak sama cepatnya.

"aku ingin sabtu ini kita melakukan akad nikah" katanya dengan posisi masih memelukku. aku hanya diam tanpa ingin membalas perkataannya.

setelah beberapa menit aku melepaskan pelukanku lalu kembali ke posisiku semula, karena ini membuat jantung tak bekerja dengan normal. Devan kemudian melajukan kembali mobil ke restoran.

******************
Setelah makan, devan memesan hotel untuk dirinya. Tak mungkin, jika dia menginap di rumahku, sedangkan dia masih berstatus calon suamiku. kalau di inggris tak peduli sudah menikah atau belum bisa saja sekamar dengan pria, tetapi di indonesia memiliki norma yang harus di patuhi. 

Aku pulang dengan menyetir mobil mamaku, lalu memasukkan mobil kembali kedalam garasi.

Aku ke lantai dua rumahku. Dulu sebelum aku pergi ke inggris, tak ada kolam renang, tetapi sekarang sudah ada. perubahan yang cukup bagus untuk kami. 

"Maaa" teriakku. Aku melihat mama sedang melihat berkas berkas entah apa.

"Eh anak mama udah pulang" kata mamaku. Aku mengangguk saja. Terkadang aku tak suka basa basi seperti ini.

Aku duduk di samping mama.

"Menurut mama cemana si devan?" Kataku dengan logatku.

"Yah, sepertinya sopan dan mapan" kata mama sambil mengedipkan matanya.

Aku tertawa pelan.

"kamu mencintainya?" kata mama serius sambil menatapku. apa mama merasakan jika aku sedikit ragu dengan hubungan ini.

"dia meminta kepada mama untuk melaksanakan akad nikah pada hari sabtu ini, awalnya mama kaget, tetapi mama melihat ada keseriusan dimata dan ada rasa cinta yang besar ketika ia melihat dirimu, mama tidak tahu bagaimana sikapnya kepadamu, tetapi mama ingin kamu memilih suami yang mencintai kamu dan menyanyangimu bukan hanya sekedar penghangat ranjang"


************
Haloha guys... thank you for your vote and your comment. I'm so glad now.

********juli

The physchopath doctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang