"Air mineralnya dua" kata devan. Pramugari itu meletakkan air mineral yang kami minta lalu dia berlalu dari hadapan kami.
******************************
Aku menatap keluar. Pemandangan awan putih terasa sangat indah dimataku. Dulu ku pikir, awan itu bisa di pegang atau bisa di jadikan tempat tidur. akan tetapi, setelah aku masuk sekolah dasar semua pemikiran itu hilang Karena, dari logikanya , kalau awan itu bisa jadi tempat tidur. Kenapa bisa ada pesawat jatuh?
Kalau mengingat waktu masih kecil. Kadang suka tertawa sendiri. Kok bisa ya aku bodoh banget.mungkin bukan bodoh, tetapi polos.
Aku mengedarkan pandanganku ke devan yang sedang duduk di sampingku. Aku melirik ke arah yang sedang ia tatap. Ternyata, dia sedang melihat laporan tentang pasien.
"Kenapa dengan dia?" Tanyaku sambil melihat kertas yang sibuk ia baca tanpa sadar jika aku sedang melihatnya juga. Dia sedikit terkejut kemudian seperti sikap tak terjadi apa apa.
"Hmm, apa gadis ini terlihat cantik?" Katanya yang membuatku sontak memudarkan senyum di wajahku.
"Kenapa? Kau menyukainya?" Tanyaku datar sambil memosisikan tubuhku ke arah yg lain.
"Hei, kenapa kau marah?" Katanya sambil membalikkan tubuhnya ke hadanpannya lagi.
Aku masih tetap diam. Aku cemburu.
"Sayang, aku tak ada apa apa dengan dia, sungguh" katanya, aku menatapnya dengan tatapan tajamku.
"Lalu ngapain bertanya tentang dia?" Entah kenapa tiba tiba air mataku ingin keluar. Kenapa aku cengeng sekali? mungkin aku akan datang bulan.
Dia tertawa pelan. "Aku senang kalau kamu cemburu, berarti kamu mencintaiku"
Hangat, hatiku menjadi hangat ketika dia mengatakan itu. apa dia begitu mencintaiku? apa selama ini terlalu menganggapnya berlebihan dengan perhatiannya kepadaku.
Aku meletakkan kepalaku di dada bidang miliknya. mungkin aku akan mencoba untuk menikmati hubunganku.
***********************
Setelah take off, aku langsung memesan taksi menuju kerumahku. namun, devan masih sibuk menelepon seseorang.
"Ke alamat ini ya pak" aku memberikan kertas yang berisi alamat rumahku.
Di dalam mobil devan masih tetap berbicara dengan yang menelpon tadi.
Aku membuka kaca mobil dan menutup mataku sembari menikmati sejuknya angin yang menerapa wajahku,
Aku merindukan suasana di daerah asalku. Tak pernah terbayangkan ketika aku bisa menetap di inggris. I think, that's cool.
*************
Setelah menempuh perjalan sekitar satu jam dari bandara ke kota. Akhirnya kami sampai juga di tujuan, aku melihat sebuah mobil terpakir di depan rumahku.Aku datang di saat yang tak tepat. Itu mobil sepupuku. Aku sangat tak menyukainya dan dia juga tak menyukaiku. Dia juga seorang dokter. Dia lebih tua dariku sekitar delapan tahun.
Devan memeletakkan tangannya dia pinggangku. lalu kami berjalan memasuki rumahku.
"Ehh adek" kata nenekku. Di dalam ruang tamu ada sepupuku lima orang, tanteku, omku, sepupuku, mama, nenekku dan ayahku.
Semuanya melihat ke arahku. Aku tersenyum canggung.
"Ayoo masuk" kata mamaku ketika meihat devan. Devan mengganguk dan menyalami para orangtua yang ada di rumahku. Lalu dia duduk di sofa dekatku yang sedang berdiri.
Aku mencium mamaku dan ayahku. Sebenarnya aku ingin sekali memeluk nenekku tapi jarak ke sana harus melewati 'nenek lampir' itu.
"ini siapa dek? wajahnya tampan sekali" Kata nenekku menggunakan bahasa indonesia yang tentu saja tak dimengerti oleh devan.
Aku tersenyum. Lalu aku menatap devan yang sedang menatapku tajam. Ada apa?
***********************
Halohaa!!!! Makasih bgt udah ngevote cerita gaje ini. Makasihh banget maaf yang baca cerita ini rada rada 'apaan sih authornya'🦄🦄🦄🦄🦄 juli
Thank you & byee

KAMU SEDANG MEMBACA
The physchopath doctor
Romancewarning : belum di revisi, masih banyak pleonasme, kata kata alay. Seorang anak kecil sedang bercerita dengan temannya tentang impian mereka. Impian salah satu dari mereka. "Kalau aku, ingin punya pacal yang pocecif sama aku" 15 tahun kemudian...