Tiga Puluh Sembilan "Ikhlas--The end--

51 7 0
                                    

Aku tersadar bahwa caraku membencinya itu hanya akan membuat luka menjadi lebih berasa. Hingga aku membuka blokiran pertemanan Facebook aku dengan Galang lagi.

Ini Liburan akhir tahun. Biasa nya aku bahagia karena Galang pulang dan ada dirumah, namun bedanya pulangnya Galang kali ini untuk perempuan nya yang baru, meski sampai saat ini aku tidak tahu wajah sekalipun nama nya perempuan itu.

                           🍀🍀🍀

Galang mengirimi permintaan pertemanan padaku lagi di Facebook. Dan Follow aku lagi di instagram, dari postingan nya wajahnya terlihat lebih bahagia dan aku sedang merana  melihat kebahagiaan mereka yang tidak aku inginkan.

Kami Dm man  di instagram

"Kamu sehat ni?" Dan itu pertanyaan yang seperti tanpa rasa bersalah yang ia tanya padaku
"Sehat ka"
"Nih nomer wa kaka 08**********"
"buat apa?ngapain aku nge wa"
"Barangkali butuh ni,mana wa kamu?"
"Nih 08**********"

Niatku adalah memperbaiki keadaan agar aku benar-benar mengikhlaskan kepergian Galang itu dengan berteman dengannya saja, dan whatsapp ku berbunyi lagi

"." pesan dari Galang untuk mengetest
"Aktif" Balasku

Galang berubah kali ini dia berbeda biasanya Galang tidak pernah mengirim voicenote karena tidak percaya diri.

"Ada dimana ni? Kaka mau ke rumahmu buat nagihin uang patungan tenda" Rekaman suaranya yang terkirim untukku
"dirumah".

Aku kira Galang tidak akan menemuiku dirumah dan aku yang sedang memainkan handphone sambil berbaring diatas kasur tak bisa menahan kantuk di pagi ini hingga aku tertidur.

"Ni... Bangun ada temennya cowo" suara Mamah yang membangunkan tidurku
"Hah?siapa mah"
"itu keluar aja"

Ternyata Galang dan ketiga temannya sudah tersenyum didepan teras rumahku, yang cukup membuatku kaget karena orang yang sudah membuatku hampir gila karena cinta ada dihadapan mataku, apalagi keadaanku yang baru terbangun.
"sini ka. Masuk"
Aku tidak berani menatap matanya yang ada hanya canggung saja

Galang pulang dan aku masuk kembali ke kamar dan menitihkan air mata lagi karena Rindu keadaan biasa kami berdua yang tidak seperti ini sebelumnya.
Malam selepas Galang bertemu denganku pagi tadi kami berteman baik kembali karena kami saling voicenote di whatsapp namun ini beda. Ini tidak lagi dengan hati melainkan perasaan yang tak lebih dari seorang teman.

Aku memang mungkin ditakdirkan oleh Allah swt hanya sebatas teman dengan Galang, Tidak lebih. Dan aku harus ikhlas menerima takdir perjalanan cinta aku dan Galang.

"Kita teman ka Galang. Tidak boleh lebih lagi"
Aku mengikhlaskan hatiku lagi dan aku mulai terbiasa dengan keadaan sakit hati hingga semua sudah ku anggap biasa saja.

Dan kini aku sedang didekati para lelaki yang dahulu sempat menyukaiku namun terhalang oleh adanya Galang.

~aku sudah tersenymum melepasmu

------------------------The End------------------------

PROBLEM? Or LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang