Jungkook tengah sibuk-sibuknya menyalin tugas milikku, ia lupa jika si guru killer Choi Dam memberi tugas rumah. Bisa habis ia lari keliling lapangan kalau sampai kepergok tidak mengerjakan tugas. Kemudian dengan putus asa ia memelas padaku untuk diberi contekan. Bukan karena ia sahabatku maka aku berikan contekan, tidak pernah selama bertahun-tahun aku memberikan contekan padanya. Maka dari itu ia sering marah karena aku tak mau membantunya. Namun, hari ini aku memberinya pengecualian, aku kasihan melihatnya harus dihukum terus-menerus saat pelajaran Choi Dam. Toh, nanti aku paksa dia untuk ikut belajar bersamaku.
Hal yang aku sukai dari Jungkook adalah sikap ramah dan perhatian yang ia miliki, itu hanya ia lakukan padaku saja. Beberapa teman sekelas bahkan begitu cemburu melihat kedekatan kami, dan aku senang saat mendengar beberapa rumor yang tersebar jika aku dan Jungkook berpacaran.
"Berapa menit lagi? Kok, ini rumusnya panjang banget, sih."
"Kerjamu hanya menyalin, tapi protes terus. Sudah tulis saja tahu-tahu nilaimu nanti bagus. Tapi jangan terlalu kentara menyonteknya, kau tidak mau sampai ketahuan oleh Choi Dam, kan?"
Dia lagi menghela napas.
Pintu kelas terbuka, murid-murid yang tadinya begitu gaduh kini tertib tak menimbulkan suara sedikit pun. Wajah Jungkook pucat, ia belum selesai menyalin.
Namun, ternyata yang datang bukanlah Choi Dam seperti yang di jadwalkan, melainkan adalah Park Hyesu yang merupakan wali kelasku. Yang menarik banyak perhatian saat ini adalah hadirnya sosok perempuan di samping Park Hyesu. Dipastikan dia adalah murid baru yang ramai dibicarakan.
Aku bersikap biasa saja, mungkin karena sama-sama perempuan jadi tidak bersikap belebihan seperti yang dilakukan oleh teman-teman lelaki sekelasku. Namun, Jungkook pun ikut-ikutan bersorak-sorak dan mengajukan banyak pertanyaan yang tidak penting. Kasihan murid baru itu, ia terlihat tidak nyaman. Seketika saja perasaanku mulai tak keruan. Hanya saja aku tahu, aku sama sekali tak punya hak untuk cemburu.
"Wah, luar biasa cantik sekali, sepertinya aku jatuh cinta pada Jisoo," celetuk Jungkook seraya tangannya terus-terusan menyenggolku.
"Berisik, aku menyuruhmu untuk fokus sekolah, kan? Lagi pula pacarmu itu sudah banyak, mau menambah koleksi lagi? Mau dipajang di mana lagi? Kau itu sudah punya 5 Iphone hanya untuk menggoda, nanti mau beli satu lagi khusus buat Jisoo?" gerutuku kesal.
Lelaki dengan bola mata khasnya yang berwarna coklat itu hanya bisa nyengir, menggaruk-garuk kepala yang tak gatal. Sindiranku tak mempan sama sekali.
"Yang itu, kan, hanya gebetan. Aku berniat menjadikan Jisoo ini sebagai pacar sungguhan. Ini serius Ny. Bae, coba saja kau pegang dadaku. Rasanya jantungku berdetak secara berbeda."
Tanpa diduga, ia menarik tanganku dan meletakkannya di atas dadanya yang bidang. Ia menyuruhku untuk mendengar detak jantung yang ia rasakan berbeda dari biasanya. Aku lantas menariknya cepat, aku tidak ingin mendengarnya lagi.
"Aku mau belajar. Jadi, berhenti menggangguku."
Aku pun berfokus pada buku yang ada di atas meja, tidak ingin melanjutkan pembicaraan yang sesungguhnya begitu mengangguku. Hanya saja Jungkook menyikapi dengan bercanda, dia tidak menganggap peringatanku dengan serius. Lalu kini ia malah merebut buku yang tengah kubaca.
"Choi Dam tidak masuk, tidak belajar sekali tidak rugi. Lagi pula Ny. Bae, kau itu sudah pintar. Sekarang sebaiknya kau dengar curhatanku saja, ini sangat langka ketika aku serius jatuh cinta pada seorang perempuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Friend "I LOVE YOU" - JJK [END]
Fanfiction"Selalu ada kata yang tak akan pernah dapat disampaikan pada siapa pun, sebuah kalimat yang hanya tertulis dalam nisan hati. Bagiku cinta untuk Jungkook tidak akan pernah sampai kepada dirinya, kepada hatinya." Bae Joohyun Lihat trailernya di youtub...